....
mark tersenyum saat melihat kedua orang tua barunya, pemuda ini merasa sangat bersyukur saat ini. entah doa apa yang ia panjatkan saat ini ia mendapat orang tua angkat yang siap mengasuhnya
"oh ya, mark." nyonya winwin, selaku ibu baru mark tersenyum manis.
"kenalin itu adek angkat kamu."tunjuk winwin pada seorang pemuda manis yang tengah bersembunyi dibalik badan na yuta, ayah angkatnya
menggemaskan,
begitu pikir mark saat melihat pemuda itu. pipinya bersemu, mata tajam layaknya rusa, bibir merah peach. sangat manis
"hai, " sapanya, yang disapa masih tetap bersembunyi dibalik punggung ayahnya
"ayo sapa balik kakak kamu, jaemin." suruh yuta,
bisa dilihat jika pemuda bernama jaemin itu mulai menampakkan wajahnya, mark langsung tersenyum kala mata mereka berpapasan.
"h-hai." sapa jaemin.
mark tersenyum ia kelewat gemas melihat tingkah adek barunya tersebut. "jaemin memang sangat pemalu dengan orang baru. nanti juga dia bisa beradaptasi sama kamu."
ucap nyonya winwin, mark mengangguk paham. "iya ma." sahutnya
"jadi, jaemin akan nganter kamu ke kamar." ucap tuan yuta,
"ayo jaemin, anter kakak kamu." suruh yuta, jaemin mulai berjalan ke arah mark. masih dengan wajah malu-malunya
"a-ayo kak." ajaknya, mark hanya tersenyum, sungguh ia begitu gemas melihat tingkah jaemin yang begitu pemalu.
setelah pamitan dengan kedua orang tua angkatnya mark segera mengikuti punggung kecil jaemin. pemuda manis itu mengajaknya menaiki anak tangga, ia sudah duga jika kamarnya berada di lantai atas.
langkah kaki jaemin terhenti, mark yang masih serius mengamati setiap detail rumah ini pun hampir saja menabrak si manis.
jaemin segera menoleh. "u-uhm, kamar kakak belum sepenuhnya rampung, j-jadi k-kakak tidur di kamarku dulu." jelasnya,
mark masih terfokus dengan setiap kalimat yang dilontarkan oleh adik tirinya ini,
bibir merah mudanya begitu menggoda.
sadar mark
"k-kak?" panggil jaemin, mark kembali terfokus
"e-eh iya nana, tapi kamu gapapa kalau satu kamar sama kakak?" pertanyaan itu muncul begitu saja
"nana?" jaemin mengernyit,
" iya nana, aku manggil kamu nana. na jaemin, jadi nana." jelas mark
jaemin tersenyum, pipinya kembali bersemu. entah kenapa hal itu semakin membuat mark gemas melihatnya
"nana ngga suka kakak panggil begitu?"tanya mark
jaemin menggeleng, "eung, suka!" sahutnya kemudian kembali menunduk.
sial, gemesin banget
mark mendekat kemudian mengusak surai hitam milik jaemin, "nana." panggilnya lagi
jaemin menoleh. "eung?"
mark menggeleng, "ngga, cuma manggil aja." kemudian ia tertawa,
sungguh gaje sekali
mark meletakkan kopernya disudut ruangan kamar jaemin, ia merebahkan badannya sebentar di kasur yang cukup besar itu.
menatap langit-langit kamar jaemin yang sangat indah.
bisa mark akui jika jaemin sangat pandai dalam memilih warna. sangat menenangkan jika berada di dalam sini
srak
mark terkaget, saat melihat jaemin yang duduk diatas perutnya. "nana? kenapaㅡ"
belum habis pemuda itu bertanya telunjuk jaemin tepat berada di depan bibir mark "sstt.."
jaemin menatap mark, kemudian mengungkungnya, mark masih speechles ia masih nggak percaya kalau jaemin ada diatasnya
"n-na, kamu mau apㅡmhh"
tiba-tiba benda basah dan kenyal milik pemuda manis itu menempel sempurna pada bibir mark. mark sontak kaget, ia ingin melepaskan namun jaemin segera melumat bibirnya
dan juga ntah kenapa tidak ada hasratnya untuk menolak.
'ini terlalu sayang untuk dilewatkan'
mark lee...
ahahaha gua ngetik apasi
jangan lupa vote +comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
brother; markmin
Fanfictionmark tidak menyangka jika jaemin seperti itu. warning! bxb harsword mature content mark dominant jaemin submissive tolong jangan salah lapak!