prolog

36 2 0
                                    

"Jadi, siapa yang akan lo pilih, Sha?"

Yang bisa gue lakukan adalah terdiam. Gue menunduk, mengamati sepatu olahraga gue yang sudah pudar warna hitamnya. Pikiran gue penuh. Gue bingung.

Kalau bisa gue memutar waktu, gue akan memilih untuk nggak ketemu dengan dua orang di hadapan gue saat ini.

Bukannya gue nggak bersyukur karena sudah dipertemukan oleh mereka, tapi gue tahu betul memilih salah satu di antara mereka akan berujung melukai satu pihak lainnya.

Sementara perasaan gue sendiri masih abu-abu.

Akhirnya, dengan berat hati, gue melontarkan satu kalimat yang setelahnya menimbulkan banyak pertanyaan di lubuk hati mereka,

"Gue nggak pilih dua-duanya."

the optionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang