Kota Seoul sedang diguyur hujan sedari tadi. Intensitas hujan yang tadinya hanya gerimis kecil kini meningkat begitu deras. Membuat orang-orang mulai kelabakan mencari tempat berteduh.
Tampak seorang pria dewasa bertubuh atletis sedang berlari menuju emperan sebuah toko yang sedang tutup. Dia lupa membawa payungny yang dia letakkan di mobil. Sialnya mobilnya terparkir jauh dari kawasan itu.
Hasil keisengannya parkir jauh agar bisa lebih banyak berjalan.
"Aish, mau sampai kapan hujan ini turun." gerutunya sebal.
Namanya Lee Donghae. Seorang penyanyi dan aktor senior yang terkenal. Karirnya sedang bagus dan tetap stabil selama bertahun-tahun walaupun banyak penyanyi dan aktor muda bermunculan.
Usianya sudah menginjak tiga puluh empat tahun. Cukup matang untuk menikah ataupun memiliki kekasih. Sayangnya Donghae belum berminat untuk memperjuangkan hubungan asmaranya.
Matanya mengedar ke segala arah. Mencari cafe terdekat sehingga dia bisa berteduh sambil bersantai.
"Yosh. Disana." gumamnya kemudian berlari sekitar sepuluh meter menuju satu cafe yang terlihat hangat.
Kling~
Suara pintu terbuka membuat seorang pria yang berada di kasir sontak menoleh sambil tersenyum manis. "Selamat da--"
Donghae terpaku. Langkahnya terhenti tepat tiga langkah sebelum mencapai meja kasir. Matanya bergetar. Ingin rasanya Donghae berhambur memeluk sosok di balik meja kasir itu.
"Se-selamat datang di Cafe Armoire. Mau pesan apa, tuan?" suara si kasir pun sedikit gugup. Namun dia bisa mengendalikan diri dengan baik.
"Hot chocolate dan tiramisu cake." Donghae mengucapkan menu yang dia pesan dengan tatapan lurus ke wajah pria manis itu.
'Tak ada yang berubah.' batinnya.
"Semuanya lima ribu won, tuan. Silahkan mencari tempat duduk dan pesanan anda akan diantar sebentar lagi." Pria manis di kasir bahkan tidak menatapnya secara langsung.
"Terima kasih ... Yesung hyung." Donghae merasa tenggorokannya tercekat saat menyebutkan nama pria itu.
Ya. Namanya Kim Yesung. Pemilik cafe ini. Sosok yang membuat Donghae tak mau bergelut dengan kehidupan asmara lagi.
Dia melihat Yesung masuk ke dalam. Tak lama kemudian seseorang keluar menggantikan posisi Yesung.
Donghae tersenyum getir. Apa sekarang Yesung membencinya? Apa Yesung tak mau bertemu dengannya?
Ah, Lee Donghae bodoh. Tentu saja Yesung membencimu dan tak mau bertemu denganmu. Kau tak ingat apa yang sudah kau lakukan padanya?
Donghae menunduk. Menyembunyikan air matanya yang siap meluncur. Kemudian dia dikejutkan dengan pegawai yang mengantarkan pesanannya.
"Terima kasih banyak," ucapnya sopan. Donghae ingin menahan pegawai itu dan bertanya dimana Yesung namun tak jadi ia lakukan. Dia tak mau membuat Yesung terlibat dalam masalah lagi.
Donghae meminum cokelat panas yang dia pesan. Rasa manisnya khas. Bukan seperti cokelat panas di cafe lainnya. Donghae mengenal rasa ini karena seumur hidup dia hanya pernah mencicipi cokelat panas dengan sedikit tambahan rasa jahe merah hangat saat Yesung yang membuatkan untuknya.
"Kau bahkan masih mahir membuatkan ini untukku, hyung." gumam Donghae.
Yesung masih peduli padanya setelah apa yang pernah Donghae lakukan. Kemudian secara bergantian ingatan saat mereka bersama berlomba-lomba berputar dalam otak Donghae.
Saat Yesung menyemangati dirinya yang hampir menyerah di masa trainee. Saat Yesung membuatkan bekal makan siang untuknya setiap pagi. Saat Yesung bersabar dengannya yang diterpa banyak gosip.
Semua kebaikan Yesung dibalas dengan hal menyakitkan oleh Donghae. Donghae yang saat itu tengah merintis karirnya menjadi begitu serakah. Dia melakukan berbagai hal agar popularitasnya terus meningkat.
Hal yang paling menyakitkan adalah saat Yesung tertangkap kamera mendatangi apartemen Donghae. Saat itu tuduhan sebagai penguntit terarah pada pria Cheonan itu. Namun bukannya membela Yesung, Donghae justru mengabaikannya. Seolah mengiyakan jika Yesung adalah penguntitnya.
Ditambah Donghae berlaku seolah tak mengenal Yesung dan mengaku tidak memiliki kekasih. Donghae menutup mata saat Yesung menjadi bahan bulian fansnya. Donghae berbalik arah saat Yesung mendatanginya sambil menangis. Dan dengan kejamnya Donghae mengakhiri hubungan mereka.
Kini rasa sesal itu kian bertumbuh. Penyesalan yang dia rasakan membuat kesakitan terus bertumbuh di hatinya. Penyesalan itu membuat Donghae terbelenggu rasa bersalah.
Setelah kejadian itu Yesung seolah menghilang. Menutup semua akses komunikasi yang bisa dijangkau Donghae. Rumah Yesung di Seoul sudah dijual. Nomor ponselnya sudah tidak aktif. Donghae tak tau dimana rumah Yesung di Cheonan.
Pertemuan ini pun rasanya seperti sesuatu yang tak terduga namun sangat disyukuri Donghae. Setidaknya dia tahu Yesung baik-baik saja dan berhasil di bidang yang disukainya.
Dan melihat tingkah Yesung, Donghae berasumsi Yesung masih menyimpan sakit hatinya."Apa aku tidak memiliki kesempatan untuk meminta maaf padamu, Yesung hyung?" gumam Donghae seraya melihat keluar jendela.
Matanya terbelalak melihat Yesung melintas dengan langkah yang terburu-buru. Sepertinya dia keluar lewat pintu samping cafe.
Entah apa yang merasuki Donghae sehingga dia refleks berdiri dan mengejar Yesung. Sayangnya semesta masih ingin membuat Donghae terperangkap dalam rasa bersalah. Karena begitu dia keluar, Yesung sudah melaju bersama mobilnya.
"Aish!" Donghae mengacak rambutnya kasar. Kesal dengan permainan takdir untuknya.
Harapan Donghae masih sama. Semoga Yesung tak lagi merasakan sakitnya. Semoga Yesung tidak lagi mengingat apa yang sudah terjadi diantara mereka, walaupun itu mustahil mengingat bagaimana reaksi Yesung tadi.
Tekad Donghae sudah bulat. Dia akan terus mengejar Yesung untuk meminta maaf. Setidaknya dia tahu dimana harus mencari Yesung, 'kan?
.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Y'Style
FanficKumpulan drabble dan oneshoot all x Yesung uke!Yesung bot!Yesung sub!Yesung