Seokjin yang mendengar pertengkaran kedua orang tuanya, ia merasa sedih dan hanya bisa menangis meratapi nasib dirinya yang diungsikan oleh kedua orang tuanya sendiri.
“Tuhan, kenapa aku harus hidup seperti ini? Apa salahku padaMu?! Setiap hari appa dan eomma selalu bertengkar karena diriku! aku memang cacat! Tapi…apakah aku yang meminta pada-Mu agar aku cacat?! Tuhan…kenapa cacat didiriku ini selalu menjadi beban appa dan eomma? Bahkan…appa dan eomma tidak pernah menganggapku ada di rumah ini. Eomma memberiku makan dengan meletakkan sepiring nasi tanpa lauk di lantai. Kenapa eomma tidak pernah menyuapiku? apakah aku memang Binatang seperti yang dikatakan orang-orang itu? Appa…setiap kali appa pulang kerja, dan ketika melihatku…appa berlalu begitu saja, bahkan appa tidak peka jika tanganku terluka. Tuhan…kapan?…kapan appa dan eomma sayang padaku?” batinnya.
-
-
-Setahun kemudian
Usia Seokjin kini 8 tahun, dan di usianya ini --- ia memiliki seorang adik laki-laki yang lahir dengan sempurna juga tampan.
Yoongi dan Haru bahagia, karena mereka memiliki anak, bahkan mereka melupakan Seokjin yang membutuhkan kasih sayang mereka.
Soo Ra adalah kakak Haru yang sering kali memberinya nasehat. Soo Ra tahu jika adiknya tidak pernah menganggap anaknya sebagai anak kandung. Haru sering memperlakukan Seokjin seperti orang buangan.
Soo Ra dan suaminya memutuskan untuk mengambil alih Seokjin sebagai anak mereka.
Haru dan Yoongi tentu saja setuju, karena mereka tidak perlu membuang-buang uang untuk membesarkan Seokjin, juga menanggung malu akibat memiliki anak sepertinya.
Seokjin sering kali menangis, tiap kali mengingat orang tuanya yang tidak pernah peduli padanya.
Malam ini udara terasa dingin. Soo Ra dan suaminya yang bernama Hoseok mengajak Seokjin juga kedua anaknya untuk pergi ke sebuah Mall.
Hoseok menerima proyek besar, hingga dirinya berinisiatif untuk mengajak keluarganya makan di luar.
Hoseok berbeda dari Yoongi. Bahkan ia juga keluarganya tidak pernah merasa malu jika mengajak Seokjin bersama mereka.
Salah seorang anak Hoseok mendorong kursi roda Seokjin. Ia sering mengajak Seokjin berkomunikasi.
"Jinnie~ah, besok hyung dan Jungkook akan menemanimu terapi." ucap anak itu yang berumur sekitar 11 tahun.
"Kau harus semangat. Jangan pernah menyerah. " sambung seorang anak laki-laki yang berumur 9 tahun.
Seokjin tersenyum, meskipun air liurnya masih saja mengalir. Sesekali anak bernama Jungkook membantu menyeka air liur Seokjin.
"Ma...cih..." ucap Seokjin yang terdengar tidak jelas pelafalannya, namun mereka mengerti apa yang dikatakannya.
Hoseok dan Soo Ra tersenyum bangga, karena mereka memiliki anak seperti mereka.
"Haru..." gumam Soo Ra yang melihat adiknya bersama Yoongi yang tampak menggendong si kecil, dan mereka terlihat bahagia.
Seokjin yang mendengar nama ibunya disebut. Ia hanya bisa memandangi orang tua juga adik kecilnya dari kejauhan.
"Kalian bahagia sekali..."
"Apa --- aku benar-benar tidak berarti bagi kalian?"
"Apakah kalian sudah melupakanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
"Tuhan, ajarkan aku untuk mencintainya" (Seokjin Family & Brothers)
FanfictionKisah seorang anak yang menderita Cerebral Palsy. Anak itu bernama Seokjin. Ia di terlantarkan oleh kedua orangtuanya di rumah belakang, yang sengaja di buat oleh ibunya --- agar dirinya tidak tinggal di rumah bersama mereka. Bertahun-tahun Seokji...