Chapter 4

4 1 0
                                    

Sebuah kota kecil yang letaknya cukup jauh dari perkotaan modern, berdiri lah sebuah gereja katolik besar, yang nampak sudah cukup tua dan mungkin disana adalah satu satunya gereja yang terdapat dikota kecil itu, tapi point pentingnya bukan pada bangunan tua yang masih kokoh tersebut, tetapi kepada seorang biarawati yang tubuh nya terkujur kaku disebuah ranjang, dengan dikelilingi biarawati lain disekitar nya

mata biarawati itu terbelalak tanpa berkedip dan sudah hampir 5 hari ia selalu menjadi kaku dan selalu menyebutkan kata "I've seen it"  "He's the enemy of Christ!"

teman teman biarawati yang lain tidak banyak melakukan hal hal yang berhubungan dari yang biarawati itu ucapkan, mereka hanya selalu menidur paksa kan si biarawati tersebut sampai akhirnya seorang Pendeta menangani nya

mereka melakukan Exorcist atau upacara pengusiran roh dari tubuh sang biarawati yang bersangkutan

beberapa saat mereka melakukan upacara pengusiran roh namun tiada reaksi apa apa dari sang biarawati itu ia masih terdiam dan sampai akhirnya Pendeta itu mengambil kesimpulan bahwa biarawati ini bukan kerasukan melainkan jiwanya dikunci secara gaib oleh seseorang dari luar gereja.

Sang Pendeta tadi meminta semangkuk air kepada biarawati lain, lalu dibawakan kepada sang Pendeta itu semangkuk air, kemudian sang Pendeta mulai membacakan beberapa mantra penyucian terhadap air, setelah selesai membacakannya sang Pendeta berlutut di samping ranjang, mendekatkan tubuhnya ke kepala biarawati yang sakit itu

kemudian sang Pendeta dengan tenang mencelupkan sebelah tangannya ke dalam mangkuk berisi air tadi kemudian memijat bagian kepala dari biarawati itu, mulai dari kening hingga pelipisnya sambil melantunkan doa dengan pelan

sementara biarawati lain yang menjaga hanya bisa menyaksikan sang Pendeta melakukan pengobatan, dan mereka semua juga memanjatkan doa untuk kesembuhan dari teman mereka

ruangan nampak sunyi namun sedikit menegangkan sampai akhirnya biarawati yang kaku tadi menghirup sangat banyak oksigen disekitarnya, seperti baru saja ia tidak dapat bernafas dalam jangka waktu yang panjang

semua yang ada diruangan itu terkejut, begitupun sang Pendeta. Kawan biarawati yang lain membantu menenangkan temannya yang nampak masih sangat shock

saat biarawati itu mulai tenang sang Pendeta mulai menanyai nya tentang apa yang terjadi dengan dia, biarawati itu terkejut namun ia harus menceritakan semuanya yang terjadi

"Pak, jemaat lama gereja kita datang kembali, saya menyambutnya lalu meninggalkan dia untuk berdo'a, tidak ada yang terjadi semuanya aman.."

tangis biarawati itu mulai pecah saat omongannya terjeda

"Namun saat orang itu bedo'a tiba tiba masuk sekelompok orang jahat menggunakan senapan, masuk tanpa memberi salam padahal ia sedang memasuki rumah tuhan pak.. hikkss! mereka, mereka menarik lelaki yang berdo'a tadi lalu memukulnya hingga pingsan, aku sempat ingin menghalangi mereka untuk berbuat onar tetapi salah satu dari mereka pak.. menaruh salib dikening saya secara terbalik, SALIBNYA DIBALIK PAAKK.. hiikss hikss tuhan akan murka kepada mereka, dan setelah itu mereka memukul kening saya dengan sangat keras menggunakan salib terbalik itu hingga salibnya patah pak dan saya mulai tak sadarkan diri" biarawati itu menjelaskan dengan sangat emosional dan ketakutan

dan lagi lagi teman teman sesama biarawatinya menenangi

lalu sang Pendeta kembali bertanya

"Kamu tau siapa sekelompok orang itu?"

Biarawati itu menggelengkan kepala nya

"tapi saya tau jemaat lama itu" jawab si Biarawati dengan suara yang sangat lirih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

always BESIDE YOU (CAMREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang