Jisung langsung diperiksa begitu sampai dirumah.
Renjun berteriak keras,hingga membuat saudaranya yang lain panik.
Kata Jeno,Jisung hanya kelelahan dan dehidrasi.Juga maag nya yang kambuh.
Saat ini,Jisung sedang terbaring diranjang.Disana sudah ada kelima kakaknya yang menemani si bungsu yang merengek menolak makan.
Jisung semakin menutup seluruh badanya dengan selimut begitu melihat Jaemin diambang pintu dengan membawa bubur.
"Ayo makan dulu buburnya"Jisung menggeleng dalam selimut,ia sama sekali tidak mau makan apapun.
"Tidak hyung,aku tidak mau"
"Makan ya?sedikit juga tidak apa,setidaknya perutmu terisi"Dan Jisung kembali menggeleng.
"Hei,kau ini mau sembuh apa tidak?,sudah tau kau punya riwayat maag,masih saja terlambat makan.Setelah maag mu kambuh,kau justru menolak makan.Kau mau membuat kakakmu repot karena mengurusimu?!" Jaemin mendelik pada Renjun yang baru saja memarahi Jisung.
Padahal saat di jalan tadi,Renjun lah yang begitu panik mendengar Jisung yang sakit.
"Hyung,sudah jangan begitu,kasih Jisung"Chenle mencoba meredakan amarah kakaknya,tapi Renjun lebih memilih untuk pergi meninggalkan kamar si bungsu.
"Sudah,jangan dipikirkan lagi.Hyungmu hanya khawatir"Jisung hanya diam saat Haechan mengelus rambutnya pelan.
Ia sudah tidak bergelung lagi dengan selimutnya,ia duduk melamun sambil memandang ke arah Jaemin yang duduk tepat di depannya.
"Hyung,aku ingin Mark hyung"cicitnya pelan.
"Mark hyung sedang bekerja saeng,kita tidak tau dia sibuk atau tidak.Kenapa Mark hyung harus pulang,disini juga ada kita kan?"Jaemin mencoba memberi pengertian lembut pada adiknya.
Ia sangat tau,kakaknya pasti sangat sibuk di kantor,jadi sebisa mungkin ia harus membujuk Jisung agar tidak merengek meminta si sulung pulang.
"Tapi hyung,aku ingin Mark hyung pulang,aku ingin bersamanya"Jisung menunduk,tak berani menatap kakaknya.
"Ya sudah,nanti akan hyung coba hubungi,sekarang kau makan dulu ya?,agar perutmu terisi"Jaemin meyendokan satu sendok bubur kemudian menyuruh Jisung membuka mulut.
Tapi adiknya justru menggeleng,sambil terus bergumam,'aku mau Mark hyung,hyung'.
Haechan bangun dari duduknya yang semula berada di samping Jisung.
Ia berjalan ke arah balkon,tangannya merogoh saku celana dan mengambil benda pipih yang kemudian mendial salah satu nomor disana.
"Halo hyung"
"Iya,ada apa saeng?" Ternyata Haechan mencoba menguhubungi Mark.
"Hyung apa kau masih sibuk dikantor?"
"Hari ini tidak terlalu banyak pekerjaan,mungkin hyung bisa pulang sekitar 2jam lagi,ada apa?" Bisa Haechan dengar suara hyungnya sedang berbicara,mungkin dengan sekretarisnya.
"Jisung hari ini sakit,dia menolak makan,dan menyuruhmu pulang,bisakah hyung pulang sekarang?"
"Kenapa kau baru memberitahu hyung jika Jisung sakit.Baiklah aku akan pulang sekarang"
"Iya hyung,berhati-hati saat dijalan" Haechan menutup sambungan telefon dengan kakaknya dan berbalik menghadap kearah keempat saudaranya yang sedari tadi mendengarkan percakapan Haechan dengan sulung.
"Mark hyung akan pulang,jadi tunggu lah" Jisung yang merasa Haechan berbicara dengannya,hanya mengangguk kan kepalanya sambil menatap kepergian nya.
Ceklek
"Hyung?"panggil Renjun begitu melihat kakaknya yang baru saja memasuki rumah.
"Renjun,sedang apa kau disini?"tanya Mark sambil melepas sepatunya.
"Hanya ingin disini saja sambil menonton tv"memang,saat ini Renjun sedang menonton tv di ruang tengah.
Ia ingin meredakan emosinya setelah tak sengaja memarahi si bungsu,ia hanya kelewat khwatir,itu saja.
"Ku dengar Jisung sakit,benar?"
"Iya hyung,sepulang kuliah maagnya kambuh.Ia sedang berada di kamarnya bersama yang lain"tutur Renjun tapi matanya fokus pada acara di tv.
Mark mengangguk,kemudian berjalan kearah kamar si bungsu setelah mengambil satu botol minuman dingin di lemari pendingin.
Mark memantapkan langkahnya saat mendengar suara Jaemin membujuk Jisung untuk makan.
Membuka pintu kamar dengan pelan,hingga semua pandangan adiknya teralihkan kepadanya yang masih diambang pintu.
"Hai"sapanya kemdian mengusak rambut Chenle saat adiknya itu bertanya.
"Hyung,kau sudah pulang?"
"Hei,kau sakit?"Jisung menatap Mark yang mengajaknya berbicara,menatapnya terus menerus sampai akhirnya ia menumpahkan air matanya dan menangis pelan.
"Kenapa menangis?,hyung sudah disini"
Mengerti keadaan si bungsu yang ingin bersama si sulung,Jeno mengajak yang lain keluar dari kamar.
Jaemin meletakan buburnya di atas meja,dan memberi tahu Mark agar Jisung memakan buburnya.
"Kenapa bisa kambuh?,kau melakukan apa sampai melupakan makan siangmu?"Jisung masih menangis dipelukan Mark.
"Tidak ada hyung"elusan lembut dikepala dan punggung membuat Jisung nyaman.
"Lalu?"tanya Mark lagi,ia merasa belum di berikan jawaban yang sempurna.
Jisung justru menolak dan mengggeleng dalam dekapannya,membuat Mark menghela nafas.
"Ya sudah kalau begitu,kau harus makan bubur ini ya,agar perutmu terisi dan kau tidak lemas"
Mark meraih bubur di sampingnya,mengaduknya pelan dan menyuapkan satu sendok kearah adiknya yang menyetujui untuk makan.Mark dengan telaten menyuapi adiknya,menyuruhnya minum obat setelah menghabiskan bubur dan menemaninya tidur.
Mengelus kepala dan punggungnya dengan lembut secara tidak langsung membuat bungsu langsung memasuki alam mimpi.
Kelima saudaranya juga melihat interaksi si sulung dan bungsu.
"Lihat,Jisung hanya akan menurut jika bersama Mark hyung"ujar Chenle.
Saudaranya yang lain menyetujui pendapat Chenle dan pergi dari depan kamar Jisung untuk kembali ke kamarnya masing-masing.
Nyatanya,saat si bungsu jatuh sakit,si sulung lah yang ia cari.
Meminta untuk mendekapnya dengan erat saat ia tidur.
Up nya pelan-pelan ya
Banyak typo dan chap nya kurang panjang? Atau kepanjangen?Jangan lupa follow,vote dan komen ya😉
Sampai jumpa next chap💚Cici
10 November 2020
Cilacap,Jawa Tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry Park Jisung
De Todo"Hyung,aku lelah" "Tidak,kau harus bertahan demi hyung,saeng.hyung mohon" "Jangan tinggalkan kita Jisungie"