Chapter 6

2.6K 314 34
                                    

Hyunjin memutuskan untuk pulang ke rumahnya karena ia tidak percaya dengan guru adiknya. Hyunjin takut, Dongpyo yang polos itu akan diperawankan seperti dirinya tadi. Chris pasrah saja, karena ia cinta anal Hyunjin.

Apa hubungannya? Gaada.

"Hyung...ini apa?" Dongpyo menganga ketika melihat Hyunjin kesusahan membawa beberapa paperbag dari produk ternama. Mohon maaf, ya. Untuk makan sehari-hari saja, mereka masih sulit. Lalu, darimana Hyunjin bisa mendapatkan semua barang-barang yang kurang berguna untuk mereka saat ini? Dongpyo bertanya-tanya dalam hati.

Hyunjin mengeluarkan barang-barangnya satu per satu dari paperbag. "Pyo, ini hyung beli sepatu lho buat kamu! Bagus ga?" Seru Hyunjin dengan antusias. Dongpyo terkejut. Mata mungilnya melebar. Ini adalah sepatu yang ia idam-idamkan sejak dua bulan yang lalu.

"Huwaaaa, makasih banyak hyung!" Dipeluknya dengan erat tubuh mungil kakaknya itu. Hyunjin tertawa kecil sembari mengelus punggung adiknya. Tiba-tiba, Dongpyo menatap Hyunjin dengan serius.

"Hyung...semua ini dari mana? Apa jangan-jangan..." Dongpyo menyipitkan matanya.

"HYUNG JADI PENCOPET?!" Tuduh Dongpyo sambil menunjuk-nunjuk wajah cantik Hyunjin. Hyunjin melotot. "Heh, sembarangan kamu. Hyung itu kerja keras, tahu!" Ujar Hyunjin dengan pongah.

Iya, kerja keras di kasur. Hehe.

"Ooh..Pyo kira, Hyung kerja yang ngga bener." Dongpyo tersenyum lebar sampai matanya sedikit menghilang. Hyunjin hanya terkekeh canggung. Tidak ada yang salah dengan ujaran polos adiknya, hehe. Untunglah Dongpyo enggan untuk bertanya lebih lanjut.

"Sudah malam, Pyo. Tidur sana. " Kata Hyunjin secara halus sambil memberikan gestur mengusir. Dongpyo mengerucutkan bibirnya. "Ih, Hyungie ngga asyik. Pyo kan mau begadang. Huh, yasudah deh. Good night!" Dongpyo mengecup kedua pipi kakaknya dan berlari menuju kamarnya.

Hyunjin tersenyum kecil melihat kelakuan adik kesayangannya. "Good night." Setelah itu, ia memasuki kamar tidurnya dan mengunci pintunya. Pemuda manis itu terduduk di pinggiran ranjang dengan beban pikiran yang bertengger di kepalanya. Ia menghela napas panjang.

"Tuhan, apakah yang aku lakukan saat ini benar?" Bisik Hyunjin dengan lirih. Air mata meluncur begitu saja di kedua pipi gembulnya. Hyunjin merasa berdosa, sungguh. Untuk sekadar menyebut nama Tuhan saja Hyunjin merasa tak pantas.

Ia mengusap air matanya sembari terisak pelan. Memori tentang dirinya mendesah hebat di bawah kungkungan pria tampan itu terputar kembali. Perasaan bersalah semakin menyeruak ke dalam dirinya. "Maafkan Hyunjin, hiks." Di malam yang sunyi itu, Hyunjin menangisi perbuatan berdosanya.

Ponselnya berdering tepat saat ia hendak berjalan untuk mencuci wajahnya. Hyunjin mengernyitkan dahinya. Siapa yang menelepon malam-malam begini?

Incoming video call from Daddy Chris...

Oh, ya. Mereka sudah bertukar nomor telepon.

Hyunjin terbelalak. Video.....call? Tolong, saat ini mata Hyunjin sembab serta bibirnya yang gendut semakin menggendut dan memerah akibat ia gigit-gigit kecil bibirnya tadi.

