(9) Bank Darah

139 11 0
                                    

🌛🌛🌛

"Dok tekanan darahnya semakin menurun!"

"Percepat transfusi darahnya! Lilia ambil beberapa kantung darah!"

"Baik dok"

Lilia berlarian menuju bank darah, ketika lilia sampai tidak ada cadangan darah satupun untuk type A. Lalu lilia kembali dengan tangan kosong.

"Dok tidak ada cadangan darah yang tersedia, kami kehabisan stok darah"

"Bagaimana bisa!? Ouh yaampun!"

"April pergi ke ruang informasi kami membutuhkan tranfusi darah secepatnya"

"Lilia gantikan posisi april"

Mereka semua sibuk dengan tugasnya masing-masing. Malang sekali gadis kecil ini. Yaa tuhan tolong bantu kami.

✿ ✿

"Suster tolong chek data-data dari para pegawai dan pasien kami membutuhkan golongan darah type A secepatnya" ucap April yang datang dengan tiba-tiba

"Baik. Ditunggu sebentar" balasnya

"Kapan mereka akan menyetorkan persediaan stok darah sihh? Suster hubungi rumah sakit lain untuk meminta bantuan!!" ucap April dengan berbagai pertanyaan

"Akan aku coba untuk menghubunginya. Tetapi mungkin saja tidak akan cukup waktu untuk mengiriminya." balasnya dengan menatap mata april dan kembali sibuk pada berkas didepannya

"Benar. Kami tidak bisa menghabiskan banyak waktu, lalu bagaimana ini ya tuhannn" ucap april seraya menutup wajahnya

Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan nya sampai-sampai tak menyadari bahwa ada seorang pemuda yang menghampiri resepsionis.

"Permisi, butuh bantuan?" ucapnya

"Yaa, kami membutuhkan golongan darah type A" balas April tanpa menatapnya

"Saya memiliki golongan darah type O, bisakah mendonorkannya??" tanyanya

"Tentu saja bisa" balas april

"Baiklah, saya bersedia mendonorkan untuknya" ucapnya sembari tersenyum

"Hah!?" pekik April lalu berbalik menghadapnya

"Tuan? Bukankah baru saja terbangun dari koma." ucap April kaget bukan main

"Bukan masalah. Kalian sedang membutuhkannya" ucap Raka seenaknya

"Baiklah. Mari ikuti saya untuk melakukan tes kecocokan."

✿ ✿

"Akhirnya operasi ini berjalan dengan lancar. Terimakasih atas kerja keras kalian semua." ucapku sembari melepas sarung tangan

"Kembali kasih dok, dr. Syasya pun sangat hebat" sahut mereka semua

"Yaa terimakasih. Beristirahatlah segera"

"Baik dok"

"Ehh April tunggu, saya ingin menemui siapa sang pendonor baik hati ituu" ucapku menghentikan langkah April

"Mari saya antar dr. Syasya"

"Ya. Terimakasih"

Sesampainya diruang rawat. Kami berdua langsung memasuki ruangan itu setelah mengetuk pintu.

"Selamat siang tuan, dr. Syasya ini adalah dokter yang menangani operasi barusan" ucap april

"Saya sangat berterimakasih kepada tuan yang sangat membantu memperlancar jalannya operasi tersebut"

"Kembali kasih, tidak usah sungkan seperti itu. Suster bisa tolong tinggalkan kami berdua"

"Ouh baiklah, saya permisi dok"

Syasya menganggukan kepala lalu tersenyum kepada April.

"Ada perlu apa tuan?" Tanyaku padanya

"Hanya ingin melihatmu saja dan yah jangan terlalu formal" balasnya dengan wajah yang menyebalkan

"Aishh kau ini selalu menyebalkan raka! Aku ingin bekerja jangan merecoki akuu!!" ucapku kesal

"Oke oke per- arghhhh"

Syasya panik lalu menghampiri raka dan bertanya "Aduhh kamu kenapa? Apa yang sakit? Dimana? Sebelah mana? Rakaaaa jawab ihh!?"

"Selow dong cinta. Aku ngga papa" balasnya tersenyum menahan sakit

Syasya tak percaya dengannya lantas memeriksanya dengan stetoskop andalan nya. Lalu membuka baju raka melihat bekas jahitan apakah masi aman atau tidak.

"Yampunnn darah!? Kamu ini ngapain aja sih!! Kenapa tidak bisa diam sehari saja!!! Sudahlah lupakan saja. Tahan sebentar akan ku bersihkan, ini mungkin akan sedikit sakit" aduh maafkan mulutku yang ember ini yallah. Apakah aku terlihat sekali khawatir padanya? Aish semoga saja tidak' batinku

"Ah maafkan aku sya" ucapnya seraya memandangi Syasya yang terlihat semakin cantik saat marah-marah.

Sekalinya update lama banget ya :( pengen cepet² tamatin gitu tapi stuck disitu hmm 😤

Sweet DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang