Merah

2.3K 375 31
                                    

*********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********

Merah.

Dabi selalu tidak menyukai warna itu.

Selain agar dia tidak dikenali, alasan Dabi mengecat rambutnya menjadi hitam pun karena dia membenci warna rambutnya yang dulu. Itu sangat merah, dan warna itu mengingatkannya pada sang Ayah. Ayah yang sangat dia benci karena telah menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi ibunya, saudara-saudaranya, dan tentu saja bagi dirinya juga.

Namun, ada satu kesempatan yang membuat Dabi menyukai warna merah. Itu adalah ketika kau tersipu malu. Ketika kau tersipu atas tindakan mau pun kata-katanya, warna merah itu akan menghiasi wajah manismu dengan sangat cantik.

Seperti saat ini ...

"Berhenti menatapku, Dabi."

"Kenapa? Menatap gadis cantik itu tidak termasuk tindakan kriminal 'kan?" Jawab Dabi dengan seringai, "Lagi pula, aku hanya mengagumi kecantikan pacarku saja kok."

Seringai Dabi melebar ketika rona merah semakin menjalar ke seluruh wajahmu. Kau tau Dabi itu genit, setidaknya jika dia hanya berdua saja denganmu. Tapi tetap saja kau tidak akan pernah terbiasa dengan kata-kata manisnya yang selalu bisa memporak-porandakan hatimu.

"Kau tau, [Name]? Jika mencintaimu adalah sebuah kejahatan, aku rela menjadi penjahat seumur hidupku."

"Kau memang penjahat, Dabi."

"Nah, mungkin itu yang namanya takdir."

"Bagaimana mungkin menjadi penjahat adalah sebuah takdir?" Tanyamu tidak mengerti.

"Bukan bagian penjahatnya..." Dabi mencondongkan tubuhnya ke arahmu, melewati meja yang menjadi pembatas antara kau dan penjahat tambal sulam itu. Begitu wajahnya sejajar denganmu, dia berbisik, "... Tapi bagian aku mencintaimu, Tuan Putriku. Mencintaimu adalah takdirku, dan dicintai olehmu adalah sebuah kebahagiaan bagiku."

Wajahmu semakin tersipu mendengar rentetan kalimatnya. Mengesampingkan jujur atau tidaknya perkataan Dabi, kau tidak bisa menahan dirimu untuk tidak merasa bahagia atas kata-katanya.

Dabi hanya tersenyum memandang ekspresi malumu. Dia pernah mendengar orang-orang mengatakan bahwa cinta itu berwarna merah.

Apakah cinta itu memang memiliki warna?

Entahlah. Dabi tidak tau. Karena yang dia tau, cinta itu berbentuk. Dan bentuk dari cintanya ... tentu saja adalah dirimu.

*********

*********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Coloruary || Dabi x Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang