Waktu menunjukkan pukul empat lewat lima sore saat Aleyna Kirania memasuki sebuah butik terkenal yang letaknya tak jauh dari pusat kota. Begitu menginjakkan kakinya masuk, Aleyna langsung disambut dengan senyuman ramah sang pemilik butik. "Selamat sore, Nona. Ada yang bisa kami bantu?"
Aleyna membalas senyum ramah sang pemilik butik, "Saya mau memesan gaun yang pas untuk pernikahan saya nanti."
Sang pemilik butik mengangguk, "Baik. Nona suka tipe gaun yang seperti apa?"
"Saya suka yang modelnya simple tapi terlihat elegan. Oh, dan jangan yang terlalu terbuka juga."
"Baik, akan coba kami siapkan," ucap sang pemilik butik sebelum akhirnya pergi mengambil sebuah gaun yang dirasa cocok dengan selera Aleyna.
Setelahnya, Aleyna kembali mengecek ponselnya. Padahal seharusnya dirinya datang bersama dengan Sebastian Aristide—kekasih hati yang juga calon suaminya—sore ini. Tapi sayangnya karena ada masalah keluarga, Sebastian terpaksa harus menyusul Aleyna belakangan. Dan sampai sekarang, Sebastian malah belum kunjung datang juga. "Ck, di mana kamu Sebastian?" ucap Aleyna geram.
Sang pemilik butik kembali menghampiri Aleyna tak lama kemudian. "Bagaimana? Nona suka gaun yang ini? Ini salah satu gaun terbaik yang ada di butik kami," ucapnya seraya menunjukkan sebuah gaun pernikahan pada Aleyna.
Aleyna terdiam sejenak memperhatikan gaun pernikahan tersebut, "Hmm sepertinya gaun yang ini masih agak terbuka sedikit di bagian payudaranya. Ada pilihan lain?"
Sang pemilik butik mengangguk, "Tentu." Sang pemilik butik menyerahkan sebuah album foto berisi beragam foto model gaun pernikahan setelahnya, "Ini, Nona lihat-lihat saja dulu mana yang menurut Nona paling menarik, lalu setelahnya Nona bisa panggil kami kembali."
Aleyna tersenyum, "Baik, terima kasih." Setelahnya, Aleyna duduk sendirian seraya memperhatikan deretan model gaun pernikahan yang terpampang dalam album foto tersebut. "Hmm yang ini bagus juga, tapi hanya ada warna merah .. Bagaimana, ya?" ucapnya seraya sedikit berbisik.
Aleyna sedang asik memilih gaun pernikahannya saat tiba-tiba seorang laki-laki memeluk tubuhnya dari belakang. "Hey, baby," sapa laki-laki tersebut.
Begitu menoleh, ternyata Sebastian, yang nampak sedang tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang bersih nan rapih. "Astaga, Sebastian! Kamu mengagetkanku!" ucap Aleyna kesal.
Sebastian mencium pipi mulus Aleyna sekilas lalu melepas pelukannya, "Maaf, sayang."
"Bagaimana harimu, Letnan? Sudah puas latihan tembak menembaknya?" canda Aleyna.
Sebastian menghela napas sejenak, "Maaf, aku telat. Jalanan macet tadi."
"Hmm alasan klasik."
"Aku bersungguh-sungguh, Aleyna," ucap Sebastian serius. Sebastian lanjut bicara, "Kamu sudah makan?"
Aleyna menggeleng, "Belum."
Sebastian menyeringai nakal. "Mau makan malam bersama setelah ini?" ucapnya seraya memeluk erat tubuh Aleyna lagi dari belakang.
Aleyna langsung bergerak menjauh. "Sana, Sebastian .. Ini di tempat umum ..," ucapnya seraya sedikit berbisik.
Sebastian hanya tersenyum.
Aleyna memberikan Sebastian sebuah album foto lain berisi berbagai model jas dan tuxedo setelahnya, "Ini. Kamu harus memilih mau pakai jas apa untuk acara pernikahan kita nanti."
"Hmm aku rasa kamu belum menjawab pertanyaanku," canda Sebastian.
Aleyna menatap Sebastian bingung, "Pertanyaan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Obsession [ON HOLD]
Roman d'amour⚠🔞WARNING 21+ MENGANDUNG KONTEN CERITA DEWASA, VERY MATURE, ROMANCE⚠🔞 Buat yang masih di bawah umur PLEASE JANGAN BACA kalo masih nekat dosa ditanggung sendiri Update setiap senin dan jumat Aleyna Kirania tak pernah menyangka bahwa hari pernikaha...