Hallo guys ini cerita pertama ku semoga suka, dan jangan lupa untuk vote and comment karena satu vote dari kalian begitu berharga bagi author.
Matahari mulai menampakkan diri dari ufuk timur dan sinarnya yang begitu menyilaukan membuat satu mata yang masih tertutup mulai mengerejapkan matanya pelan. Mata hazel yang cantik mulai terbuka dengan sang pemilik nya bangun dari berbaring nya.
Mata hazel itu meneliti setiap sudut ruangan, kemudian pemilik mata itu bangkit menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh dirinya pun keluar dari kamar.
Langkahnya yang begitu pelan dan tidak menimbulkan suara membuat seseorang yang berada di dapur menjerit kaget karena sepasang mata hazel sedang memperhatikan nya sambil mengupas sebuah apel.
Pemilik mata hazel itu tidak merasa bersalah dia meneruskan kegiatannya mengupas apel dan memakannya. Dirinya bangkit mengambil gelas karena tenggorokan nya terasa kering jadi dirinya ingin minum.
"Kapan aku bisa masuk sekolah?" Tanyanya setelah meneguk air putih.
"Mama berniat untuk menyekolahkan mu di rumah," jawab wanita paruh baya yang sedang meletakkan makanan di meja makan.
"Tidak, aku tidak ingin sekolah dirumah," mata hazel menatap datar wanita paruh baya tersebut.
Wanita paruh baya itu menghela nafas, kemudian bertanya, "Apa dirimu akan baik-baik saja?"
"Tentu, kenapa tidak?" Ada sedikit keraguan saat menjawab itu.
"Mama akan bicarakan dengan kakak mu dulu," jawabnya kemudian mengambil sarapan, "Tapi Fre, serius tidak apa?" Tanya memastikan.
"Iya Ma," jawabnya dengan tersenyum paksa.
Fredella memakan sarapannya dengan ogah, perutnya sudah kenyang saat memakan apel tadi tapi apa boleh buat.
Setelah selesai dengan sarapannya Fredella kembali ke dalam kamarnya, tidak banyak yang dirinya lakukan hanya merenung di dekat jendela kamarnya dan kadang memeriksa ponselnya yang baru saja dia hidupkan.
Fredella merundukan kepalanya sesekali bergumam 'maaf', itu lah keseharian nya setelah kejadian dimana sahabat nya hampir mati karena dirinya, meskipun semua nya tidak menyalahkan dirinya tapi menurutnya itu salahnya.
Setahun berlalu namun dirinya masih diselimuti rasa bersalah, bahkan untuk menemui sahabatnya yang lain dirinya tidak berani, entahlah semakin menatap wajah mereka semakin besar pula rasa bersalah itu.
Suara ketukan pintu membuat sang pemilik kamar membuka matanya kemudian berjalan kearah pintu untuk dibukanya, dan terpampang lah seorang pria jangkung yang mengetuk pintu tadi, tanpa di persilahkan masuk pria itu melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.
Pria itu duduk di tepian kasur Fredella kemudian bertanya, "Kata Mama Fre tidak mau home schooling?" Dan dijawab oleh anggukan kepala Fredella.
"Apa akan baik-baik saja?" Tanyanya lagi, dan lagi-lagi hanya dijawab anggukan kepala saja.
"Oke kakak akan mendaftarkan Fre ke sekolah dan mungkin minggu depan baru bisa masuk," Fredella tersenyum kecil karena sang kakak nya mengijinkan dirinya untuk sekolah biasa bukan home schooling.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOLESCENCE [On going]
Teen FictionAdolescence adalah kata yang berarti masa remaja. Kejadian dimana sahabat nya yang hampir mati karena dirinya membuat Fredella depresi dan menjadi kepribadian yang tertutup dan juga anti sosial. Ibu nya yang tidak tega melihat anaknya setiap hari me...