02

375 43 11
                                    

*chapter awal-awal akan fokus ke akaashi dulu jadi maaf huwee kalo bokutonya cuma muncul cuma secuil 😭😭


sorry for typo

happy reading

❁-❁❂-❂

05.30

Akaashi sudah bersiap-siap dengan seragam sekolahnya dan tak lupa tas hitam yang tertenteng jalas tepat di bahu kanannya. Entah apa yang membuat dia berangkat sepagi ini. Namun yang jelas tujuannya adalah merahasiakan bahwa dia beta dari senpai sekaligus orang yang telah membuatnya jatuh cinta, Bokuto koutaro.

Tangannya lekas mengambil bento yang sudah ia siapkan sendiri pagi-pagi tadi lalu memasukkannya kedalam tas hitam miliknya. ia berjalan lalu terduduk sambil memakai sepatu hitam legamnya. setelah selesai ia pun mengangkat tubuh jenjangnya dan sesekali menoleh kembali ke arah belakang, mengecek apakah ada yang tertinggal di dalam sana. ia sedikit terdiam mencoba mengingat kembali apa yang harusnya ia lakukan namun tak berselang lama ia sedikit tersentak lalu mengecek kembali isi saku celananya. 

Tangan itu merogoh secara kasar mengacak-acak isi saku celana tersebut. tak berselang lama akaashi kembali tersentak untuk kedua kalinya, setelah ia akhirnya menemukan sebuah kertas yang harusnya ia sembunyikan dari seseorang. ia membukanya lalu menghela nafas lega. ia pun kembali membuka tasnya dan memasukkan kertas putih yang terlipat ditangannnya itu ke lipatan-lipatan buku pelajarannya agar tersembunyi dengan sempurna.

Ia kembali merapikan sepatunya dan mulai berjalan meninggalkan rumah yang ia tinggali bersama kedua orang tuanya sejak kecil itu. 

Flashback

*KRINGGG*

"haHHHH! Siapa yang menelephone tengah malam seperti in?" gerutu akaashi yang baru saja terbangun dari tidur di atas meja belajarnya. ia menyipitkan matanya tak nyaman karena rasa kantuk yang masih marajamnya . ia berjalan ke meja nakas di samping tempat tidur nya diimana asal suara deringan itu terdengar. 

Dengan nyawa yang masih sedikit akaashi memaksa tubuhnya secepat mungkin mengangkat telephone kecil miliknya yang sedari tadi berdering tanpa henti  membuatnya kesal setengah mati karenanya. ia membuka telephone lipat itu perlahan, mencoba melihat siapa gerangan yang menelephonnya tangah malam begini.  yang pasti bukan orang tuanya, mungkin.

Namun ternyata ia salah.

"ayah??." jawab akashi malas

"moshii-moshii, oh keiji akhirnya kau menjawab  juga haha!" seru orang dibalik telephonne itu yang tak lain dari yang lain adalah ayah akaashi sendiri. akaashi menghela nafas kasar menatap nanar pada pemandangan lantai di bawahnya.

"Kenapa kalian menelephone dan sejak kapan kalian keluar?, kenapa tak membangunkanku tadi" celutuk akaashi bertanya tanpa menyisakan jeda didalamnya. ayah akaashi hanya bisa terkekeh melihat anaknya yang mungkin tak nyaman dengan hal yang dialaminya tadi.

"Aku ada meeting di luar kota dan ini mendadakkkkk sekali maafkan kami berdua yah akaashi, sebenarnya kami juga tak tega melihat dirimu tertidur dengan pulasnya di meja belajar setelah insiden tadi" jelas ayah akaashi tak kalah lebarnya.

Akaashi sontak mengernyitkan dahinya bingung.

"lalu kenapa kau harus membawa oka-san? apa jangan-jangan kalian mau membuat adik tanpa seijinku?" ucap akaashi yang kini sepenuhnya sadar atas kendali di handphonnya itu. ayah akaashi terperanjak kaget takala ia mendengar itu dibalik telephonya seraya menatap lebar-lebar istrinya yang tenang duduk di sofa kamar tempat ia dan istrinya menginap. "sudahlah jangan berbohong padaku, alasan meeting mendadak itu hanya sebuah kedok agar kalian bisa menghabiskan waktu bersama tanpa di ketahui olehku kan?" tebak akaashi malas dan sayangnya itu benar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the person i love ]{ akaboku }[Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang