Chapter 9 (M)

2.4K 192 50
                                    

"Sakit, baby?" Lengan kekar Chris mendekap tubuh telanjang Hyunjin dengan hangat. Hyunjin mengangguk pelan. Dalam hati ia berkata, "Sakit banget anjing, badan gua berasa kebelah dua. Udah tua bukannya banyak doa malah ngentot sama bocah SMA. Tua bangka stress." Tapi ia tidak berani karena takut black card-nya diputus. "Om kasar banget sih...untung besok aku libur." Gerutu Hyunjin. Chris tertawa sembari mengusap pinggang Hyunjin. Hyunjin meringis geli dibuatnya.

"Salah sendiri punya badan menggoda. Saya kan jadi horny." Bisik Chris tepat di telinga Hyunjin. Hyunjin meringis geli dibuatnya (2). Tangan Chris sedari tadi meraba-raba tubuhnya walau mereka sudah menyelesaikan acara bercocok tanam. Om-om sange ini memang mengerikan.

"Yaudah aku mau bobo dulu, capek huft...CBL, CBL, CBL. Capek banget loch." Gumam Hyunjin dengan suara yang lucu. Tiba-tiba, ponsel Hyunjin berdering. Dengan cepat, Hyunjin mengangkat teleponnya.

"Yo wassap ngab! Sorry tadi gua habis main bola." Seru Hyunjin dengan sangat lakik. Hyunjin tidak bohong guys, tadi dia habis bermain dengan bola kembarnya Chris. Hehe. Ia menyibak rambutnya dengan sok ganteng.

Sifat Hyunjin sangat berbeda 180 derajat dengan tadi. Chris menganga mendengar percakapan Hyunjin dengan temannya. Suaranya sangat menggelegar, berbeda dengan suara mendayunya tadi. Kemana perginya Hyunjin yang menggemaskan tadi?

"Ahahaha lu mau kesini—GAK BOLEH! GUA GAK TERIMA TAMU SEKARANG, BYE." Mata Hyunjin membola dan memutus sambungan teleponnya. Ia menghela napas panjang. Hyunjin menoleh ke arah Chris. Chris tersenyum takut-takut.  "Apa, b-baby...?"

"Mau cium~" Hyunjin memanyunkan bibirnya. Chris yang melihatnya jadi gemas dan memberikan Hyunjin ciuman bertubi-tubi. "Baby-nya daddy gemesin banget." Chris memeluk Hyunjin dengan erat. Tubuh Hyunjin sangat pas di pelukannya.

"Aku rasa, seorang lelaki straight sejati memang butuh waktu bermanja-manja sesekali." Tegas Hyunjin di pelukan Chris. Chris yang mendengarnya ingin tertawa, tapi ya sudahlah. Hyunjin sedang dalam fase denial-nya dan ia tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu.

"Iya, Hwang Hyunjin adalah lelaki paling straight yang saya tahu." Chris mencubit pipi gembul Hyunjin. Hyunjin tersenyum bangga dan mengangguk-anggukan kepalanya. Dengan sengaja, tangan Chris tergerak untuk meremas dua bongkahan kenyal milik Hyunjin. "Dan juga, lelaki straight butuh waktu 'dimasuki' sesekali."

Hyunjin bisa merasakan penis besar Chris yang mengeras tepat di belakang bokongnya. "Tadi kan sudah, daddy." Rengek Hyunjin. Ia berusaha menyingkirkan tangan Chris yang meremas-remas pantatnya. Sayangnya, perkataan itu tidak dihiraukan oleh yang lebih tua.

"Saya udah tegang gini, sayang. Ayo sekali lagi, ya? Kamu mau uang, kan? Atau mau apa? Saya pasti kasih." Bujuk Chris, mengecupi permukan leher Hyunjin dengan lembut. Hyunjin menggigit bibirnya.  Mendengar kata uang yang keluar dari mulut bangsat Chris, Hyunjin merasa bahwa memang harus ada yang dikorbankan demi uang. Hyunjin harus bekerja keras! Tidak ada uang yang didapatkan hanya dengan bermalas-malasan.

"Oke, daddy...tapi jangan kasar-kasar. Analku masih sakit..." Sebenarnya Hyunjin juga sudah lumayan terangsang, tapi ia malu mengakuinya. Chris tersenyum dan berkata, "Iya, gak kasar."

Tapiboong yahahahayuk -chrisganteng

Merasa sudah mendapatkan consent dari Hyunjin, Chris mulai memasukkan jari-jari panjangnya ke dalam anal Hyunjin. Lubang itu masih terasa sempit walau sudah ia hajar dengan kasar sekitar 1 jam yang lalu.

"Pelan-pelan, dad. Ahh..." Hyunjin mendesah ketika jari-jari Chris menyentuh prostatnya. Hyunjin mengocok penisnya sendiri yang sudah menegang. Sang daddy melihat kejadian itu dan menarik paksa tangan Hyunjin.

"No touching, unless daddy told you so." Ujarnya dengan tegas. Tubuh Hyunjin bergetar pelan. "Tapi—" Hyunjin hendak menyanggah namun Chris langsung menatapnya dengan tajam dan berkata, "Menungging."

Hyunjin meneguk ludah dan menungging dengan sedikit takut. Satu tamparan kencang Chris layangkan ke pantat berisi Hyunjin. "AHHH, DADDY! S-sakit." Teriak Hyunjin. "Bisa berhitung, kan?" Chris mendekati Hyunjin dan memegang dagunya. Hyunjin mengangguk.

"Kalau ditanya itu jawab." Desis Chris. Ia memperkuat genggamannya pada dagu Hyunjin. "B-bisa, daddy!" Hyunjin mendongak dan menjawab dengan gugup. Chris tersenyum. "Good boy."

Beberapa tamparan dilayangkan hingga pipi bokong Hyunjin yang semulanya berwarna putih menjadi warna merah. "Your ass is so fucking beautiful." Chris menepuk-nepukkan penisnya sendiri ke pantat Hyunjin.

"Daddy, masukkan..." Cicit Hyunjin pelan. Lubang pantatnya sudah berkedut-kedut ingin dimasuki. "Masukkan apa?" Tanya Chris, pura-pura tidak tahu. "Masukkan penis besar daddy ke dalam analku, setubuhi aku dengan kasar, banjiri aku dengan sperma daddy yang banyak." Hyunjin sudah tidak tahan lagi, ia mengeluarkan semua kata-kata kotor yang terlintas dalam pikirannya.

"Kotor sekali mulutmu itu. Tapi saya suka." Tawa Chris pelan. Ia memasukkan penisnya ke dalam lubang ketat Hyunjin. Hyunjin menjerit kesakitan karena penis besar itu memenuhi analnya dengan sempurna. Walau sudah lebih dari sekali disetubuhi Chris, ia tetap tidak terbiasa dengan ukuran penis daddy-nya yang besar itu.

"Mmm, ketat sekali." Chris menggigit pipi dalamnya. Anal Hyunjin semakin mengetat, memijat penis Chris yang ada di dalamnya. Hyunjin mendesah nikmat saat penis berukuran besar Chris menumbuk prostatnya dengan keras.

"More, more. Gimme more. MORE, Daddy!" Teriak Hyunjin tak karuan. Nampaknya akal sehat Hyunjin mulai hilang. Di pikiran Hyunjin saat ini hanya ada penis, penis, penis, dan penis. Chris makin terangsang mendengar suara desahan Hyunjin yang indah. Ia meremas pantat Hyunjin dengan gemas.

Di sela acara bercocok tanam mereka, Hyunjin mengumpat dalam hati. "Ini pelan-pelan dari mananya, anjing."

Tutup tirainya yuk, sudah cukup kalian ngintip acara tusuk-tusukkan Chanjin. Lebih baik kalian berdoa sesuai kepercayaan masing-masing untuk segera diampuni dosanya karena sudah membaca ketikan Ian yang laknat ini. (emot batu)

DING DING DONG DONG!!!

DING DING DONG DONG!!!

Bel rumah Hyunjin berdering berkali-kali. Pemilik rumahnya belum bangun, yang terbangun justru sugar daddy-nya. Suara bel mengganggu tidurnya. Chris mengambil celana dan kemejanya. Sembari mengancing kemejanya, ia membuka pintu.

"Hyun—eh? BAPAK SIAPA?!" Ternyata yang ada di depan rumah Hyunjin adalah sahabatnya, Felix. Yang makin mengagetkan adalah bapak-bapak itu setengah telanjang. Tapi ganteng, sih. YA TAPI DIA INI SIAPA?!

"Hmm...saya saudaranya Hyunjin. Ada apa?" Untunglah Chris pintar berbohong. Ia tersenyum ramah kepada Felix. Felix memicingkan matanya. "Saudara? Setahu saya, Hyunjin sudah dibuang oleh saudara-saudaranya!" Desis Felix dengan penuh kecurigaan.

Chris mengusap wajahnya kasar. "Sebenarnya saya adalah su..." "Om Chris itu paman jauh gua. Jadi lu gak kenal." Hyunjin yang sudah berpakaian muncul di belakang Chris secara tiba-tiba. Chris melompat kaget. "Ba—eh Hyunjin, jangan ngagetin om kayak gitu dong." Chris tertawa kaku. Hyunjin hanya tersenyum manis pada Chris yang berarti, "Bacot lu anjing ngapain sok-sokan nyambut temen gua."

"Tapi kok kayaknya gua pernah liat muka om lu di suatu tempat ya?" Celetuk Felix.

Mampus.

---My Straight Baby ; Chapter 9---

[A/N]

oke guys alasan ada adegan nananina adalah karena pas aku ngetik ini tuh aku lagi...setengah...tegang....jadi aku pengen aja ngetik yang rada kotor...

OK MAAF TOO MUCH INFORMATION BGT TP YA GITU.

maaf juga keknya ini agak gak maksimal aku ngetik ceritanya. habis aku baca ulang ternyata ada beberapa yang kebolak-balik struktur kalimatnya. karena ya itu...akal sehatku terbang soalnya klo lagi 'begitu' jadi aku ngetik seadanya aja WKQKWKQAKJWKSJW

mksh dah baca karya haramku ini

My Straight Baby [ chanjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang