Ketika pertama kali aku mengenal cinta, cinta yang hanya membuatku jatuh dan menyerah akan segalanya. Dan kamu yang telah membuatku jatuh, karna kamu aku mampu berjuang untuk bertahan selama bertahun tahun dengan sebuah penantian, tak berkepastian, air mata, keirian dan rasa sakit yang tanpa sengaja aku timbulkan. Aku tak menyalahkanmu akan segalanya, karna aku sadar cinta yang kumiliki bukanlah cinta yang sempurna, cinta yang dapat kau sambut dengan melapangkan tangan, tapi sebuah cinta yang keluar lewat kata, yang juga merasakan sakit ketika kau bersamanya dan merasa bahagia ketika kau tertawa.
🌧️☔🌧️
“ Rain, ke perpus yuk ada yang mau gue balikin nih buku yang kemarin kita pinjem.” ajak Naara yang membawa setumpukan empat buku ditangannya.
“ Emang kenapa sama buku yang kemarin?” tanyaku
“ Entahlah, ceritanya bosenin?”
“ Bosenin atau emang mau bolos dari ujian dadakan Mr. Congratulation. Hayo ngaku aja lo.” godaku padanya
“ Yeee,, gila lo Rain guru sendiri dikatain. Jangan sok inggris lo, panggil aja pak Sugeng gitu aja ribet amat.”
“ Ye terserah gue dong, orang gue yang panggil, kalo lo mah terserah bukan urusan gue.” Ucapku mengangkat bahu dan berjalan tak peduli.
“ Bomatlah.” Kata Naara yang berlari mengejarku yang berjalan lebih dulu. Tak hanya sampai disitu, disepanjang menuju perpustakaan kami masih saja beradu argument yang unfaedah. Tapi tak berlangsung lama setelah seseorang melintas didepan kami,
“ Jangan mulai Rain. Dia bukan satu satunya lelaki yang ada didunia ini. Jangan lo kejar dia layaknya lo kejar mimpi yang paling berharga buat lo. Dia hanyalah orang yang paling bodoh yang membiarkan lo berjuang sampai sedalam ini.” Cegah Naara dan aku hanya menunduk untuk itu.
“ Naar, gue juga ingin pergi, gue juga ingin lupa, tapi lo tau persis perasaan gue seperti apa. Gue sayang sama dia, gue cinta sama dia, gak mudah buat gue ngelupain dia dan menganggap bahwa selama ini perasaan gue cuma mainan. Dua tahun bukan waktu yang singkat Naar buat gue berjuang untuknya. Jika gue berhenti rasa itu makin besar, semakin susah untuk gue hilangkan, sulit untuk gue lupakan.” Ucapku tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun ke arah dia yang sedang berjalan ke arah kantin.
“ Dan lo Rain, sampai kapan lo mau berjuang mendapatkannya, dia gak akan pernah lihat lo Rain dan lo sendiri juga tau tentang itu. Jika lo berhenti rasa itu akan besar? Lalu apa yang lo lakuin selama ini? Tidur? Lo udah berjuang lebih dari 2 tahun Rain come on, jangan bilang selama ini rasa lo hilang seiring berjalannya waktu? Mustahil Rain. Semakin lo main api semakin besar resiko buat lo terbakar. Jadi stop jangan buat api itu menjadi besar dan menghanguskan diri lo sendiri.” Ini pertama kalinya Naara semarah ini denganku dan meninggalkanku sendiri di lobbi dekat laboratorium, karna dia. Dia yang mendorongku jatuh ke dalam jurang yang gelap, yang bernama penantian.
“ Kenapa baru sekarang lo tunjukin itu, dan seandainya lo tau Naar, udah gue coba untuk berhenti bertahan demi lo, karna gue gak mau lo juga terluka karna perjuangan gue.” Aku mengusap air mataku dan berjalan kembali menuju perpustakaan.
🌧️☔🌧️
Dava Arya Pratama, seorang laki laki yang membuatku jatuh cinta tuk pertama kalinya. Cinta masa remaja. Dimana yang awalnya hanya kekaguman semata kini berubah jadi penantian yang ingin dimilikinya. Dava adalah teman satu kelasku saat aku duduk dibangku kelas 8 SMP. Dia tinggi, humoris, bodoh, usil, aneh, nakal. Mungkin banyak laki laki yang rajin ibadah, berteman baik untuk saling membantu, menghormati orang tua dan berpikir lebih dewasa, tapi menurutku hanya dialah laki laki yang dapat membuat hatiku merasa terganggu, hatiku tersentuh untuk terus merubah apa yang kurang dariku, dan meraih sesuatu yang dapat membuatku terjaga agar aku dapat menjadi salah satu dari yang ia banggakan dan dia jaga sebagaimana ia menjaga sesuatu yang berharga.
