TWO

4 1 1
                                    

"Lo kalau emang gak inget sama gue gak papa tapi kalau lo gak inget sama Airys lo keterlaluan tau gak"Clara berbicara di depan Aldo sambil meletakkan tangannya di kedua pinggangnya.

"Bukan urusan lo"

Jawaban Aldo membuat Clara menarik nafasnya."Gue gak ngerti sama jalan fikiran lo.Lo tau kan kalau Airys cuma punya elo sebagai sandarannya.Lo masih inget kan kalau kedua orangtua Airys tu udah gak ada.Lo inget kan!?"

Aldo diam tidak merespon masih dengan wajah datarnya.

"Dengan keadaan Airys yang begitu,lo masih tega buat dia sakit gitu"Clara frustasi menghadapi sikap Aldo,"Lo masih punya hati gak"

Aldo masih tidak merespon.

"Jangan diem aja Do?! Diam gak akan bisa nyelesain masalah.kalau emang lo gak mau kehilangan Airys,temuin dia nanti malam di kafe gue.kalau lo gak dateng gue pastiin lo gak akan liat muka Airys lagi  Tanpa mendengarkan jawaban Aldo,Clara berjalan meninggalkan Aldo.Clara yakin Aldo pasti akan menemui Airys karena Clara tau Aldo sangat menyayangi Airys.

     Disinilah Airys berada,bekerja separuh waktunya di kafe milik keluarga Clara.Ia segan jika tidak bekerja karena keluarga Clara terlalu baik kepadanya.

     Waktu telah menunjukkan jam 23.30 wib,dan itu adalah waktunya Airys pulang . Setelah memastikan semuanya beres,Airys tersenyum kemudian melangkahkan kakinya keluar dari cafe meninggalkan beberapa karyawan yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

     Langkahnya terhenti ketika mendapati Aldo tepat didepan kafe sedang duduk diatas motornya dan terus saja menatap Airys dingin.Jika disekolah Airys mungkin senang tetapi jika kondisinya begini Airys tidak bisa berteriak senang karena ia sedang tidak ingin bertemu dengan Aldo.

     Airys selalu ingin terlihat baik-baik saja dihadapan Aldo.Ia tidak ingin Aldo melihatnya bekerja seperti ini karena Aldo bisa aja kasihan kepadanya.Dan Airys tidak suka dikasihani.

     Airys tidak menghampiri Aldo.Ia berusaha menghindari tatapan Aldo.Bisa saja AldOK tidak mencarinya.

"Mau kemana lo?"

Airys menoleh ke arah Aldo,"Lo bicara sama gue?"

"Gue antar lo pulang"

Airys berjalan mendekati Aldo,"Lo inget sana gue Do?Akhirnya!!!"Airys berteriak dan langsung memeluk Aldo.

Aldo melepas pelukan Airys,"Jangan ngelunjak"

Ucapan Aldo membuat Airys terdiam dan kemudian tersenyum miris,"Maaf"Ucap Airys lirih.

    Jika orang lain yang membentaknya mungkin ia biasa saja tetapi jika Aldo yang membentaknya,Entah kenapa Airys merasa sangat sedih.

     Sebelum air matanya jatuh,Airys berbalik dan berjalan meninggalkan Aldo.Mata Aldo terus saja menatap Airys.Entah mengapa dia merasa bersalah telah membentak Airys padahal dialah yang paling tau jika Airys tidak suka denagn bentakan dan dia akan menangis semalaman.

     Aldo mengacak rambutnya frustasi ketika melihat mata Airys yang memancarkan luka.Aldo telah membuat Airys terluka.

     Aldo terus saja mengikuti Airys dari belakang tanpa sepengetahuan Airys.bahu Airys naik turun tandanya ia sedang menangis.

     Airys sesekali tersenyum tipis kemudian mengangis kembali ketika mengingat bentakan dari Aldo.

     Airys berhenti di salah satu pohon kemudian berjongkok dan memeluk lututnya.

     Aldo tidak mendatangi Airys tapi masih memantaunya dari jauh.Sepuluh menit berlalu dan Airys juga belum beranjak dari tempatnya.Aldo menatap tak percaya ke arah Airys .Langit malam semakin menggelap pertanda sebentar lagi akan turun hujan dan tidak ada tanda-tanda Airys akan beranjak dari sana.

     Aldo tau Airys takut dengan kilat dan petir tapi mengapa dia juga belum  beranjak.Aldo tidak tau apa yang ada difikiran Airys.Aldo semakin frustasi.Cuek bukan berarti tidak peduli.

     Rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi dan itu membuat Aldo langsung berlaru ke arah Airys dan langsung menegakkan tubuh Airys yang bergetar hebat.

"Bodoh"Aldo mendekap tubuh Airys.

Airys berusaha melepaskan pelukan Aldo,"Biarin gue sendiri Do...gue pengen nyusul orangtua gue"

Ucapan Airys membuat Aldo tertegun.Airysnya sedang tidak baik-baik saja.

"Gue gak mau hidup selalu bergantung sama lo.Gue gak mau ngerepotin lo lagi.Gue gak mau gangguin lo lagi jadi biarin gue nyusul orangtua gue Do"

     Aldo tau Airys bicara itu tanpa sadar karena Aldo tau jika ketakutan Airys akan bertinfak gegabah sesuatu suasana hatinya.Itu yang membuat Aldo harus selalu ada buat Airys.

"Pulang"

Aldo menarik tangan Airys tapi Airys langsung menepisnya,"Gue gak butuh siapa-siapa"Airys tertawa hambar.

"Ai jangan buat gue marah!"Sentak Aldo.Aldo khawatir karena hujan semakin deras.

Aldo kembali menggapai tangan Airys dan menggenggamnya dengan Erat kemudian menarik Airys tatapi Airys terus membantah.

"Gue mau pergi"Suara Airys semakin melemah.

Suara Airys terdengar sayup-sayup dibawah derasnya hujan.

"Ai jangan bertindak bodoh!"

"Gue mau pergi"

"pergi bareng sama gue"

Setelah itu Airys kehilangan kesadarannya dan itu membuat Aldo panik dan langsung menggendong Airys.

"Gue sayang sama lo Ai"

🤗🤗🤗

Jangan berharap seseorang berubah demi kita karena itu adalah hal yang menyakitkan.

Kamu adalah kamu bukan orang lain ataupun boneka yang bisa di mainkan oleh orang lain.

Jadilah diri sendiri.Jika ia memang benar-benar mencintaimu dia akan menerima mu apa adanya.

🤗🤗🤗

Kalian tau gak kalau kalian itu penyemangat aku.jadi dukungan kalian itu berharga banget jadi jangan lupa vote and komen.

I love you all

    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BACKRESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang