04

56 7 15
                                    

Seperti biasa, Pagi ini Naomi berangkat menuju sekolahnya dengan menaiki Angkot. Kemarin, setelah waktu pulang sekolah, Naomi dan Aya membeli kado seperti rencananya waktu itu.

Walaupun pada akhirnya mereka tidak membeli apapun, Setidaknya mereka sedikit lebih mengenal satu sama lain, pendapat masing-masing, dan tentunya, selera mereka berdua sendiri.

“Hai Glenn!” Naomi menyapa Glenn yang  sedang menali sepatunya didepan gerbang sekolah

“Haii juga” Glenn mengeluarkan senyumnya, hingga pipi gembilnya itu terlihat sangat lucu

Naomi dan Glenn berjalan masuk ke dalam sekolah bersama hingga kehadiran Aksa menarik perhatian keduanya

“Aksa! Tumben berangkat jam segini, biasanya abis shubuh juga lu langsung berangkat kan” Heran Glenn

“Males ah Glenn, gue dituduh nyuri uang kas mulu gara gara berangkat paling pagi” jawabnya dengan muka lesu dan mata yang terlihat sangat mengantuk

“cih, siapa tau emang elu pelakunya, kalo butuh duit bilang lah, kurang kerjaan banget berangkat abis shubuh”

Glenn dan yang lainnya memang sudah terbiasa dengan sikap absurd nya Aksa, namun mereka masih bingung mengapa Aksa suka berangkat pagi pagi sekali

“eum, Glenn Aksa! Gue duluan ya” pamit Naomi karena itu baru ingat kalo pagi ini ia mendapat jadwal piket

Naomi segera menuju ke kelasnya, Saat ia baru saja ingin menyapa seseorang yang sepertinya datang pertama ke dalam kelas miliknya, pagi ini.

Terlihat kebulan asap yang tersapu oleh kencangnya angin pagi ini. Afeksi asap samar samar itu berasal dari ujung kelas, yang tentu, penyebabnya adalah Samudra.

Tanpa dosa, Samudra terus menghisap ujung dari puntung rokok itu, bahkan, saat ia tau bahwa Naomi telah berada di dalam kelas itu bersamanya

Tidak berniat untuk menegur ataupun menghentikan kegiatan yang dilakukan Samudra itu, Naomi lekas mengambil sapu yang tergantung disebelah lemari kelas.

“Gausah cepu” suara berat yang sangat membuat Naomi merinding itu kembali terdengar

Naomi hanya bisa mengangguk ragu ketika Samudra menatapnya tajam, Mata itu, Bagai Mata serigala yang kapan saja siap memangsa mangsanya.

Hingga Zergan datang, Suasana tegang yang kedua sejoli itu ciptakan, mulai hilang perlahan

“ada apaan nih, tegang amat suasananya” ucap Zergan sambil melemparkan tas miliknya ke kursi didepan Samudra

Naomi melanjutkan kegiatan menyapu kelasnya itu. Ini tidak biasa, harusnya jam segini, Kelas sudah ramai.

“Zergan, ini masih sepi banget, ngga kaya biasanya ya?”

“Oh! Iyaa, Tadi pas gue sarapan buryam di depan sekolah, di gc kelas pada ribut, katanya guru killer udah selesai dinas, hari ini balik ngajar lagi, makanya pada belum dateng” jawabnya

“Yah, aku ngga tau, aku belum buka HP dari kemarin malam, Jadi ini pada males berangkat gitu?”

“Ya gitu deh, awalnya gue mau balik pulang ke rumah lagi, tapi ya nanggung”

 Zergan mengambil satu permen di kantong celananya, ciri khas Zergan tidak lengkap kalo tidak ada permen bermerek Jagoan neon itu

Yah, saat bel masuk berbunyi hanya terlihat sebagian dari penghuni kelas yang datang, pastinya karena rumor guru killer yang sudah berhenti dinas dan mulai mengajar hari ini, itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Samudra Langit Biru;SVT LOKAL. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang