Tak lama All Might kembali menanggapi, "baiklah terima kasih penjelasannya. Tapi sebenarnya aku punya penawaran untuk kalian. Aku sudah membicarakan ini dengan pihak kepolisian dan pihak sekolah."
'Penawaran?'
Naruto dan Sasuke kompak membatin.
.
.
.
"Penawaran seperti apa?" tanya Naruto yang ditujukan pada All Might.
Pro-hero nomer satu itu menatap Naruto sejenak lalu menjawab, "aku akan terus terang saja, kalian masih berada di bawah pengawasan pihak kepolisian. Jadi, untuk sementara supaya lebih aman aku menawarkan kalian untuk masuk ke sekolah UA. Awalnya aku berencana memasukkan kalian ke kelas bisnis, tapi berhubung kalian juga memiliki kekuatan, walaupun itu berbeda, hal ini mungkin akan berjalan lebih mudah. Kalian akan masuk kelas hero, kelas 1-A. Itu kelas yang dipegang oleh Aizawa. Ini hanya penawaran, keputusan tergantung kalian. Jika kalian menolak, kami akan berdiskusi ulang mengenai hal ini."
Ruangan itu hening selama beberapa saat. Naruto dan Sasuke terdiam, berpikir mengenai konsekuensi ke depannya jika mereka menerima tawaran tersebut. Sasuke lebih dulu membuka suara.
"Lalu, di mana kami akan tinggal?"
Kali ini Aizawa yang menjawab, "sekolah UA memiliki asrama sendiri. Kalian bisa tinggal di sana bersama murid-murid yang lain."
"Baiklah kami menerimanya." ucap Naruto pada dua pro-hero itu.
Senyum lebar menghiasi wajah All Might, jempolnya ia angkat sambil mengangguk pelan. "Bagus! Kalian bisa pindah ke asrama mulai besok. Kami akan menjemput kalian besok pagi."
Baik Naruto maupun Sasuke hanya menanggapi seadanya.
"Kami mengerti." jawab Naruto.
"Hn."
Kemudian All Might dan Aizawa sedikit menjelaskan lagi mengenai pembelajaran yang akan mereka terima di sekolah pahlawan nanti. Dari materi-materi umum sampai materi kepahlawanan. Sasuke mencerna dengan baik meskipun terlihat tidak peduli, sedangkan Naruto terus mengerutkan keningnya karena masih merasa asing dengan semua kalimat yang diucapkan para pro-hero itu.
Hingga jam telah menunjukkan pukul tujuh malam, All Might dan Aizawa memutuskan untuk kembali karena dirasa sudah tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan dengan kedua shinobi tersebut.
Namun, saat baru akan beranjak dari tempat duduk di samping ranjang pasien, pertanyaan dari Sasuke membuat All Might dan Aizawa kembali mengalihkan perhatian pada pemuda Uchiha itu.
"Di mana barang-barang kami?" tanyanya tanpa basa-basi.
All Might terdiam sejenak, kemudian menjawab, "aku akan meminta perawat mengantarnya ke sini nanti. Kalian tidak perlu khawatir, kami tidak mengamankan satu pun barang-barang kalian."
Kemudian keduanya pergi meninggalkan ruang rawat inap itu, menyisakan Sasuke serta Naruto dengan pemikiran mereka masing-masing.
"Sasuke, aku tidak bisa menghubungi Kurama sedari tadi."
"Huh?"
Otak jenius Uchiha milik Sasuke mendadak berhenti berfungsi selama beberapa detik. Pada detik berikutnya ia baru menyadari bahwa mereka sempat melewatkan sesuatu yang penting. Sesuatu yang mungkin bisa memberi mereka jawaban tentang bagaimana keduanya bisa terlempar ke dimensi ini. Untuk menutupi rasa malunya, Sasuke segera menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinobi to Hero
FanfictionSaat pertarungan di lembah akhir usai Perang Dunia Shinobi keempat, Naruto dan Sasuke mencapai batasnya. Keduanya sekarat, dan mereka tahu bahwa waktu mereka tak banyak lagi. Tapi, saat membuka mata mereka malah berada di ranjang rumah sakit yang te...