Pagi ini aku terbangun dari tidurku karena cahaya matahari yang memantul dari kaca balkon masuk kekamarku, ini aneh perasaan tadi malam tirai balkon kamarku sudah di tutup tapat dan juga kenapa kamarku sudah bersih tidak berantakan lagi? Bahkan baju kotorku yg ku simpan di kursi belajar sudah hilang entah kemna.
Siapa yang masuk kerumahnya? Tidak mungkin jika ayahnya! Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai sampai tidak memperhatikan anaknya.
"Siapa yang datang pagi pagi ini? Dan siapa yg membereskan kamar gue?" Tanya dia pada diri sendiri.
Dia terus menebak nebak tanpa ada niatan untuk mengecek ke lantai bawah yang sedikit berisik lebih tepatnya dari arah dapur, karena terdengan suara orang sedang memasak.
"Ini jam berapa sih?"
Dia mengambil hpnya yg ada di bawah tempat tidur dan ternyata sekarang sudah jam 8 pagi tapi dia baru bangun? Sampai ketinggalan shalat subuh? Gila ini benar benar gila kenapa tidak dibangunkan jika ada orang dirumahnya Selain dirinya?
Tiba tiba saja...
Clek....
Pintu kamarnya terbuka dan menampakan sosok pria tinggi dengan model baju ala anak muda di korea, sudah tertebak bahwa dia adalah....
🌿🌿🌿
AYAH! Iyh dia ayahnya tapi bagaimana mungkin ayahnya ada di indonesia tepatnya dirumah ini? Sungguh dirinya masih bingung dengan keadaan ini.
"Jifki kamu udah bangun ternyata." Kata kai sambil berjalan mendekat kearah anaknya yg memandangnya heran.
"Ayok bangun ayah mau ajak kamu kesuatu tempat tapi kamu harus rapin dan wangi dulu! Sana mandi abis itu kita langsung berangkat." Kata Kai sambil mengelus surai halus putranya yg sudah memanjang.
Jifki memandang ayahnya dengan tatapan polos dan bingung. Kesal ayahnya sudah 1 tahun ayahnya tak kembali setelah kedua orang tuanya berpisah. Jifka kecewa pada ayahnya yg tidak pernah memikirkan dirinya dan sekarang secara tiba tiba dia datang disaat sang ibu baru saja meninggalkannya untuk selamanya.
Kecewa? Tentu sangat kecewa jifki ingin marah tapi tak tau bagaimana caranya, jifki tidak pernah marah sampai eluapkan emosinya. Dia hanya akan diam dan menangis untuk melepaskan emosianya.
"Kenapa liatin ayah kaya gitu hmm? Jifki marah sama ayah yg gak pernah ngabarin jifki setelah hari itu?" Tanya kai dengan tangan yg masih mengelus rambut hitam lembut anaknya.
Seperti sedang dikendalikan oleh seseorang, jifki mengangguk pelan dengan mata menatap wajah tampan dan selalu ia rindukan akhir akhir ini.
Kai tersenyum melihat anggukan anak polosnya itu. Sungguh ada rasa bersalah telah menerima keputusan mantan istrinya yg ingin pisah karena suatu masalah, serta terpaksa meninggalkan anak yg begitu polos namun sangat dewasa.
"Maafin ayah ya? Jifki mau maafin ayah kan? Ayah terpaksa sayang bunda kamu yang memintanya. Jifki masih fasih bahasa korea gak? Atau jifki udah lupa?" Kata kai sambil merangkul anaknya.
"Jifki maafin ayah! Jifki gk punya siapa siapa lagi kalau jifki gk maafin ayah nnt jifki tinggal sendiri disini. Jifki kangen ayah tapi bunda gak pernah ngasih jiji hp kalau selain pulang sekolah sampe makan malam. Jiji gk tau no ayah kata bunda ayah pergi ke korea setelah hari itu. Ayah gak tau kalau jiji nangis pas ayah gak mau peluk jiji waktu di parkiran itu. Jiji pengen ayah sama jiji lagi! Jiji iri sama kak Melvin yg selalu diajak jalan jalan sama om seokjin setiap pulang ke indonesia.... hiks ... jiji kangen ayah pokoknya... hiks ..." nah kan udah kai tebak kalau anak polosnya ini pasti nangis. Untung udah persediaan dari pas nyampe.
KAMU SEDANG MEMBACA
*DREAM*
Teen Fiction"bawa aku pergi! biarkan aku bersamamu! Jemput aku!" antara pergi dan kembali, dua pilihan yang sangat sulit baginya otaknya tidak bisa memikirkan pilihan itu. namun pada akhirnya aku akan memilih ...... penasaran? mari ikuti^^