Dengan gugup, Hyunjin mengangkat teleponnya. Wajahnya ia tampakkan setengah di layar. "Halo..." Cicitnya pelan. Hyunjin melambaikan tangan mungilnya pelan.

Di layar ponsel Hyunjin terpampang sosok Chris yang memakai setelan piyama sedang bersandar di headboard ranjang. Sialnya, wajah Chris terlihat enam puluh sembilan kali lebih tampan di malam hari.

"Hi, baby. Kenapa wajahmu tidak ditunjukkan sepenuhnya?" Tanya Chris. Pria tampan itu mendekatkan wajah tampannya ke kamera ponsel.

Waw, so sekseh -Jaemin

"M-malu.." Hyunjin tersenyum malu-malu. Terdengar suara tawa renyah di seberang sana.

"Tidak perlu malu, sayang. Hanya ada saya disini. Ayo, tunjukkan." Desak Chris.

Hyunjin menggigit bibirnya pelan. Ini perintah daddy-nya. Oke, Hyunjin harus turuti. Ia menunjukkan wajahnya di kamera ponsel sepenuhnya. Chris terpana dengan kecantikan Hyunjin. Rupanya Chris tidak salah pilih.

Kemudian ia menyadari sesuatu, kenapa bibir sintal itu tampak lebih merah dan lebih kenyal dari biasanya? Matanya juga terlihat sedikit sembab.

"Wajahmu kenapa?"

"Eung...ga kenapa-kenapa kok. Tadi ini kejedot pintu." Hyunjin mengusap permukaan wajahnya. Chris menganggukan kepalanya, walau ada secercah rasa tidak percaya di hatinya.

"Kenapa belum tidur?" Hyunjin lama-lama kesal. Chris terus-terusan menanyai dirinya.

"Om kepo." Hyunjin menjulurkan lidahnya. Chris mendengus. "Tadi malu-malu, sekarang kurang ajar."

Hyunjin terkikik pelan. "Aku punya topeng, om."

Mereka berbincang-bincang tentang hal tidak penting selama 1 jam. Obrolan mereka tidak penting, sungguh. Yah, sebenarnya tidak bisa disebut obrolan. Lebih tepatnya, ocehan Hyunjin yang direspon dehaman dan gumaman kecil Chris.

"Terus...aku beli boneka...hoaaam." Hyunjin menguap. "Ngantuk, hm?" Ucap Chris.

Hyunjin menggelengkan kepalanya pelan. Sekarang, Hyunjin sedang memeluk guling dengan satu tangan dan tangan yang satunya memegang ponsel.

"Ngga kok..ngga ngantuk---ANJING!" Ponsel Hyunjin jatuh tepat di wajah cantiknya. Hyunjin meringis sembari mengusap hidungnya yang berdenyut pelan.

Chris ingin tertawa tapi kasihan.

"Tuh kan...setelah saya matikan teleponnya, kamu taruh ponselmu di atas meja lalu tidur. Oke?"

Hyunjin mengangguk patuh. Ia sudah sangat mengantuk. "Hng okay...daddy..." Chris terkekeh mendengar kata 'daddy' yang Hyunjin sematkan di akhir kalimatnya.

"Good night, baby."

"Iya..malam, daddy."

Sambungan telepon dimatikan. Hyunjin menaruh ponselnya di atas nakas dan segera memasuki alam mimpi.

Sedangkan di tempat yang berbeda Chris sedang tersenyum-senyum layaknya seorang gadis perawan yang baru saja diajak jalan oleh pacarnya.

--My Straight Baby ; Chapter 6---

[A/N]

halo ges, xixix akhirnya up juga aku. besok aku ada ujian tapi malah update story wp, yasudahlah....anyway ini aku ga recheck jadi maaf kalau ada kesalahan kata/typo/gajelas.

aku gabut banget makannya up :3

yang besok ujian semangat ya !!

makasi yang uda baca, jangan lupa vote ya I wuff u guys 😣💗

My Straight Baby [ chanjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang