written for #koominday20 project to celebrate the anniversary of 'GCF in Tokyo' #Harsika2cw : cross-dressing
paradise kiss!au (dalam semestaku sendiri)
enjoy!
;
"aku tidak akan menyalahkanmu ketika kamu terjatuh saat berjalan di runaway nanti. itu bukan salahmu, jeongguk." jimin berujar datar, dengan seringai meremehkan, "itu cuma membuktikan bahwa sedari awal, memang kami yang salah, karena sudah memilihmu."
;
kalau boleh jeongguk berkata, maka ia akan bilang bahwa takdir itu lucu, dan kata kebetulan itu cuma sebuah kesengajaan yang terlalu penuh kepura-puraan. sebab, dia lebih dari yakin bahwa bukan takdir yang membawanya berada di sini; sebuah studio tersembunyi di sebuah sudut gang kecil, tepat di bawah sebuah pub. bagaimana seorang anak sekolahan necis sepertinya berakhir disini, ia juga tidak tahu.
yang jelas, pada saat yang sama pula, jeongguk cuma berjalan separuh niat menyusuri kota dalam maksud mengulur waktu untuk mencapai rumah. sekolah sangat menyebalkan hari itu, dan jeongguk sama sekali tidak siap untuk menghadapi omelan lain dari ibu, tentang deretan nilainya yang berhias tinta merah.
jeongguk ingat, bahwa malam sebelumnya, jeongguk sempat beradu argumen dengan kedua orang tuanya yang terlalu memaksanya untuk memilih kedokteran setelah ia lulus sma; saat di sisi yang lain, ia lebih memilih menjadi seorang seniman. jangan salahkan jeongguk yang memilih untuk kabur. serius, dia sudah berusaha untuk meyakinkan orang tuanya mengenai pilihan juga jalan yang berniat ia tempuh. namun, telapak lebih cepat melayang, ketimbang rentet alasan pertimbangan. hal yang selanjutnya ia tahu, adalah jeongguk yang berakhir menutup pintu kamarnya dengan cara dibanting, menangis sesenggukan sepanjang malam seperti anak gadis yang cengeng, dan tertidur pulas hingga pagi menjelang.
hal yang menghantarkannya pada hari yang sungguh jauh dari kata beruntung. maksud hati melarikan diri dari masalah, ia justru jatuh tersungkur ke dalam masalah lainnya secara harfiah. jeongguk sendiri tidak pernah ingat, sejak kapan di tikungan dekat toko roti hye ada anak tangga yang curam hingga dasarnya nampak terlalu gelap untuk disinyalir sepasang mata? ia merutuk tanpa arti, ketika pandangannya kini tertuju pada sebuah pintu kayu besar yang nampak penuh misteri. ada baja berlapis dengan bentuk sayap kupu-kupu sebagai ornamen, dan matanya seketika berbinar; dengan batin yang berbisik, bahwa di balik pintu yang tertutup, ada sebuah janji yang terselip.
rasa penasaran membawa jeongguk untuk melangkah masuk tanpa permisi. dan ia tertegun, kemudian terhenyak, ketika yang ia dapati adalah sebuah ruangan yang terbilang luas—meskipun gelap—seperti sebuah studio. ada banyak potongan kain perca warna-warni, manekin berbentuh tubuh wanita telanjang, juga beberapa korsase dengan warna-warna lembut yang tersebar berantakan. jeongguk merasa seperti masuk ke dalam suatu tempat yang tidak seharusnya; namun ia sendiri tidak bisa mengelak, ruangan misterius di depannya ini memang mirip seperti sebuah surga.
"kalau kau adalah seorang maling, berhentilah sekarang. disini, tidak ada barang yang cukup berharga untuk kau curi. selain gaun, selebihnya yang tersisa cuma ada sampah."
suara yang menggaung, menjadikan jeongguk tersentak. nafasnya tercekat, ketika suara ketuk sepatu mendekat, juga harum aroma citrus serasa mendekapnya erat hingga ia hanya berakhir geming di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
-paint me the color blue (boys can be pretty too);
Fiksi Penggemarkata jeongguk, takdir itu lucu. dan kata kebetulan itu cuma sebuah kesengajaan yang terlalu penuh kepura-puraan. namun, park jimin akan selalu berada disampingnya, sambil membisikkan kata cinta. cw : lower-case intended, cross-dressing. [parakiss!au]