Sesi menonton film horor adalah hal yang paling dibenci oleh Juyeon. Setiap malam Minggu datang, Eric pasti akan memaksanya untuk menonton setidaknya tiga film horor sampai mereka tertidur entah pada jam berapa.
Alasan mengapa Eric cenderung memilih film horor dibandingkan film dengan genre lain adalah karena ia sebenarnya menikmati bagaimana raut muka Juyeon yang frustasi begitu mereka sampai pada puncak jump scare di pertengahan film. Ia hanya tidak menyangka jikalau Juyeon yang punya tubuh lebih besar dengan sikap yang terbilang dingin ini ternyata mental tahu jikalau berurusan dengan hal-hal mistis.
Seperti yang sedang berlangsung sekarang, dimana Juyeon kembali berteriak sembari mencengkram rambutnya dengan mata yang melotot ke arah layar tv setelah melihat si hantu datang. Kemudian ada Eric yang duduk lesehan disampingnya dengan sebuah bungkus keripik singkong yang ada ditangannya sedang menertawakan kondisi Juyeon saat ini.
"Keripiknya abis, kak. Aku ambil—"
"Tetaplah disini!" Masih dengan mata yang melotot, Juyeon berteriak memerintah kepada Eric. Yang lebih muda mendengus, sedikit bosan akan reaksi yang diberikan ternyata sama seperti yang sebelum-sebelumnya terjadi.
Lelaki dengan setelan piyama berwarna hitam tersebut beranjak mematikan tv. Mengabaikan Juyeon yang sepertinya bingung akan ulahnya, ia kemudian berjalan menghampiri Eric yang sedang pergi ke arah dapur.
"Kakak ngapain ngikutin aku?" Tanya Eric dengan sebuah seringai jahil dibibirnya. Bahkan tidak perlu bertanya pun, Eric bisa menebak jikalau teman sekamarnya ini takut ditinggalkan sendirian.
"Haus," Sahut Juyeon datar seraya berjalan mendahuluinya.
Eric menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Otak jahilnya menyuruh agar dirinya semakin membuat lelaki yang lebih tua darinya itu dirundung rasa ketakutan.
"Kemaren aku abis ngeliat sesuatu di dapur, kak." Sesuai ekspektasinya, Juyeon perlahan berhenti dan mulai membalikkan badannya. "Iya, sesuatu. Makanya tadi aku sempet mikir-mikir dulu mau ke dapur atau nggak."
Juyeon langsung beringsut memeluknya dari belakang. Hal tersebut sontak membuat yang lebih muda tertawa keras sesudahnya. Begitu menyadari jikalau ia sedang ditipu oleh Eric, Juyeon langsung memukul lengan yang lebih muda dengan wajah masam miliknya.
"Lucu, ya?"
Eric menyadari jikalau itu bukanlah sebuah pertanyaan. sebelum ia sempat menampiknya, Juyeon telah pergi ke kamarnya. Mengabaikan semua panggilan darinya. Nampaknya lelaki itu benar-benar marah kali ini.
.
[Ruang Rasa]
.Posisi tidur mereka kali ini saling membelakangi satu sama lain. Sebenarnya bukan hal yang aneh karena bukan hanya kali ini saja mereka tidur seperti ini. Namun, bagi Eric ini bukanlah suatu hal yang biasa untuknya.
Perlu diketahui jikalau satupun dari mereka berdua belum ada yang tidur hingga larut seperti ini. Eric yang jadi pendiam seperti sekarang adalah hal yang baru bagi Juyeon. Setiap malam ia lalui dengan cerita Eric yang seakan tiada habisnya sampai mereka tertidur.
Eric memutuskan untuk menyerah pada ego-nya sendiri. Juyeon bukanlah tipe orang yang akan meminta maaf lebih dulu meskipun kesalahan ada pada dirinya sekalipun. Ia tidak mungkin berlarut pada kecanggungan seperti ini. Mereka tinggal satu ruangan, satu kamar dan berbagi tempat tidur. Bukankah itu akan menyulitkan bagi mereka kedepannya?
"Kak," Gumam Eric pelan. Ia berangsur membalikan badannya menghadap Juyeon yang masih tidur membelakanginya. "Maafin sikap kekanakanku ya, kak?"
Merasa sama sekali tidak mendapat respon apapun dari Juyeon, Eric beringsut memeluk Juyeon dari belakang. Sembari melingkarkan tangannya dengan apik diatas perut Juyeon, lelaki itu menenggelamkan wajahnya dipunggung lebar milik yang lebih tua.
"Aku nggak tau cara biar kakak maafin aku, cuman aku nggak suka aja sama interaksi canggung kayak gini. Aku juga yakin kalau kakak sebenernya kurang terbiasa sama aku yang pendiem kayak gini."
Juyeon menutup kedua matanya. Masih enggan untuk sekedar meladeni ucapan Eric yang masih betah memeluknya. Meskipun begitu, Juyeon juga tidak mungkin terus-menerus perang dingin dengannya.
Ia sendiri pastinya tidak akan tahan untuk melakukannya walaupun hanya sekedar berpura-pura agar Eric tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama kepadanya dikemudian hari.
.
[Tbc]
.Last update hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rasa +Ricju
FanfictionSelain ruang, mereka juga berbagi rasa. [Sohn Eric - Lee Juyeon]