❁ ════ ❃•
"𝐒𝐨𝐫𝐫𝐲, 𝐢𝐭𝐬 𝐦𝐞 𝐧𝐨𝐭 𝐡𝐢𝐦"
•❃ ════ ❁Kou tahu, masih terlalu cepat baginya berharap bahwa senpai tercintanya akan segera membalas perasaannya.
Kou ini egois sekali, bagaimana bisa dia memaksa Nene membuka hati ketika hati gadis itu baru saja hancur.
Semakin Kou merengkuh paksa gadis itu maka gadis itu akan semakin remuk dalam rengkuhannya, ah memikirkan hal itu justru membuat Kou merasa sangat bodoh.
Pagi itu, Kou dengan setia menunggu Nene di depan gerbang sekolah sambil memainkan senjata kesayangannya.
"Kou-kun?"
Kou mengangkat wajah lalu tersenyum menyapa Nene dengan memamerkan sederet gigi putihnya.
"Ohayou senpai~!"
Nene tertawa kecil dan itu sudah sangat cukup membuat jantung Kou berdegup tak karuan.
"Ohayou Kou-kun, kau menungguku disini? Kenapa?"
"I-Iya, aku hanya ingin memberikan senpai sesuatu"
"Sesuatu?"
Kou menyodorkan bento yang sejak tadi di bawanya pada Nene dan gadis itu menatap bingung Kou karna tidak biasa Kou memberikannya bento seperti ini.
"Bento?"
"Eum, belakangan ini senpai terlihat sedih terus dan aku tidak tahu apakah bento ku akan membuat senpai lebih baik atau tidak"Jelas Kou malu-malu, Nene tertegun ternyata belakangan ini dia membuat Kou khawatir.
Aku membuatnya khawatir.
Nene tersenyum menerima bento Kou.
"Arigatou ne Kou-kun, kebetulan hari ini aku tidak sempat membuat bento, aku terselamatkan!"
Kou menghela nafas lega sekaligus senang karna bekalnya di terima oleh Nene, itu artinya perjuangannya bangun pagi tidak sia-sia.
"Sama-sama senpai, ayo kita masuk kelas sekarang"
Nene mengangguk mengikuti langkah Kou untuk masuk ke kelas masing-masing.
❖•ೋ° ♡ °ೋ•❖
Rasanya memang bodoh, bagaimana bisa Nene tetap dengan rajin selalu mampir ke toilet gedung tua saat istirahat dan sepulang sekolah.
Seperti istirahat siang itu, kaki daikonnya dengan sendirinya melangkah ke toilet gedung tua lalu mengetuk pintu ke-3 toilet tersebut.
"Hanako-kun?"
Ah bodohnya, memangnya siapa yang akan menjawab?
Sudah jelas sekali jika Hanako takkan pernah kembali menjawabnya.
Menerjangnya untuk memeluknya.
Berteriak-teriak menyemangati Nene untuk membersihkan toilet.
Sibuk menempel padanya dimana pun gadis itu berada.
Nene menghela nafas berat, rasanya dadanya selalu terasa sesak setiap kali gadis ini menginjakkan kaki di toilet ini tapi jika Nene tidak kesini maka rasa rindu itu akan semakin menyeruak dan Nene benci serta muak merasakan perasaan rindu itu setiap hari.
Nene benci kenapa pula dia harus membuat perjanjian bodoh itu?
Sekarang yang terjadi dia malah merasakan perasaan menyesakkan ini.
Nene pun memutar tubuhnya untuk segera meninggalkan tempat itu dan ternyata Kou sudah berdiri di ambang pintu menatap nanar gadis itu.
"K-Kou-kun?"
"Kenapa senpai masih kesini? Dia sudah tidak ada"
"Aku tahu, tapi aku tidak bisa berpikir begitu"
Kou menatap Nene dengan tatapan yang sulit di artikan, sesaat kemudian Kou menggandeng tangan Nene dan mengajak Nene ke atap sekolah.
"Kou-kun ada apa?"Tanya Nene bingung sesaat setelah Kou melepaskan genggaman tangannya, Kou mendongakkan kepalanya beberapa saat lalu menghela nafas berat.
"Nee senpai"
"..."
Kou menoleh memandangi Nene dengan tatapan sendu.
"Bagaimana cara agar senpai berhenti mengharapkan Hanako?"
Angin sore itu berhembus lembut memberi jeda perbincangan diantara mereka, Kou masih menatap lekat-lekat Nene sedangkan Nene masih berusaha mencerna ucapan kouhai nya itu.
Kenapa?
Memangnya kenapa jika gadis itu mengharapkan Hanako, Nene tahu itu harapan yang bodoh tapi Nene sendiri tidak bisa tidak memikirkan hal itu setiap harinya.
Belum semua mimpi buruknya bertemu dengan Hanako di setiap tidur malamnya, bukankah ini terlalu kejam buat Nene? Dan sekarang apa-apaan pertanyaan Kou barusan?!
Kou pikir hidup dalam bayangan Hanako itu mudah? Nene sendiri sudah muak ingin menghapus semua bayang-bayang yang menggelutinya tapi di satu sisi Nene juga tak ingin melupakan semua kenangan indahnya bersama Hanako.
"A-Aku tidak bisa, aku.."
Nene meremas ujung seragamnya, kali ini gadis itu tidak menangis tapi hatinya masih sesak nampaknya gadis itu terlalu bosan untuk menangisi hal ini.
Kou mendekat lalu menggenggam kedua tangan Nene dengan wajah malu-malunya.
"Gomen"
"Untuk apa?"
Kou memalingkan wajahnya.
"Gomen, ini aku bukan dia"
"Kou-kun.."
Nene tersenyum membalas genggaman Kou membuat wajah pemuda itu semakin memerah sempurna.
"Kau tak perlu menjadi Hanako, kau hanya perlu menjadi Kou-kun yang biasanya"
Kou menghela nafas.
"Percuma saja, aku tidak bisa membuat senpai tersenyum seperti Hanako lalu buat apa?"
Nene tertegun, tapi kemudian Nene menepis tangan Kou dan menatap pemuda itu marah.
"Cukup! Ucapanmu itu benar-benar keterlaluan Kou-kun! Aku benci!"
Nene berlari meninggalkan Kou yang terdiam mematung memandangi tangan bekas genggaman Nene.
"Gomen senpai, tapi senpai harus mulai sadar bahwa dia takkan pernah kembali".
▁ ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █ L O A D I N G █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂ ▁
KAMU SEDANG MEMBACA
Setsunai || JSHK
Fanfiction(𝓪𝓭𝓳.) 𝓣𝓱𝓮 𝓯𝓮𝓮𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓽𝔀𝓮𝓮𝓷 𝓫𝓲𝓽𝓽𝓮𝓻𝓼𝔀𝓮𝓮𝓽,𝓹𝓪𝓲𝓷𝓯𝓾𝓵, 𝓪𝓷𝓭 𝔀𝓲𝓼𝓽𝓯𝓾𝓵 ; 𝓪 𝓱𝓮𝓪𝓻𝓽𝓻𝓮𝓪𝓷𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓮𝓶𝓸𝓽𝓲𝓸𝓷 𝚂𝚎𝚔𝚞𝚊𝚝 𝚊𝚙𝚊𝚙𝚞𝚗 𝙺𝚘𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚗𝚐𝚔𝚞𝚑 𝚐𝚊𝚍𝚒𝚜 𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚊𝚔�...