[4] Janji temu jam satu malam

38 7 8
                                    

HUAAAAA GAESSSSSS MAU NANGIS😭 udah berabad-abad gak pernah nengokin ni cerita akhirnya bisa berjumpa lagi. Pengen tau deh siapa aja yang masih nungguin cerita ini.

Komen tiap paragraf ya gess!

HAPPY READING!

•••

Muka Anjani masih memberenggut kesal. Coba kalian bayangkan ada di posisi Anjani dan Aliza, sudah susah-susah membersihkan beras untuk makan para santri kini malah ditumpahin oleh santri baru yang bernama Dalilan.

Aliza melirik adiknya yang menampilkan wajah jutek. "Udah Jan mereka kan gak sengaja."

Anjani menoleh, "gak sengaja? Kakak gila? mereka jelas-jelas sengaja Kak. Coba aja kalo mereka gak berantem pasti kita bisa masak sekarang."

Aliza terkekeh manis. Ia juga sebenarnya kesal, tapi ia ingat perkataan Abinya 'mau sebesar apapun kesalahan seseorang, kita harus bisa memaafkannya. Karna sebaik-baiknya orang baik itu adalah seseorang yang bisa memaafkan kesalahan orang lain.'

"Udah Jan gapapa, gak baik loh kesel sama orang terus-menerus. Emang kamu mau diceramahin Abi?"

"Enggak lah Kak!"

Aliza tertawa kecil, "mending sekarang kita ke dapur, yuk."

Anjani mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun bergegas menuju dapurnya para santri.

•••

Pernah merasakan dag-dig-dug saat disuruh maju oleh Guru untuk menyelesaikan soal? itu yang lagi Dalilan rasakan sekarang. Bedanya ia hanya disuruh menyetor hafalan sebagai hukuman, dan dibandingkan dengan Ustadz Danu ia lebih baik kena hukuman dari Pak Jamal Guru di sekolah nya.

"Ustad saya gak bisa ngaji," ucap Dalilan.

Terdengar suara tertawa seseorang disebelahnya yang tak lain adalah Fajar musuh bebuyutan nya.

"Hidup lo suram banget sumpah. Ngaji aja gak bisa? astaga." Fajar terus menertawakan Dalilan.

Dalilan mendelik sinis. "Emang lo siapa? Tuhan? sampe-sampe bisa komentarin hidup gue."

"Udah-udah berantem terus pusing Ustad. Dalilan berarti hukuman kamu Ustad ganti, bersihin halaman depan dan belakang tiap pagi selama dua minggu."

"Dua minggu Ustad?" ucapnya tak percaya.

Ustadz Danu mengangguk. "Awas ya kamu lari dari hukuman, Ustad bakal aduin kelakuan kamu sama Ustadz Mukhtar."

"Iya Ustad saya paham."

Alhamdulillah sujud syukur buat Dalilan karna hukumannya diganti. Bersih-bersih selama dua minggu hal yang mudah buatnya. Dalilan sudah memiliki teman disini jadi harus dimanfaatkan, terlebih lagi temannya modelan kek Ajil.

"Yauda sekarang kamu balik," ucap Ustadz Danu.

"Bentar dulu Ustad, saya mau nanya."

"Nanya mulu hidup lo. Gak sekolah lo?" Ujar Fajar.

"Berisik bat si lo aelah," tukas Dalilan.

Ustadz Danu hanya bisa menghela napasnya menghadapi dua manusia menyusahkan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story In Pesantren [ TAHAP REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang