04: That Spring Day

7 1 0
                                    

Jangan lupa untuk vote dan comment, happy reading!

***

"Cha Eunjae! Kau telah menikah?" Manager So yang tiba – tiba menghampiriku lantas melontari diriku dengan pertanyaan itu.

Aku tersenyum kikuk, "Begitulah..."

Manager So merangkulkan tangannya pada bahuku, "Kau tak pernah memberi tahu kami tentang calonmu itu. Siapa namanya lagi? Lee Taeyong?"

"Kim Doyoung, namanya Kim Doyoung." Jawabku canggung.

"Ah iya, tehntu saja. Kim Doyoung. Bagaimanapun, selamat atas pernikahan kalian. Sekarang lanjutkan pekerjaanmu, chop – chop!" Balasnya lagi.

Belakangan ini hariku dipenuhi dengan deadline dan meeting yang harus kuselesaikan dan kuhadiri. Menjadi intern di salah satu perusahaan percetakan di Seoul sudah cukup untuk membuatku kewalahan.

Padahal sidangku tak lama lagi, tapi melakukan internship akan sangat membantu untuk urusan perekonomian. Selain itu kapan lagi aku dapat bekerja sama dengan banyak penulis dan illustrator terkenal jika aku tidak menggunakan kesempatan ini sebaik – baiknya.

"Cha Eunjae!" Manager So memanggilku lagi dari meja kerjanya, aku segera menghampirinya untuk mendapatkan satu tugas ekstra.

Tentu saja, membelikan coffee untuk anggota tim. Bagaimanapun posisiku tidak lebih dari seorang intern, tak ada alasan masuk akal bagiku untuk menolak.

Lokasi coffee shop tidak terlalu jauh dari kantor kami, cukup berjalan sekitar lima menit hingga tiba disana. Duabelas cup coffee kupesankan, beberapa diantaranya dengan perintilan yang memusingkan.

Entahlah, tapi mengapa tidak bisa memesan coffee yang biasa – biasa saja? Mengapa harus menambah detail yang membuat orang kesusahan?

"Extra shot espresso, dengan soymilk, satunya lagi decaff, tambah dua pump vanilla, dan yang satu lagi dengan topping cinnamon" Jelasku pada pelayan Coffee Shop.

Selagi menunggu, aku membuka pesan dari Doyoung.

Roommate
"Mau makan malam bersama?"

Aku tersenyum geli. Orang aneh, pikirku. Selama hampir seminggu satu atap dengannya, aku mengamati bahwa ia adalah orang yang perfeksionis yang super bersih.

Jujur saja sebagai wanita aku merasa kalah. Keunggulannya untuk menata barang dan membersihkan ruangan begitu luar biasa. Tapi tentu saja, skill memasaknya begitu payah ia hanya bisa memasak makanan instan.

"Manager So menyuruhku untuk menyusun beberapa laporan"

"sepertinya aku akan pulang telat"

Roommate
"Jangan biarkan aku makan ramyun lagi malam ini"

Aku mengabaikan pesannya lantas kembali kepada aktivitas menunggu panggilan pesanan.

Tak lama, pelayan coffee shop memanggil nomor antreku, aku pergi mengambil dua karton coffee dan berniat untuk langsung kembali ke kantor.

Hingga tiba – tiba aku mendapati sesosok berbahu lebar bersuarai coklat dihadapan resepsionis di lobby perusuhaan.

'Tidak mungkin dia bukan?'

Aku buru – buru melangkahkan kakiku pada elevator, mempercepat gerak kakiku untuk pergi dari lobby secepat mungkin.

Detak jantungku berdegup begitu kencang, mataku melirik kesana kemari di dalam elevator, kakiku melemas, aku begitu tidak tahu harus bereaksi apa. Apakah aku hanya melindur? Tapi bagaimana jika aku salah? Apa yang sedang ia lakukan disini?

Contradiction of Love - KIM DOYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang