Seorang gadis cantik nampak sedang menuruni mobilnya, yang sudah terparkir rapi di perkarangan sekolah.
Gadis cantik blasteran Korea-Indonesia ini terlihat sangat antusias. Bagaimana tidak antusias jika hari ini, adalah hari pertama ia menjadi murid pindahan dari Korea.
'Sumpah demi apa, dia cantik banget gila.'
'Insekyur banget sumpah.'
'Harap para rakyat burik memberikan jalan untuk sang ratu cantik.'
'Gimana kabar clarissa kalau tau posisi dia bakal terancam.'
Perempuan itu hanya membalas mereka dengan senyum termanisnya. Hal itu sukses membuat orang-orang terpesona dengan kecantikan perempuan ini.
Sang ketua osis nampak sudah menunggu kedatangannya. Mengingat bahwa perempuan ini adalah putri dari pemilik sekolah ini.
'Cantik.' Batin Chad - Ketua osis.
"Selamat pagi." sapa Zia dengan senyum ramahnya.
Jujur, Chad sangat terpesona dengan diri Zia hingga membuat dirinya menjadi salting. "Em, ma-mari saya antar."
Zia terkekeh kecil. "Ayuk. Gak usah salting kak. Sama adik sendiri juga."
Chad kembali mengontrol mimik wajahnya. Ia kembali pada realita bahwa perempuan ini, adalah adiknya sendiri.
Chad mengacak pelan rambut Zia kemudian menggandeng tangan mungil Zia dan mengajak ia untuk menuju ke ruang kepsek.
Chad benedict demus Aadon Xalando. Anak pertama dari keluarga Xalando. Memiliki tinggi 178, netra yang berwarna biru laut, berkulit putih, alis tebal, bibir tebal yang berwarna pink alami.
Xilikzia Charissa Scarletta Bellvania Xalando. Anak terakhir dari keluarga Xalando. Tinggi 169, netra yang berwarna abu-abu, kulit putih, pipi chubby, bulu mata lentik, dan bibir kecil yang berwarna pink alami.
🦄🦄🦄🦄🦄🦄
"Hai. Xilikzia Charissa Scarletta Bellvania Xalando. Zia." ujar Zia dengan senyum manis yang terlihat pada bibirnya
'Hai Zia.'
'Zia cantik banget deh.'
'Iya cute banget sumpah.'
'Senyumnya manis banget.'
'Body goals anjir. Keluarga Xalando emang gak ada yang gagal produk.'
Zia hanya membalas ucapan mereka dengan senyumnya. Setelah memperkenalkan diri, Zia menduduki salah satu bangku kosong setelah mendapat intruksi dari guru. Setelah itu, Bu Emma kembali memulai pembelajarannya.
🦄🦄🦄🦄
"Saya mengakhiri pembelajaran kita sampai sini, sampai jumpa minggu depan. Terima kasih." ucap Bu Emma kemudian berlalu lalang.
Zia membereskan barang-barang nya, kemudian beranjak dari kelasnya. Baru beberapa langkah ia berhenti karena teman-teman kelasnya yang mengajak dia ke kantin.
"Em, maaf. Lain kali yah. Gue bareng kakak gue aja."
Setelah itu, ia kembali berjalan untuk menemui Chad dkk yang sudah menunggu di depan kelasnya.
"Hai." sapa Zia ramah. Dan di balas senyuman oleh Zia dkk.
Chad dan Rio berdiri di samping Zia dengan posesif. Dari antara teman-teman Chad, hanya dengan Rio yang paling dekat dengan Zia.
Saat sudah sampai di kantin, pandangan Zia hanya terfokus pada satu meja, yang sudah di isi oleh beberapa murid-murid.
Ia terus berpikir apakah ia mengenal orang itu? Atau hanya pikirannya saja? Entahlah.
Zia langsung menuju meja itu kerena tingkat kekepoan Zia sidah berada di ubun-ubun.
Brak!
Semua orang terperanjat kaget dengan gebrakan yang di sebabkan oleh Zia.
"SUMPAH DEMI APA?! LO CLIVERT KAN? SAHABAT GUE GILA!" pekiknya heboh. Hingga membuat orang-orang merasa gemas dengan Zia.
Clivert mengerutkan dahinya bingung. "Lo siapa?" tanya Cliv
Zia menepuk jidatnya pelan. "Lo lupa gue?" Cliv pun mengangguk polos.
Zia memutar bola matanya malas. Kemudian ia menjulurkan tangannya "Kenalin. Gue cewek umur 7 tahun yang lo tembak dengan setangkai bunga matahari yang lo curi dari tetangga."
Gimana? Seru nggak? Semoga suka yah:) jangan lupa vote and komen💜lovvvvyuuuuuuuu🍭💜
KAMU SEDANG MEMBACA
XILIKZIA AND CLIVERT
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA.) Ini tentang Zia. Xilikzia Charissa Scarletta Bellvania Xalando yang menaruh hati pada seorang Cliverd Geovani Justin Exerlis. Cowok yang ia temui saat berumur tujuh tahun di taman. Namun sayang, Cliv tidak membalas perasaan...