꒰ 03 : 𝒂𝒍𝒂𝒔𝒂𝒏𝒎𝒖 ˎˊ-⁣

283 38 88
                                    

- 𑁍 - ༄ - 𑁍 -

"Jadi Sanemi, apa alasanmu berantem dengan Karma?" iris mata Kanae mengintimidasi iris mata Sanemi.

Sanemi menghela nafasnya, sebenarnya cowok itu malas untuk menjelaskan. 5 menit kemudian, cowok itu pun mengatakan alasannya "Kan udah gue kasih tau dia gak sopan sama senior"

Kanae tak terima alasan dari Sanemi "Ya, gak sopannya kenapa? Karma bully kamu?" matanya mengatakan alasan Sanemi terlihat sepele.

"Haah, dia manggil senior pake woy kan gak sopan" Sanemi memutarkan kepalanya ke arah samping, menghindari kontak mata.

"Sanemi, ini terlalu sepele kenapa kamu besar-besarin si? Biarin aja Karma, kamu jadi keliatan babak belur gini kan" tangan Kanae mengangkat lengan Sanemi.

"Tch" Sanemi menepis tangan Kanae yang sedang memegang lengannya.

Mereka berdua sedang berada di rumah Sanemi. Sanemi memang memiliki seorang adik, tapi adiknya sedang kerja kelompok di rumah temannya. Orang tuanya? Sedang keluar kota, dan tinggal lah mereka berdua di sini.

"A-aku akan membikinkan mu teh, dapurmu di sebelah mana?" Kanae berusaha agar tak memperkeruh suasana di antara mereka berdua.

"Lo kan tamu nya, harusnya gue yang bi-" ucapan Sanemi terpotong dengan ucapan Kanae. "Kan kamu ada yang luka, aku aja. Kamu duduk di sofa aja" mata Kanae melotot agar Sanemi duduk saja dan ia yang membuat teh.

Tak ingin berdebat lagi, akhirnya Sanemi duduk di atas sofa di ruang tamu dan memberi tahu ke Kanae arah ke dapur.

15 menit kemudian, Kanae kembali dengan tangan memegang nampan yang berisi dua gelas teh.

Setelah menaruh di atas meja, Kanae ikut duduk di samping Sanemi. Keduanya meminum teh yang dibikin Kanae.

"Luka mu, itu kena apa?" Kanae melihat luka-luka yang ada di tubuh Sanemi.

"Kecelakaan ngejar maling, malingnya nyuri di rumah tetangga. Pas gue kejar dia kabur naik motor, terus nyerempetin gue yaudah ini penuh luka semua" jelas Sanemi panjang lebar.

"Eh? Masa sampe semuanya terluka begitu?" Kanae mengubah posisi duduknya, menghadap ke Sanemi."Gak, gue males ngomongin" balas Sanemi singkat.

"Ah, mumpung aku di sini. Apa ada materi yang tidak kamu paham? Barangkali aku bisa membantu mu" ajak Kanae sambil mengambil tas nya.

"Mungkin trigonometri" kata Sanemi sambil membuka buku matematika miliknya.

Setelah 1 jam dijelaskan oleh Kanae, Sanemi pergi ke toilet sebentar untuk cuci muka. Sanemi membutuhkan waktu 10 menit di toilet kemudian cowok itu kembali lagi ke ruang tengah dimana ia dan Kanae belajar tadi.

"Kana-e" di akhir panggilannya, Sanemi mengecilkan suaranya. Karena Kanae tertidur di atas buku 'Mungkin dia kelelahan' pikir Sanemi.

Saat Sanemi ingin menaruh jaket di atas pundak Kanae, Kanae terbangun. "Ah, maaf aku ketiduran" katanya.

"Eng, kamu pulang aja. Ntar di cari sama adek dan ortumu" ucap Sanemi.

"Ah iya, kalau begitu aku pulang dulu ya" Kanae pamit untuk pulang.

"Gue anter" kata Sanemi. "Gak usah, rumahku jauh, nanti kamu capek baliknya" balas Kanae.

"Udah gpp, gak baik anak cewek sendirian di malem hari" Sanemi dan Kanae keluar dari rumah.

Dari kejauhan nampak Genya sedang berjalan ke arah rumahnya. Genya melihat kakaknya berdua dengan seorang cewek 'Abang punya pacar?!' pikirnya.

"Baaang, jangan di bawa kuncinyaaa" Genya berlari ke arah Sanemi, matanya melirik cewek itu. Kanae Kocho, ratu ICS. Untuk sesaat, Genya terkejut. Tapi, ia berusaha untuk menormalkan ekspresi dan pikirannya.

"Nih kunci" Sanemi menyerahkan kunci rumah dan pagar ke Genya. "Bang Nemik mau kemana?" tanya Genya.

"Nganter dia" jempol Sanemi mengarah ke Kanae. Kanae hanya tersenyum singkat ke arah Genya.

"HEH?! K-kak Kanae p-pacar abang?!!" Genya sungguh terkejut, walaupun Sanemi belum menjelaskannya. "Diam mulutmu, dan masuk ke rumah" perintah Sanemi.

"Kasih tau saja pada Genya, Sanemi~" Kanae membuka suaranya juga. "HEH?!" Genya semakin terkejut.

"Haaah, udah tau kan! Sana masuk!" perintah Sanemi tegas. Genya langsung masuk ke dalam rumah.

"Ayo buruan, keburu malem banget nanti" Sanemi sedikit menyuruh Kanae agar segera pulang.

"Hihi, tadi ketauan lho kalau kamu tu tsundere. Liat! Pipimu saja memerah lhoo~" goda Kanae.

Sanemi menahan sedikit umpatannya pada Kanae. Mungkin ia sedikit merasa pipinya memerah (?). Entahlah, ia pun merasa bingung.

"Ah, sudah sampai! Terima kasih Sanemi sudah mengantarku, padahal rumaku jauh dari rumahmu" tak terasa jalan ke rumah Kanae memakan waktu sekitar 30 menit.

"Eh? Kanae?" panggil seseorang.

"Ah, Douma! Apa yang sedang kau lakukan malam-malam ini?" Kanae sedikit berbasa-basi.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu Kanae. Lo yang ngapain ke sini, macan salah habitat" tatapan Douma sangat sinis ke Sanemi. Sanemi juga menatap cowok berambut ke silver an itu dengan sinis.

"Ah, sudah-sudah. Tadi Sanemi hanya mengantarku saja kok Douma" Kanae berusaha sedikit melerai mereka, agar tak berantem di malam hari begini.

"A-aku masuk saja kalau begitu. Selamat malam! Kau bisa pulang Sanemi" Kanae membuka pagar rumahnya. Sebelum itu, ia sedikit melirik ke mereka berdua. Douma sudah masuk ke rumahnya, dan Sanemi sedang berjalan ke rumahnya.

.
.
.
.
.

p

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

p.s : bagi yg bingung, Kanae dan Douma itu tetanggaan

❝𝐖𝐇𝐈𝐓𝐄 𝐓𝐈𝐆𝐄𝐑、 さねかな❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang