◦•●◉✿ tєαrѕ ✿◉●•◦

183 38 9
                                    


.✧══════•❁❀❁•══════✧
.

.

.

•╔═══════•~☾❉☽~•═══════╗•   *DIFFERENT*
•╚═══════•~☾❉☽~•═══════╝ •

.

.

.
✧══════•❁❀❁•══════✧

☛ PEMBACA YANG BIJAK PASTI MENINGGALKAN JEJAK

.

.

.

Dirumah keluarga Hwang.

Saat ini keadaan dirumah keluarga Hwang jauh dari kata bahagia.
Ya, mereka sedang berduka.

Saat ini, mereka baru saja menyelesaikan upacara pemakaman Ny. Hwang.

"Oppa, sudah. Kau harus kuat" ucap Jessica yang berusaha menenangkan Minho.

Minho menoleh. Dia menatap Jessica dengan tatapan tajamnya.
"Ini semua karena anak sialan mu itu!" Ucap Minho dingin.

Jessica terdiam. Dia benar benar tidak mengerti dengan ucapan Minho.
"A-apa maksudmu?"

"SHINBI! SHINBI ANAK SIALAN ITU YANG MENYEBABKAN EOMMA MENINGGAL!"

Deg

"K-kenapa kau berkata se-seperti itu? Apa salah Shinbi?"

"KARENA DIA! KARENA ANAK SIALAN ITU EOMMA KU MENINGGALKANKU!" Bentak Minho.

Tes

Air mata jatuh begitu saja dari mata indah Jessica Jung.
Dia menangis. Hatinya sakit.

"Oppa... Eomma hiks... D-dia meninggal karena hiks serangan jantung hiks..."

Plakk

"DAN ITU TERJADI KARENA DIA SHOCK SAAT MENGETAHUI SHINBI TIDAK BISA BERBICARA!"

Jessica terus menangis, sambil memegangi pipi kanannya yang terasa perih.
Bukan hanya perih karena tamparan. Hatinya perih karena ini pertama kalinya Minho seperti ini padanya.

"Hiks... Ini bu-bukan salah Shinbi hiks..."

"Terserah! Aku tidak akan pernah mempedulikan anak sialan itu!" Ucap Minho sambil meninggalkan terisak sambil terduduk dilantai.

"HUWAAA... HUWAAA..."

Jessica segera menghapus air matanya. Lalu berusaha berdiri. Walaupun memang tubuhnya sangat lemas.

"EOMMA! SHINBI MENANGIS" teriak Eunseo dari kamar Shinbi.

"IYA SAYANG. EOMMA KESANA. TUNGGU SEBENTAR"

Jessica segera berlari menuju kamar Shinbi.

Tanpa Jessica ketahui, sedari tadi Minhyun memperhatikan mereka.
Minhyun menangis saat melihat Minho menampar Jessica.
Dia juga menangis saat Minho menyalahkan Shinbi atas kematian Ny. Hwang.
Hatinya benar benar serasa teriris.
Sakit, melihat eommanya menangis.
Walaupun Minhyun masih berumur lima tahun, tapi dia sudah bisa berpikiran dewasa.

"Aku tidak mau eomma menangis lagi. Aku tidak akan membiarkan appa menyakiti eomma. Apalagi Shinbi. Tidak boleh ada orang yang menyentuhnya" gumam Minhyun.

[1]. ꧁ DIFFERENT ꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang