Bunyi alarm samar-samar terdengar. Mengganggu. Membawa Soobin secara paksa untuk terbangun dari lelapnya.
Namja manis itu menggumam tidak jelas sambil sebelah tangannya menggapai-gapai. Mencari ponsel miliknya yang adalah sumber bunyi. Tapi entah mengapa pergerakan Soobin terasa terbatas. Ada sesuatu yang menghalangi. Dan sesuatu itu sekarang menariknya lebih dekat, mengerang rendah di telinganya.
Wait a minute...
"Stop moving so much," bisik seseorang di telinga Soobin, lalu sebuah kecupan ringan mendarat di perpotongan lehernya.
Soobin mengerjap-ngerjapkan mata. Ia menoleh sedikit, melihat sosok yang tidur sambil memeluk tubuhnya dari belakang sedang menyurukkan kepala di lekuk lehernya. Saat mata Soobin menangkap surai blonde yang begitu mencolok, ia berkata kasar di dalam hati.
Well, shit. Pikirnya. Kenapa aku bisa sampai lupa?
Soobin berusaha menyingkirkan lengan Yeonjun. Merengek saat lengan kokoh si namja tampan justru menariknya semakin merapat.
"Choi Yeonjun," suara Soobin masih serak, efek bangun tidur, "lepaskan aku..."
Yeonjun hanya balas menggumam tidak jelas. Lengan yang melingkar di bahu dan pinggang Soobin justru memeluk semakin erat.
Aish. Soobin menghela napas, merasa sebal. Tapi matanya justru perlahan terpejam lagi. Tidak bisa bohong pada dirinya sendiri kalau tidur dalam pelukan seorang Choi Yeonjun sangatlah nyaman.
"Aku harus bangun, Kak!!" bisiknya tiba-tiba, merajuk kesal seperti anak kecil. "lepas!!"
"Lima menit lagi, Soobin-ah." tawar Yeonjun kekanakan.
Soobin tidak menjawab. Yeonjun bisa merasakan namja manis itu berhenti meronta dan napasnya juga kembali melembut teratur. Yeonjun mengangkat kepalanya sedikit, melihat Soobin kembali tertidur. Ia lalu kembali merebahkan kepalanya di atas bantal. Begitu dekat dengan Soobin hingga bisa menciumi surai ungu yang aromanya selalu manis, khas Choi Soobin.
Yeonjun tidak bisa menyembunyikan senyumannya sendiri. Ia hampir saja terlelap saat tiba-tiba terdengar suara dering ponsel. Lagi.
Soobin terhentak bangun mendengarnya. "Aigoo," bisiknya, memijat pelipis setengah frustasi. Kalau boleh jujur sebenarnya Soobin juga ingin tidur beberapa menit lagi. Atau beberapa jam.
"Abaikan," Yeonjun berdecak kesal. Manisnya terlihat lelah, dan ia ingin Soobin beristirahat lebih lama.
"Mana boleh. Itu dering khusus Manajerku." Soobin susah payah bangun, keluar dari kungkungan lengan Choi Yeonjun. Matanya memandang ke sekeliling ranjang besar, menyisir tiap sisi demi menemukan ponselnya.
"Kak," Soobin memandang Yeonjun lucu. Campuran panik, kesal, tapi juga ada sorot manja di sana. "Ponsel aku mana?"
Yeonjun menghembuskan napas kuat-kuat, mengusap wajahnya kasar. Namja tampan itu merasa agak kesal karena cuddle timenya bersama Soobin terganggu. Yeonjun lalu ikut terduduk, tangan kanannya meraih ponsel di atas nakas tepat di sebelah ranjang dan menyerahkan benda itu pada Soobin.
"Ya!!!" teriak orang di seberang sambungan telepon begitu Soobin menjawab panggilannya. "Di mana kau, Choi Soobin??! Dasar anak nakal!!"
Soobin menjauhkan ponselnya dari telinga. Di seberang sana, Jung Hoseok, manajernya, masih misuh-misuh.
"M-maaf, Kak, aku," Soobin lalu menatap Yeonjun. Ia ragu harus berkata jujur atau tidak pada Hoseok.
Yeonjun lalu mengulurkan tangan, meminta Soobin menyerahkan ponselnya. Menggigit bibir bawahnya gugup, Soobin lalu memberi ponselnya pada Yeonjun.
"Kak Hoseok," Yeonjun memotong sang manajer yang masih saja mencerocos panjang. "Soobin bersamaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos || YeonBin
Fanfiction"Jangan membohongi dirimu sendiri, Soobin-ah. Kamu jelas juga menginginkanku." Choi Soobin baru saja memulai karirnya dalam dunia entertainment ketika pertemuannya dengan Choi Yeonjun, vokalis sekaligus gitaris band papan atas Korea Selatan, menguba...