Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . .
Cahaya matahari yang masuk ke kamarnya saat itu sedikit membuatnya mengernyit, terbangun dari tidurnya dan perlahan beranjak dari berbaringnya saat itu.
Pandangan Jimin beralih ke arah sampingnya, mengingat pula kejadian semalam yang sedikit aneh baginya, namun sudah ia lakukan bersama dengan seorang gadis yang bahkan baru beberapa kali ia temui.
Hah, sepertinya Rose sudah pergi. Tak meninggalkan apapun dan benar-benar pergi. Entah apa yang harus Jimin lakukan nanti jikalau ia akan bertemu lagi dengan Rose. Atau gadis itu yang tak akan mau bertatap muka dan berusaha menghindarinya nanti.
Jimin hanya menghela napasnya, tak ingin memikirkan apapun saat ini. Jikapun Rose marah padanya dan memintanya untuk menjauh, maka akan pria itu lakukan. Lagipula, ia sangat salah sekali karena sudah meniduri gadis itu, walaupun Jimin sangat mengingat jika keduanya begitu sadar bahkan disaat alkohol memenuhi tubuh keduanya.
Membiarkan tubuh atasnya tetap terbuka, Jimin keluar dari kamarnya dengan hanya mengenakan celana jeans yang ia kenakan semalam. Menyisir rambutnya ke belakang yang sempat berantakan dengan jemarinya dan berjalan menuju area dapur.
Namun betapa terkejutnya Jimin dengan sosok yang ia anggap pergi, malah kini tengah berada di area dapur miliknya. Sama halnya dengan Rose di sana, bahkan hampir saja ia menjatuhkan mangkuk sup di tangannya saat ini ketika ia berbalik dan menemukan presensi Jimin yang berdiri tak jauh darinya.
Rose berdehem, memecah keheningan dan kecanggungan yang sempat mengisi keduanya. "S-Selamat pagi. A-Aku membuatkanmu sup."
Sial. Kenapa Rose harus terbata-bata tadi saat berbicara? Oh, ayolah. Siapapun yang berada di posisi Rose sudah pasti akan mengalami hal yang sama. Pagi-pagi sudah disuguhkan sosok gagah tak berbalut pakaian atas dan hanya celana jeans yang membalutnya. Penampilan yang masih berantakan karena baru saja bangun tidur serta tatapan yang hanya menatap padanya.
Maklumi saja, Rose memang tak pernah sekalipun melihat pria bertelanjang dada, apalagi Seokjin. Pengalaman pertamanya dalam berhubungan badan pun ia lakukan bersama dengan pria yang masih berdiri di sana dan tak mengatakan apapun sama sekali.