Bab 2 - Overhear

322 2 0
                                    

Seorang gadis muda, cantik, lulusan salah satu universitas di Singapore diperkenalkan oleh Ibu Amita sebagai anggota baru di tim mereka. Renata ternganga menatap kecantikan gadis itu. Benar – benar kecantikan yang hakiki. Mata Renata semakin terbebelalak ketika manager yang menurut timnya tingkat kegalakannya seperti singa yang sedang lapar itu memberikan mandat pada Renata untuk membimbing si anak baru.

Gadis cantik yang usianya masih muda itu mendapatkan meja kerjanya di samping meja kerja Renata. Renata pun membimbing gadis cantik itu dalam menggunakan e-mail kantor mereka yang tampilannya sedikit berbeda dari tampilan e-mail kantoran pada umumnya, mengajarkannya cara menggunakan aplikasi yang digunakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja dan memberi tahukan informasi lainnya seperti cara berpakaian di kantor itu. Walau nantinya gadis itu akan mendapatkan informasi lebih detail saat mengikuti Induction bersama karyawan baru lainnya, tetapi Renata merasa wajib memberi tahukannya informasi itu terlebih dulu agar gadis itu tidak akan menyalahkan Renata nantinya jika ia melakukan kesalahan.

Renata merasa tidak nyaman berada di samping gadis itu. Melihat kecantikan paripurna, kecerdasan otak dalam mengerti semua ajaran Renata padanya, terlebih aroma parfum gadis itu yang menyeruak ke dalam penciuman membuat Renata menjadi rendah diri. Mendadak ia merasa sia – sia terlahir sebagai wanita ke dunia ini.

"Kakak kenapa kok ngelamun?"

"Eh, gapapa. Gimana? Udah ngerti, kan?"

"Iya, aku kerjain dulu sampai selesai, nanti Kakak cek kerjaan aku, ya."

"Sip."

***

Jam istirahat makan siang, Nathan datang ke ruang kerja Renata untuk mengajaknya makan di luar.

"Re, makan yuk. Katanya kemarin mau makan di mekdi."

Mata Nathan membulat ketika melihat seorang gadis duduk di sebelah Renata.

"Kinta, gue makan dulu, ya."

"Iya, Kak."

Saat sudah berada di luar ruangan Renata, Nathan pun langsung memburu Renata dengan pertanyaan mengenai gadis cantik itu.

"Re, tadi siapa di sebelah lo?"

"Oh, itu anak baru."

"Anak baru? Kok gak gabung di tim gue aja sih?"

"Yee.."

"Kok gak lo ajak makan siang bareng? Jahat lo!"

"Dia bawa bekal."

"Kenalin ke gue dong!"

"Dia udah punya lakik!"

"Yah.. Sayang banget semuda itu udah ada yang punya. Jangan – jangan udah punya buntut."

Renata terkekeh mendapati wajah kecewa Nathan.

"Ya udah, nanti gue kenalin."

"Gak usah!"

Renata pun tertawa terbahak – bahak.

***

Hari Minggu sore yang sangat cerah, namun hati seorang gadis manis yang sedang berada di tengah – tengah keluarga besarnya tidaklah secerah mentari yang bersinar. Terjadi lagi pembicaraan yang memuakkan yang membuat dirinya ogah pergi ke pertemuan semacam ini. Kalau bukan karena ibunya yang terus – terusan memaksa dirinya untuk menemaninya hadir di acara arisan keluarga itu, tidak sudi ia datang ke kandang singa yang akan memakan mood-nya habis – habisan.

"Renata, anaknya temen Tante ada yang baru lulus S2 Arsitektur lho. Dia punya biro arsitektur sendiri. Umurnya gak beda jauh sama kamu. Sekitar 35 atau 36-an. Kamu pasti suka deh. Orangnya ganteng. Mau Tante kenalin ke kamu. Kamu kapan punya waktu kosong? Minggu depan bisa?", ujar Rini seraya mengipas – ngipas dirinya menggunakan kipas souvenir yang didapatnya saat pergi kondangan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Perfect Marriage Partner Where stories live. Discover now