05 || Neng Zora sayang

118 108 21
                                    

Give me like, coment & follow ya

Playlist : BTS - Dynamite

Setelah Kenzo dan tiga sahabat seperjuangan setres nya itu berlari dan terus berlari sampai tembus ke langit ketujuh, akhirnya mereka rehat sejenak.

Capek juga bor, berasa maling jemuran aja dia sampai dikejar kejar gitu. Padahal cuma bikin onar, dengan bikin konser di rumah sendiri. Kan enak tuh tetangga tinggal nonton konser gratis tis tiss, tanpa pungutan biaya sepeserpun.

Suara Kenzo juga enak loh, merdu banget. Sampai burung kutilang yang mau mangkring di pohon sebelah rumah Kenzo pada kabur.

"Hah,, hahh, hah capek banget duh. Nafas gue astaga, rasanya kaya orang mau sekarat ini." Deka memegang dadanya, dengan nafas yang naik turun. Berasa manjat gunung ini mah.

"Gara gara si apron nih, pake acara lupa bawa kunci mobil. Kita harus jogging di siang bolong kaya gini." cibir Kenzo dengan mengusap peluh nya yang terus mengalir seperti sungai Gangga.

"Yee maaf bossy, kan tadi kita buru buru kabur tuh. Gara gara nyonya tua boss udah ngerokes."

"Beli minum sana, gue aus." perintah Kenzo pada Deka. Dasar bossy, seenak dengkul main suruh ya gini.

Deka menengadahkan tangannya seperti anak kecil yang mau meminta sesuatu. "Uang nya Ken, gue lagi bokek ini."

"Dasar rakjel." cibir nya, tak ulung dia juga mengeluarkan uang sepuluh ribu dari sakunya.

"Nihh beliin gue freshtea, ntar lo bertiga aqua aja." Kenzo menyerahkan uang itu ke Deka.

Deka menatap pemberian Kenzo dengan seksama, kali aja ada yang salah kan ya.

"Sepuluh ribu doang Ken, gak ditambahin.?" Kenzo mengangguk mantap.

"Ken lo aja minta freshtea harganya enam ribu, lah aqua berapa Ken. Palingan dapet juga yang gelas itu." Deka mendesah pelan, ini temennya yang terlalu pelit atau gimana sih.

"Yaudah itu aja, yang penting lo minum kan. Dari pada haus. Masih mending gue beliin lo, malah gak ada terimakasih."

Deka mendengus kesal, ngakunya aja anak sultan. Holang kaya, tapi nyata nya. Pelit pakai banget.

Setelah Deka yang misuh misuh kesal plus mencak mencak kearah Kenzo, bidadari kesayangan Kenzo lewat depan mereka. Dengan peluh yang membajiri pipinya, dan dua kresek penuh belanjaan yang bertengger manis di tangannya.

"Ehhh sayangnya Kenzo dari mana, kok jalan kaki sendirian gini." Kenzo menghampiri Zora, sambil menatapnya genit.

Gini nih kalau badboy mau lagak jadi playboy, bawaannya jadi jijik. Mau muntah, iyuhhh dasar anakan buaya.

Zora menatap Kenzo malas, tanpa repot repot menyahuti ucapan Kenzo barusan.

'Biarin aja Ra, jangan diladenin. Maklum aja dedemit jalanan ini ya gini, sukanya gangguin. Mau cari tumbal kali.' batin Zora mendukung

"Ehhh sayang Ken, kalau diajak ngomong tuh nyaut dong. Tuh lihat keringetnya udah menetes, membajiri wajah. Aduhh pasti capek ya. Duduk dulu yuk beib." tanpa persetujuan sang pemilik tangan, Kenzo main seret anak orang untuk duduk dibawah pohon pinggir trotoar.

Tau nggak? Orang kaya tapi gak modal.

"Gak usah modus pegang pegang tangan gue ya lo-!" Zora menghempaskan tangan Kenzo yang bertengger di lengannya dengan kasar.

Kenzora (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang