Part 2

2.2K 232 112
                                    

Sasuke sedang berada di mobil menuju perusahaannya usai pertemuan makan siang dengan kolega ketika Kabuto berkata dari balik kemudi.

"Keluarga Uzumaki mulai membabi buta dalam mencari putra bungsunya. Mereka menyewa interpol."

Uchiha Sasuke menoleh ke arah jendela dan memangku pipinya, senyum mengembang di bibir "Kau tahu harus apa untuk mencegah mereka menemukannya."

"Baik tuan." ujar Kabuto.

"Putar haluan, aku ingin pergi ke laboraturium sekarang."

Kabuto mematuhi meskipun demikian dia mengernyit, Uchiha Sasuke pada awalnya hanya akan pergi ketika dia telah selesai melakukan 'pelatihan' untuk Naruto setiap 4 hari sekali, namun akhir-akhir ini dia melakukannya setiap hari entah di jam makan siang atau usai pulang dari kantor.

Langkah kaki seorang alpha dominan menggema di lorong ketika dia berhenti pada salah satu ruangan dan menekan beberapa password. Pintu secara otomatis terbuka dan seorang pemuda tampak tertidur di ranjang.

Kemarin dia baru saja mengagahi Naruto entah untuk keberapa kali dan hari ini Naruto harus menerima obatnya kembali yang mana itu akan membuatnya tidur nyaris seharian. Sasuke memasuki ruangan dan mendekati Naruto yang tak sadarkan diri.

"Na.ru.to..." Sasuke mengeja saat tangannya menelusuri garis wajah Naruto.

Ini nyaris menginjak bulan ketiga ketika Sasuke menyaksikan sendiri perubahan demi perubahan yang terjadi dalam tubuh alpha resesif ini, tubuh yang semula keras dan kokoh itu perlahan melunak dan halus. Kulit Naruto semakin hari semakin halus dan lembut seperti kulit bayi sementara rambutnya juga begitu lembut dan wangi. Bibirnya memerah dan kenyal sementara bongkahan pantatnya menjadi semakin sintal, jarinya semakin lentik sementara kelopak mata dan hidungnya tampak sangat menggemaskan.

Yang paling terasa akan perubahan itu adalah seks mereka terakhir kali, lubang Naruto menjadi semakin lembut dan basah. Dia sudah bisa memproduksi pelumas sejak bulan pertama dan ketika Sasuke menyatukan tubuhnya maka lubang itu secara otomatis akan mencengkramnya erat mengikuti bentuk kejantanannya seolah lubang itu diciptakan untuknya.

Sasuke menunduk dan mengulum bibir Naruto sementara tangannya bermain di putingnya yang kecoklatan dan besar. Dada ini bahkan terlihat sedikit montok, astaga Sasuke seperti akan kehilangan pikirannya saat dia memandang makhluk menawan di hadapannya.

.

.

.

Memasuki bulan ke empat ketika Naruto terbangun dari tidurnya yang terasa sangat dalam dan lama. Ketika dia merasa sensasi seperti itu maka dia akan terbangun di ruang yang sama dengan keadaan tubuh yang semakin terasa aneh.

Perlahan tubuhnya seperti mulai terasa lemah dan mudah lelah. Naruto berkedip melihat makanan yang tersaji di sampingnya. Seperti hewan peliharaan Naruto merasa sangat tidak berdaya, tapi mogok makan bukanlah jalan pilihan sejak dia harus bertahan hidup sampai dia menemukan kesempatan untuk kabur.

Dilahapnya makanan itu cepat-cepat sementara pikirannya tanpa sengaja bergulir pada beberapa saat yang lalu ketika entah untuk keberapa kali dirinya digagahi secara paksa oleh pria asing yang dia yakin adalah orang yang selalu sama.

Mengingat bagaimana tubuhnya dianiaya dan bagaimana pria itu keluar dalam jumlah tak terhitung diliangnya membuatnya sangat mual. Ditaruhnya nampan makanan miliknya dan dia memegangi mulutnya.

"Hoekk..hoeekk..." dia kemudian memuntahkan isi perutnya di lantai, tubuhnya mendadak terasa sangat lemah dan kepalanya pening.

Naruto merasa sangat tidak berdaya dan tersiksa dan dia menangis sesenggukan sementara di balik kaca Uchiha Sasuke mengamatinya dan bertanya dengan nada khawatir.

Changing FateWhere stories live. Discover now