🌧️☔🌧️
“Naara…” teriakku dari lantai bawah rumahnya.
“Astaga sayang, suka banget buat tante jantungan, tante kira ada apa? Eeh ternyata kamu.” Jawab Tante Putri, bundanya Naara yang baru saja keluar dari dapur masih lengkap dengan celemeknya.
“Heheheh… maaf tan, tapi tunggu” aku mengendus endus kearah dapur dan ternyata benar dugaanku bahwa “ Tante… iihhh kok buat puncake aku gak diajak sih, kan aku mau” jawabku manja karena Tante Putri itu sudah seperti ibu keduaku, begitupun sebaliknya beliau juga mengangap aku sebagai anaknya sendiri.
“ Kamunya udah lama enggak mampir kesini, gimana tante mau ajak kamu bikin puncake.” Keluh tante sambil menekan pipiku dengan gemas.
“ Hehehe maaf tan, tante aku mau bikin itu…” kataku bergelayutan manja ditangannya.
“ Yaudah besok sabtu kan abangnya si Naara mau pulang jadi kamu kesini aja bantuin tante bikin puncake diakan suka banget sama tuh makanan.” Yah satu minggu lagi. Kemudian aku izin kekamarnya si Naara setelah tadi mengiyakan ajakan tante Putri.
“ Naara” panggilku yang melihatnya tiduran diatas kasur berkarakter boneka kesukaannya, yang kemana mana selalu bersama monkey, apalagi kalo bukan Dora. “ Aaa Naara, lo masih marah sama gue?” Tanyaku sambil menarik novel dari tangannya. Naara terkejut dan langsung ambil posisi duduk dan melepas erphone dari telingannya.
“ I’m not angry with you so, stop annoy me. Kembalikan novelku.” Pintanya dengan nada memelas. “ Maaf, tadi gak seharusnya gue ninggalin lo sendiri dan ngembalikin buku yang gue pinjem padahal itu bukan tanggung jawab lo. Dan Rain gue gak bermaksud buat bikin lo ngelupain dia dan menganggap bahwa hati lo gak ada perasaan untuknya. Tapi maksud gue itu, lo harus sadar Rain kalau lo harus berusaha untuk menjauh agar mimpi lo yang udah lo bangun dari dulu enggak pernah hancur karna perasaanmu yang berlebihan dengannya. Kadang cinta itu bisa jadi motivasi, but love also try make fire dream’s. Rain dia..”
“ Stop it. Gue ngerti kok apa yang lo cemasin. Tapi gue sekarang lagi gak mau bahas dia, gue gak mau kita marahan karna keegoisan gue yang ingin mendapatkannya. Gue juga akan berusaha agar semuanya gak pernah berlanjut lagi, tapi gue perlu waktu Naar, gak mungkin rasa ini bisa hilang dengan waktu sekejab padahal butuh waktu 2 tahun buat gue berusaha untuk pertahanin rasa ini agar nggak pernah goyah sama orang lain.” Potongku cepat karena aku tidak ingin ada pertengkaran yang nyata antara aku dan Naara.
“ Gue akan selalu support lo kapanpun itu.” Balas Naara kemudian memelukku.
“ Ajari gue Naar agar gue bisa relaain Dava buat sahabat gue sendiri, ajari gue sabar buat gue gak nyalahin siapapun disini.” Ucapku dalam hati seraya menghapus airmataku yang tak dapat lagi aku bendung. Aku takut pelukan ini akan hilang dariku, cintaku untuknya sangat besar dan penuh arti, tapi persahabatanku lebih berarti ketika kami saling berkorban untuk menutupi segalanya yang terjadi. I believe that inside a problem there will a reason in the behind.
🌧️☔🌧️
To Be Continue 🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Rain
Teen FictionBehind The Rain... Tanpa ku duga! Aku yang jatuh terlalu dalam karena mu atau aku yang terlalu bodoh untuk menyadari kehadirannya. Cast : @ Raina Anatasha Senja @ Renando Bangkit Guano @ Kei Naara Putri Ariyani @ Dava Arya Pratama