The Beautiful Entropic Girl: Poison Expert Third Young Miss

Bab 22: Menyadari Diri Sendiri (2)

Tiba-tiba, dia langsung berubah dari wanita yang cerdas dan cantik kembali ke dirinya yang dulu. Tapi An Yan tidak merasa kasihan; saat ini dia merasa paling nyaman. Dia adalah orang di kamarnya sendiri, dan dinginnya terasa nyaman, memberinya ketenangan pikiran.

Tempat tinggal An Yan terletak di daerah paling terpencil. Meskipun itu disebut halaman, itu tidak bisa dianggap sebagai halaman. Itu hanya sebuah gubuk, dan di luar gubuk itu ada gerbang halaman. Ada juga dua bagian tanah di dalam pekarangan.

Dibandingkan dengan kemegahan wilayah lain dari rumah Perdana Menteri, itu hanyalah dunia yang berbeda.

Di dalam halaman ada pohon cemara yang setiap hari menghasilkan dedaunan hijau yang subur. Ini membawa vitalitas ke tempat terpencil. Di atas dahan cemara yang tinggi bersandar seorang pria. Pria itu mengenakan jubah abu-abu perak, dengan mansetnya menghiasi beberapa pola rumit yang samar-samar terlihat di tengah-tengah butiran salju yang berjatuhan.

Dia bersandar di dahan, tidak takut membeku. Angin yang bertiup bahkan tidak mempengaruhinya. Sementara dahan bergoyang dan bergetar, dia berdiri di sana seperti batu yang kokoh.

"Dia benar-benar orang yang membosankan."

Dia memicingkan mata ke pintu yang tertutup, lalu menguap. Daun dan salju menutupi sebagian besar wajahnya sehingga orang tidak bisa melihat bagaimana penampilannya.

Menghirup udara, dia bersiap untuk terbang ke tanah.

Pada saat ini, An Yan, yang awalnya menutup pintu kamar dengan rapat, tiba-tiba menariknya terbuka. Dia tampak wanita yang berbeda saat dia mengenakan cheong-sam abu-abu. Ketika dia muncul dan menerobos keluar, sosoknya tampak sangat rapuh di dalam salju.

Menatap keheranan, pria itu menghentikan penerbangannya ke bawah dan tiba-tiba naik kembali.

Semua ini terjadi dalam sekejap, dan pohon cemara tidak membuat tindakan besar apa pun. Seperti sebelumnya, beberapa cabang sedikit bergoyang karena angin yang dingin, kemudian hening.

***

Hari ini adalah hari ulang tahun kedua saudara perempuannya, jadi tidak akan ada banyak pelayan yang berarti dia bisa keluar dari Manor. Apa yang tidak dia harapkan adalah karena apa yang terjadi, dia tidak akan bisa meninggalkannya tanpa dikenali.

Sebelumnya, dia telah memikirkan apakah akan pergi atau tidak, tetapi sekarang dia harus benar-benar melarikan diri dari tempat ini.

An Yan membawa barang yang dikemas di tangannya. Dia memakai ekspresi yang belum pernah terlihat di wajahnya. Sosoknya yang kecil dan kurus tampak sangat terarah di antara salju.

Dia berbalik dan menutup pintu dengan kuat sebelum keluar.

***

Pria di pohon itu terus mengamati dengan penuh minat saat dia pergi.

Setelah An Yan pergi, dia melihat ke langit dan melemparkan kepingan salju yang jatuh di wajahnya dan menghela nafas panjang. Kemudian, hanya dengan satu langkah, dia pergi.

Pohon cemara tetap seperti sebelumnya; tidak ada bekas yang tertinggal di ranting-ranting, tidak ada daun yang rata atau ranting yang patah untuk menunjukkan keberadaan seseorang. Seolah-olah belum pernah ada orang di sana.

***

Setelah An Yan meninggalkan aula utama Rumah Perdana Menteri, pesta ulang tahun berlanjut. Bagaimanapun, itu adalah pesta ulang tahun dari dua orang nona dari mansion dan banyak tamu telah datang. Terutama para bangsawan yang diundang oleh Feng Yuewei; ada banyak pangeran dan putra baik bangsawan maupun pejabat.

An Jin dan An Qing berjalan bersama Menteri An ke dalam ruangan sambil berusaha keras memikirkan cara untuk membuat ayah mereka tersenyum dan tertawa. Itu adalah hari ulang tahun mereka dan mereka tidak ingin siapa pun menghabiskan hari dengan sedih. Mereka ingin acara tersebut ceria dan meriah — mengapa harus dirusak karena satu orang yang tidak beruntung?

"Ayah, jangan marah. Yan meimei hilang, jadi ayah tidak perlu khawatir. Temani saja Qing meimei dan aku sampai pesta berakhir! " An Jin menempel di salah satu sisi ayahnya dan menatap kakaknya yang berada di sisi lain dari dirinya, mendorong An Qing untuk juga bertingkah seperti anak manja seperti dia.