bagian 1 - end

68 7 0
                                    

Selatah kalimat 'libur 2 minggu' sapai ke telinga para siswa di SMP Artanta rasa senang tak bisa dipungkiri lagi. Siapa yang tidak senang jika mendengar kata libur? Bebas dari PR, bebas dari tugas tugas yang menumpuk, yang terpenting kita bisa bangun siang!

Namun, libur 2 minggu itu ternyata memiliki arti yang sangat jauh berbeda dari kata yang sebenarnya. Ya, maksudnya apakah 2 minggu itu akan selama 7 setengah bulan? Nyatanya itu benar benar terjadi pada angkatan tahun ini. Angkatan 2020. 

Semua berawal saat terdengar berita yang mengabarkan bahwa ada virus baru yang datang dari Asia Timur, Cina. Awalnya hanya kabar yang tiba tiba lewat dan masuk ke Indonesia. "Virus itu tak mungkin sampai ke Indonesia, secara Cina kan negara yang maju. Pasti mereka dapat menemukan obat/vaksinnya sebelum virusnya makin menyabar." Pikirku.

Saat itu aku sedang bermain dengan para sahabatku. Kami telah selesai menonton salah satu film yang baru rilis 2/3 hari mungkin. Setelah itu kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum berjalan jalan mengelilingi mall. 

Setelah memesan apa yang ingin kami makan, aku pun membuka percakapan. "Kalian udah tau belom tentang virus yang ada di Cina itu loh, yang katanya karena kebocoran salah satu pabrik yang ada di sana." ucapku. 

"Eh, iya itu gimanaa sii. Aku takut weh kalo tu virus masuk ke Indo." ucap Tasya dengan panik. "Ih, Jangan sampe ke Indo lah ngeri woi." Timpal Ganesha. "ngga bakal sampe ke Indo~" jawabku santai.

"Ihhh, tapi kan di Cina udah banyak yang kena, trus juga banyak yang bilang kalo virusnya tu gampang banget nyebar nya." Ucap Tasya semakin panik. "Kita berdoa aja semoga obatnya cepet ketemu, biar ngga nyebar" ucapku tenang, yang dibarengi  mereka mengucap 'amin' dengan serempak.

"Emang awalnya gimana si kok bisa sampe bocor gitu laboratoriumnya?" Tanya Ganesha penasaran. "Ngga tau, setauku itu mereka lagi ngadain penelitian gitu, trus ada salah satu bagian mesin atau ruangan gitu yang bocor." Jelasku dengan sepengetahuanku dari berita yang berkumandang di rumah kediaman keluarga Charles, saat makan malam beberapa hari yang lalu.

"iyaa, aku juga taunya gitu, kira kira mereka lagi meneliti apa ya?" tanya Tasya penasaran. "Virus zombie kali" terusnya. Percakapan pun sudah tak masuk dalam topik awal, kami membicarakan tentang bagaimana jika sebenarnya zombie itu ada, bagaimana cara melindungi diri dari serangan zombie, bagaimana keadaan dunia saat itu. Sampai teori tentang klan lain yang ada di bumi pun kami bahas.

Kalau kita sudah berkumpul seperti ini, apa pun yang dipikirkan sekarang akan langsung dikeluarkan saat itu juga. Itulah yang membuat percakapan kami sangat acak dan seru.

Setelah selesai makan, kami memutuskan jalan jalan memutari mall seperti yang ada pada rencana awal. Kita masuk ke toko baju, melihat-lihat dan membeli beberapa pakaian di sana, masuk ke toko sepatu, sampai toko aksesoris pun kami masuki.

Setelah lelah berjalan kami memutuskan masuk ke salah satu toko kopi yang ada di sana. Memesan kopi dan coklat yang di sediakan di sana lalu pergi ke tempat duduk dekat jendela. 

"kamu masih ngga kuat minum kopi ya?" tanya ku pada Tasya secara, dia memesan coklat. "iya, masih suka sakit perut kalo minum kopi." jawabnya menjelaskan. yang di tanggapi anggukan oleh ku dan Ganesha. 

ting- suara dari ponsel kami berbunyi, yang menandakan ada kabar yang yang masuk. 

'PENGUMUMAN

Diberitaukan kepada warga sekolah SMP Artanta. Sekolah akan diliburkan selama 2 minggu dikarenakan penyebaran virus corona yang telah masuk ke Indonesia. Pasien positif covid yang ada di Indonesia sudah ada 2 orang. Pasien yang terkena dikabarkan berasal dari negara tetangga kita Malaysia. Demikian pengumuman yang kami sampaikan, semoga dapat dimengerti, dan stay safe.'

Begitulah pengumuman singkat yang disebarkan lewat Grup angkatan yang ada di ponsel kami masing-masing. Jika ditanya apa yang kita rasakan setelah mendengar berita itu, tak dapat dipungkiri ada perasaan senang dalam hati kami. Secara, libur 2 minggu adalah libur yang lumayan lama. Namun, buruknya kita libur karena ada suatu wabah yang membahayakan kita jika berada di luar rumah.

"NAH KAN BENER APA KATAKU, INI BAK-" Ganesha meletakkan tangannya di depan mulut Tasya yang memang tak bisa mengontrol volume suaranya sendiri. Sekarang kami sudah jadi pusat perhatian para pengunjung cafe saat ini. 

"Hei! ingaat, tempat dong kalo mau triak, ada ada aja. Kauu sih triak kok di sembarang tempat, diliatinkan jadinya. Huh." Gerutu ku kesal pada Tasya. Tak habis pikir denganya yang tak ingat tempat.

"iya, iyaa maaf." ucap Tasya "nahhkan, bener virusnya bakal nyebar." lanjutnya dengan suara kecil sambil menundukkan badanya, malu. Yang dibalas dengan kekehan kecil dari kita berdua sambil menggeleng-gelengkan kepala. 

"iya nih, aduuhh gimana ya kalo nanti banyak yang bakal kena." Ucap Ganesha khawatir. "Semoga 2 korban yang tadi cepat di tangani, biar ngga banyak yang kena." Ucap ku memenangkan.

"Habis ini kita pulang aja ya, takut nih kalo udah nyebar." Ucap Tasya khawatir. "Dih, dah parnoan aja, baru juga 2, udah-udah ngga usah di khawatirin lagi, toh juga pemerintah pasti udah tau apa yang harus di lakukan." Ucapku. 

Entah mengapa hanya aku yang tenang, aku merasa bahwa virus ini memang di takdirkan menyebar agar kita bisa lebih dekat kepada yang kuasa dan lebih menghargai waktu. Dan yang pasti virus ini akan cepat di tangani.

"Yaudah, mau sekarang atau nanti pulangnya?" Tanya Ganesha. "sekarang aja kuy, lagian udah sore juga." ucap Tasya. "Hilih, kaya gitu cuman gara gara takut kan kamuu sama covid." Ucap ku bercanda.

"ehehe, iya sih." Jawab Tasya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "yaudah yuk pesen grab dulu." ucap Ganesha yang hanya dijawab dengan anggukan kepala kedua temanya.

Sambil menunggu, kita masih membicarakan hal-hal acak yang berada di kepala kita. Kami sapai tertawa tak tertahan karena cerita lucu yang tiba tiba keluar dari mulut Ganesha.

Setelah beberapa waktu menunggu ternyata sudah ada tiga motor yang terparkir manis di depan kami. Kami pun melakukan ucapan selamat tinggal secara singkat dan naik ke motor masing-masing  dan menuju ke rumah.

Keesokan harinya kami di kagetkan dengan angka pasien positif covid yang semakin banyak. Hingga dua minggu telah berlalupun angka itu terus saja naik. Jumlah korban yang meninggal pun makin hari makin banyak. Hingga secara terpaksa kegiatan belajar mengajar pun dilakukan secara online/ daring karena masalah kondisi yang tak memungkinkan untuk kami masuk sekolah. Terlalu rawan dan beresiko.

Pemerintah pun membuat peraturan baru tekait wabah covid yang menyerang seluruh belahan dunia ini. Dengan melakukan protokol kesehatan, seperti cuci tangan menggunakan sabun, menetapkan jaga jarak dan menggunakan masker jika berada di luar rumah.

Hingga 3 bulan berlalu pun pemerintah akhirnya menjalankan New Normal dengan ketentuan dan kebiasaan baru bagi warganya.

Dan tepat pada minggu-minggu di mana kami harus menjalankan ujian kenaikan kelas. Kami benar benar tak paham dengan materi apa yang disampaikan oleh guru karena masih dalam masa penyesuaian. Namun mau tak mau kita harus tetap mengerjakan ujian tersebut.

Dan nilai yang didapatkan pun tidak sesuai. Karena kami masih kelas 8 maka, kami hanya melakukan ujian kenaikan kelas. Namun, kakak-kakak kami yang sudah kelas 9 pun terpaksa lulus dengan nilai PAS/PTS yang ada. Secara, UN pun ditiadakan saat itu.

Begitulah angkatan 2020 yang sangat menyebalkan. yang mendapatkan materi dengan penuh, yang telah belajar dengan susah payah ternyata tak ada ujian. dan kami yang masih terjebak dalam zona ini perlu belajar dengan tenaga extra agar dapat mengejar ketertinggalan materi yang ada.

Hallo para pembaca
Jadi, ini tu real tugas bhs. Indonesia aku. Jadi, iseng aja buat up cerita ini..

Kalian bisa jadiin ini referensi kalo ada tugas.
Di bayar pake vote aja 😂😂
Stay safe semua✨

Maaf klo typo bertebaran

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

angkatan 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang