Jisoo mengintip dari balik dinding koridor yang menjadi tempatnya bersembunyi.
Sosok mungil itu menatap awas keadaan sekitar koridor Pledis High dan menghela nafas lega karena ia tak menemukan tanda-tanda keberadaan Choi bersaudara disana.
Pemuda berparas imut itu menatap jam dipergelangan tangannya, mengangguk-angguk kecil ketika melihat waktu yang tertera disana masih begitu awal. Tentu saja empat bersaudara paling terkenal di sekolah mereka itu tidak mungkin tiba ke sekolah sepagi ini.
Mengulas senyum manis begitu lebar diparas mungilnya, Jisoo melompat kecil dari tempatnya bersembunyi dan melangkah dengan riang menuju kelasnya.
Bibir kucingnya bersenandung pelan dan ia mengeratkan pegangannya pada tali ransel putih yang tengah ia gendong dipunggungnya.
Pemuda manis asal Los Angeles itu terpaksa harus memakai backpacknya yang lain dan mengganti isi barang-barangnya karena ransel miliknya masih berada ditangan Vernon.
Jisoo cukup frustasi sebenarnya, ia kehilangan akal untuk mengambil kembali ransel dan barang-barangnya yang masih ada pada Vernon.
"Dasar menyebalkan!" Gerutu sosok mungil itu lirih. "Harusnya dia mengembalikan barang-barangku, ugh!"
Jisoo tanpa sadar melambatkan langkah kakinya ditengah-tengah koridor dan pemuda berparas luarbiasa manis itu memekik kencang ketika merasakan sepasang lengan memeluk pinggangnya dari belakang.
"Aaaahhhhhh...." Teriaknya histeris, sedikit panik jika yang memeluknya itu adalah orang jahat atau yang lebih buruk adalah salah satu dari Choi bersaudara.
Sebuah tawa kecil nan ringan terdengar disamping telinganya dan membuat Jisoo refleks menengok. Ia menghela nafas lega karena ternyata pemikiran horornya salah. "Soonyoung!"
"Hai!" Sapa pemuda bernama Soonyoung itu dengan begitu santainya. "Terkejut sekali, kau pikir aku siapa, hm?"
Jisoo memukul lengan pemuda sipit itu yang begitu betah memeluk pinggang rampingnya dan merengut. "Kau menakutiku tahu!"
"Maaf, maaf." Soonyoung berdiri disampingnya dan membimbing temannya yang cantik itu untuk berjalan bersamanya. "Kau kan tidak percaya hantu, kenapa harus takut?"
"Aku tidak takut pada hantu." Jisoo mencicit pelan. "Tapi aku takut itu adalah salah satu dari Choi Brothers!"
Alis Soonyoung bertaut. "Mereka benar-benar mengganggumu, Jisoo-ya?"
Jisoo menunduk dan mengerucutkan bibir kucingnya yang mungil. "Kau tahu sendiri bagaimana gosip yang beredar."
Soonyoung meraih tangan mungil pemuda berparas cantik itu dan menariknya untuk mengikuti langkahnya. "Kita ke kelasku saja terlebih dahulu. Sudah lama bukan kau tidak berkunjung kesana?"
Jisoo tersenyum lebar, sosok manis itu menganggukan kepalanya dengan semangat. "Iya juga, ayo, Soonyoung!"
Soonyoung terkekeh pelan, sepertinya rencananya untuk menaikan mood pemuda cantik itu berhasil karena Jisoo terlihat begitu bersemangat hanya dengan mendengar ajakannya untuk berkunjung ke kelasnya.
"Oh ya!" Jisoo memeluk lengan Soonyoung dengan erat dan menatap pemuda tampan bermata sipit itu dengan sepasang mata besarnya yang menyorot begitu cerah. "Bagaimana dengan Seokmin?"
"Si kuda itu?" Soonyoung menaikan alisnya dan tersenyum menggoda pada Jisoo.
"Ish! Seokmin bukan kuda tahu! Dia teman kita!" Sentak Jisoo sembari mencubit kecil lengan Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Pleasure
FanfictionSaat empat Choi bersaudara menyadari fakta jika mereka terpikat pada pesona satu orang yang sama, Hong Jisoo. Seventeen Joshua Ft HipHop Unit (SCoups/Wonwoo/Mingyu/Vernon) Mature Content Boyslove Please banget adik-adik yang manis. Se Uh! Oh! apapun...