Sembari mengulum bibirnya, Eric memperhatikan bagaimana wajah Juyeon yang saat ini sedang fokus membaca buku. Lelaki berperawakan sedikit lebih pendek dibandingkan Juyeon tersebut menampakkan wajah tersenyumnya ketika dirasa ia telah mendapatkan bahan untuk mengobrol dengan si lelaki Lee setelah sebelumnya mengalami keheningan yang luar biasa dalam jangka waktu yang terbilang lumayan lama.
Eric menghampiri yang lebih tua dengan ikut duduk di sofa panjang apartemen mereka. Dengan senyuman merekah miliknya ternyata mampu membuat Juyeon sedikit terusik dan memilih untuk menaruh bukunya di sisi lain sofa kemudian beralih menatap ke arah Eric yang nampak ceria lantaran telah berhasil membuat perhatiannya teralihkan.
"Kak, kamu tau apa yang akan orang lakukan saat sedang merindukan seseorang?" Eric bertanya dengan raut bingungnya. Menatap Juyeon tanpa berkedip sedikitpun. Susah untuk diakui, namun melihat bagaimana Juyeon yang terlihat sedang memikirkan jawaban dari pertanyaannya adalah hal favoritnya.
"Menemuinya," Jawab Juyeon singkat. Lelaki itu hampir saja kembali melanjutkan kegiatan membacanya sebelum Eric menarik bahunya agar Juyeon kembali menghadap ke arahnya.
"Aku belum selesai!" Eric mencebikkan bibirnya, agak kesal dengan respon Juyeon yang terlalu datar. "Lalu, setelah menemuinya, apa lagi yang akan dilakukan?"
Juyeon mengangkat sebelah alisnya. Lumayan mempertanyakan akan alasan Eric bertanya tentang hal ini kepadanya. Apa lelaki itu sedang kasmaran dengan seseorang dan meminta masukan dari Juyeon yang sebenarnya sama sekali tidak punya pengalaman dibidang percintaan?
"Entahlah, memeluknya mungkin?"
"Lalu?"
Juyeon mendesis kecil sesudahnya, "Youngjae, kamu masih kecil, kamu nggak mungkin melakukan hal yang lebih dari itu bukan?" Ungkap Juyeon tidak nyaman dengan topik yang diambil.
Eric mengangguk-angguk. Setuju dengan pernyataan Juyeon tadi. Namun kembali kesal setelah menyadari maksud dari ucapan Juyeon tadi, "Aku udah SMA, kak! Bagaimana mungkin kakak masih memperlakukanku seperti bocah SMP?" Sungut Eric sebal.
"You're still in elementary school," Sahut Juyeon disertai sebuah kekehan geli ketika melihat bagaimana Eric menatapnya dengan wajah menggerutu miliknya.
"Oke! Makasih buat sarannya, kak!"
Kemudian, Eric langsung beranjak keluar dari pintu apartemen begitu Juyeon meresponnya dengan sebuah anggukan kecil.
Juyeon menghela nafas panjang. Begitu lega setelah Eric memutuskan untuk pergi walaupun ia sendiri tidak tau lelaki itu akan pergi kemana. Satu hal yang ia pikirkan sekarang, sebuah ketenangan. Eric terlalu berisik untuk dirinya yang menyukai kesunyian.
Ia kembali berniat untuk mengambil buku yang tadi sempat ia acuhkan sementara Eric terus mengoceh kepadanya. Belum sampai satu kalimat ia baca, suara gaduh dari arah luar sontak membuatnya berdecak.
Lelaki itu kemudian berbalik ketika mendengar suara tersebut mulai terdengar lebih dekat. Bersamaan dengan hal itu, Eric langsung menimpa tubuhnya sehingga membuat Juyeon sedikit limbung dan pada akhirnya jatuh dengan posisi Eric yang sedang berada di atasnya sembari memeluk lehernya dengan sangat erat.
"Youngjae—"
"As you suggested earlier," Eric menjauhkan kepalanya dari bahu Juyeon. Menatap yang lebih tua dengan mata berbinar sementara Juyeon masih dalam keterkejutannya. "I'm doing this because I miss you."
Juyeon kehabisan kata-kata. Pada akhirnya, lelaki itu hanya mendengus menghadapi pola pikir Eric. Membiarkan lelaki itu tetap memeluknya dengan posisi seperti ini.
Tidak bisa dibohongi memang jikalau Juyeon nyaman diperlakukan seperti ini oleh bocah kelahiran Amerika yang katanya menyukainya ini.
━
Meet up with;
Sohn Eric (Sohn Youngjae)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lee Juyeon
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━
. [Tbc] .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.