V

670 129 13
                                    

Melainkan naik bus lagi Seungmin meminta pada Jeongin untuk berjalan saja, ia tidak ingin melewatkan sedikit pun tempat di Bond Street.

Setelah kejadian di restoran tadi Jeongin lebih diam dari sebelumnya. Sementara Seungmin terus-menerus memaki dirinya dalam hati. Ia akan memperbaikinya.

"Kita bisa ke Moulsham street dulu gak sih?" Tanya Seungmin

"Kalo lo mau kaki lo putus. Silahkan balik lagi kesana" jawab Jeongin sedikit ketus

Seungmin menghentikan acara memotretnya, memasukkan kedua tangannya kedalam mantel. Sesekali menatap yang disebelahnya, entahlah hanya suka.

"Lo tau? Gue cuma dikasih waktu 7 hari disini. Suatu keberuntungan bisa bareng lo di 2 hari pertama ini"

Seungmin itu cerewet. Jeongin saja heran kenapa Seungmin tidak ada habisnya berbicara ataupun bertanya. Ia tidak yakin Seungmin seperti ini karena pekerjaannya. Pada dasarnya yang bermarga Kim itu benar-benar tidak ada habisnya berbicara.

"Intinya lo mau selama 7 hari itu gue bantu lo?" Kata Jeongin

"Well, ya. Tapi gak cuma buat bantu rasanya kayak gue manfaatin lo padahal cuma pengen bareng aja" jelas Seungmin

Jeongin perlu mencerna kembali perkataan Seungmin, kenapa Seungmin bersikap seperti itu padanya. Sedikit terkejut saat menoleh Seungmin sudah tidak ada di sebelahnya, mata Jeongin mencari di setiap sudut tempat. Toko dekorasi, disana ternyata Seungmin berada.

"Jeong liat ini! Anak anjingnya gemes banget mirip gue" ucap Seungmin yang sangat excited walau hanya melihat dari luar kaca.

"Lo... Jangan gini lagi."


Seungmin kebingungan "huh?"

"Lo ngilang tadi. Gue panik —udahlah" lanjut Jeongin

Tangan Seungmin ditarik gitu aja sama Jeongin bikin Seungmin makin bingung. Melanjutkan langkah sambil bertautan tangan.

"Padahal gue cuma mau liat anak anjing punya penjaga tokonya doang" gumamnya

"orang Chelmsford benci anjing" ucap Jeongin

"O-oh gue gak tau. Gue cuma tau orang Chelmsford itu ramah pada kaum pelangi karena mereka punya club—"

Jeongin menghentikan langkahnya membuat Seungmin menubruk punggung Jeongin.

"Lo mau nulis itu di artikel lo nanti? Gak penting" kata Jeongin tiba-tiba

Melepaskan tautan tangan mereka, Jeongin melangkah lebih dahulu.

"Lagipula tempatnya udah lama tutup" lanjut nya

"Loh, o-oke" respon Seungmin


『 🦊🐶 』

13:00

Stasiun Great Eastern Main Line, mereka ngambil jurusan ke pusat kota siang ini. Keadaan stasiun sangat ramai dan berisik hari ini mereka sendiri tidak tahu kenapa, apa sudah masuk libur panjang?

"Bakal berapa lama?"  Tanya Seungmin

"35 menit kira-kira" jawab Jeongin

Sepanjang perjalanan Seungmin hanya menatap ke luar jendela kereta. Sesekali melontarkan pertanyaan atau hal-hal yang ingin ia bicarakan dengan Jeongin.

Mulai dari hal kecil seperti, pengalamannya saat masih masa sekolah di Jepang dan bertanya pada Jeongin apakah ada kesamaan.

"Kalo semasa sekolah di Jepang gitu, sama aja gak sih kalo di London?"

"Menurut gue sendiri, beda. Pengalaman orang semasa sekolah beda-beda"

Oke baiklah Jeongin terlalu realistis. Apa dirinya tidak ingin mengingat masa-masa indah saat bersekolah. Jeongin menghindar untuk bercerita.

"di pusat kota nanti lo, ada rekomendasi tempat? Yang sekiranya wajib banget gue datengin" Seungmin bertanya lagi dengan topik yang berbeda

"Semua tempat disana bagus. Gue gak yakin harus rekomendasiin yang mana"

Jujur, sebenarnya Seungmin hanya basa-basi belaka. Pertanyaan yang ingin lontarkan sebenarnya adalah


"Udah sampe nanti apa lo bakal tinggalin gue?"

Daripada terus mengganjal Seungmin memutuskan untuk langsung bertanya. Jeongin menatap yang didepannya sekilas, kali ini mereka memang duduk berhadapan.

Sedikit gelisah karena Jeongin belum juga menjawabnya, Seungmin mengetuk-ngetukkan kakinya pelan.

"Ya."

Tidak ada pembicaraan lagi setelahnya. Rasanya ada yang aneh. Sudah berapa lama mereka di dalam kereta? Ini terlalu lama untuk 35 menit.

Jeongin melihat jam yang bertengger ditangannya. Sudah 1 jam lebih. Dengan gesit ia mengecek kembali karcis yang berada di kantongnya, beruntung tidak terbuang.

"Kim, kita salah kereta"

Mentari mulai turun keduanya terdampar  di Colchester. Jeongin menghampiri loket, berencana membeli karcis untuk jurusan ke pusat kota. Sial, keretanya sudah berangkat 10 menit yang lalu.

"Jadwal kereta selanjutnya jam 7 malem" ucap Jeongin sambil menghampiri Seungmin

Seungmin membelakkan matanya "kok jadi puter-puter gini"

"Mana gue tau. Lo tau sendiri tadi rame. Ada kecelakaan kecil di stasiun Chelmsford yang mungkin gue gak sadar"

Jeongin hembus nafasnya kasar. Memijat keningnya, "mungkin memang dari awal seharusnya lo gak minta bantuan gue"

"Sorry, kayaknya lo harus lanjut sendiri"

Seungmin menatap bingung ke arah Jeongin, "maksud lo?"

"Maksudnya cukup sampe disini, Kim"

"Sorry, udah berantakin semua rencana lo" Jeongin menatap balik Seungmin sebelum bangkit dan melanjutkan langkahnya tanpa Seungmin.


Seungmin menggigit kuku jarinya, rencana memang sudah jauh dari kata melenceng saat ia bertemu Jeongin. Jeongin tidak salah, ini keputusannya sejak awal. Tidak ada yang salah disini.

Sebelum Jeongin kian menjauh Seungmin menyusul dengan langkah cepat. Menahan tangan Jeongin, tidak di genggam. Hanya menarik pelan jaket yang Jeongin gunakan.

"Gue gak peduli. Seenggaknya sampe pusat kota, gue pengen bareng lo"

『 🦊🐶 』

V for votment please hehe:D



11:11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang