Bab 1 (Rainbow Necklace)

28 0 0
                                    

Astrophilia. Nama yang cocok ditujukan kepada orang yang menyukai bintang dan benda-benda langit. Sepertinya pelangi termasuk. Aku adalah salah satu manusia yang dijuluki dengan sebutan astrophilia itu. Aku sangat menyukai pelangi-ciptaan Tuhan yang sangat indah. Pelangi seperti terlihat spesial di mata kecoklatanku ini. Aku Viani Livane, manusia astrophilia, kerap dipanggil dengan panggilan Viani. Aku ingin seperti pelangi yang sangat cantik dan banyak orang menyukainya. Sekarang bulan Desember yang dimana musimnya hujan. Walaupun tidak sering-sering juga.

“Vi, apa kabar?” Lama gak ketemuan nih abis libur panjang, mau ketemuan gak?” ajak seseorang dibalik telepon. Seseorang itu adalah Naomi Audelia, sahabatku di sekolah. Libur panjang Natal dan Tahun baru ini dia mengajakku untuk ketemuan. Aku ingin rasa kangenku terbayarkan dengan ngobrol-ngobrol seru dan ngakak bareng bersama Naomi seperti saat-saat sebelum libur.

“Boleh, kapan?” tanyaku dengan hati senang, nyaris membuatku berteriak kesenangan.

“Besok, ,mau?” tawar Naomi dari balik telepon.

“Okee, aku bisaa”.
 
“Ok see you tomorrow!” besok aku akan ketemu dengan Naomi, maklum libur panjang. Awal tahun baru ini aku ingin hariku lebih menyenangkan.

 
Lokasi yang akan aku datangi adalah sebuah cafe unik. Cafe ini bercat biru muda dengan garis-garis yang menghiasinya. Bisa dibilang cafe ini sangat kecil, eitss tapi sangat minimalis. Seperti yang aku lihat cafe ini menjunjung tema vintage. Berbagai hiasan seperti foto-foto vintage dan juga beberapa barang-barang kuno. Bahkan cafe ini pernah masuk sebuah saluran TV khusus traveller. Gak salah pilih tempat nih Naomi.

“Viani!” tiba-tiba sebuah suara memanggil namaku keras sekali hingga membuat beberapa pasang mata menoleh ke arah pemilih suara itu. Sontak aku pun langsung membalikkan badanku.
“Naomi!” seruku dan langsung memeluk pemilik suara itu, Naomi Audelia yang meneleponku kemarin. Sudah 5 tahun kita bersahabat. Banyak suka maupun duka.

“Vi, aku ada sesuatu nih buat kamu, lagi baek aku itung-itung hadiah ultahmu minggu lalu” ucap Naomi beberapa detik setelah kita duduk dan memesan minuman. Memang Minggu lalu aku berulang tahun di masa kita memang tidak bertemu karena libur bulan Desember. Jadi maklum saja kalau Naomi baru memberi kado sekarang.

“Makasi Mi, bo-” 

“Buka aja sekarang ga papa kok” sahut Naomi. Entah kita seperti sepemikiran buktinya belum sempat aku menyebutkan kalimat yang terpotong, Naomi dapat langsung membalas pertanyaanku. Tepat sekarang aku menggenggam sebuah kotak kecil berwarna pink berhiaskan pita putih diatasnya membuatku bertanya-tanya akan isinya. Kalung? Gelang? atau sejenisnya yang berukuran sama seperti kotak nya.

“Wahh!” seketika aku ingin berteriak sekencang-kencangnya dan seketika itu juga mataku berbinar dengan mulut menganga tak percaya. Sebuah kalung pelangi couples, yang dimana terdapat sebuah retakan di tengah sehingga saat kedua kalung disatukan akan menjadi kalung pelangi indah yang utuh.

“Makasih Mi, gila bagus banget kamu beli dimana?”

“Hmm ada deh” ucap Naomi sambil mengedikkan bahunya. Tanpa basa-basi aku segera mengambil kamera instax ku dan segera memotret kedua kalung itu. Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya foto itu terpapar jelas dan aku langsung meminjam bolpoin di meja kesir cafe dan menuliskan sebuah quote yang mengawali gambar itu.
Rainbow contains many differences like us who contain many differences that makes a diversity between us.

Pelangi yang Tersembunyi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang