29.1. Flashback

503 55 0
                                    

Flashback – Sekolah Menengah Pertama

Desember, 2014

“Aku suka sama kamu, New."

“Aku juga, kak."

“Aku serius, New."

“Aku suka kamu bukan seperti temen."

“Tapi, aku suka sebagai pria. Aish gimana ya jelasinnya." Tay mengacak-acak rambutnya, bingung, bagaimana ia menjelaskan perasaannya kepada seseorang pria yang ada didepannya ini.

New yang mendengar ucapan kakak kelas yang ada dihadapannya ini tentu saja kaget bukan main. Selama ini ia tak menyangka bahwa seseorang yang saat ini menatapnya tajam malah memiliki perasaan untuknya. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh New sebelumnya.

“Jangan bercanda, kak.”

“Ini sama sekali gak lucu.”

Tay memegang kedua pundak New sambil menatap kedua matanya. Tapi, sang empunya malah memilih untuk mengalihkan pandangannya dari mata Tay.

“Tatap aku, New." Ucap Tay lembut.

New yang mendengarnya tetap tak ingin menatap mata seseorang yang ada dihadapannya. “Kak, ini salah. Gak seharusnya kayak gini.”

“Aku tau ini salah."

“Tapi, aku bisa apa?."

“Aku bener-bener sayang sama kamu, New. Aku juga mau ngejaga dan ngelindungin kamu."

“Aku mau terus disisi kamu, New." Tay menjelaskan panjang lebar tentang perasaannya terhadap New. Akan tetapi, New lebih memilih diam. Dalam hati New pun ia bimbang. Ia juga memiliki perasaan yang sama terhadap kakak kelasnya ini. Tapi, ia takut dengan pandangan buruk orang-orang terhadap mereka, apalagi Tay mantan Ketua Osis di sekolahnya sekaligus Ketua MPK dan banyak wanita yang mengincarnya.

“New” Ucap Tay membuyarkan lamunan New.

“Maaf, kak –”

“Aku gak bisa”

New segera beranjak dari duduknya. Ia memilih meninggalkan Tay yang saat ini menatapnya sedih. Katakan saja saat ini New egois. Ia memilih membohongi perasaannya sendiri dan meninggalkan Tay begitu saja.

***

Februari, 2015

“Eh anjing."

“Gue perhatiin udah hampir dua bulan ini lo gak ada semangat hidup."

Lee Thanat, suara tersebut berasal darinya yang baru saja memasuki ruang kelas 9-G. “Tay Tawan-” panggilnya sekali lagi. Tetapi yang dipanggil tetap tidak menghiraukan seseorang yang saat ini duduk disampingnya.

“Lo ada masalah apa?."

“Cerita sama gue."

Thanat memperhatikan keadaan Tay dari atas sampai bawah. Tidak ada yang banyak berubah dari penampilannya, hanya saja keadaannya seperti seseorang yang tidak ada semangat hidup.

“Lo galau?” Tanya Thanat memastikan sahabatnya. Ya, mereka sudah bersahabat dari Taman Kanak-Kanak dan sekarang mereka satu sekolah walaupun sekarang tidak sekelas. Tay di kelas 9-G sedangkan Thanat di kelas 9-D. Tetapi hal tersebut tidak membuat mereka terpisah.

“Lo ngapain disini?” Tanya Tay seadanya.

Thanat yang mendengar pertanyaan Tay hanya bisa mengerenyitkan dahi, bingung. “Gue udah sering ke kelas lo masih tanya ngapain?”

Pertanyaan Tay adalah pertanyaan yang membuat Thanat bingung. Mulai dari kelas 7 hingga sekarang main ke kelas masing-masing itu bukan hal yang aneh lagi bagi mereka dan sekarang Tay menanyakan untuk apa Thanat ke kelasnya

Maba Rese (SingKit feat TayNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang