Extra Part 1

16.9K 865 48
                                    

Bulir-bulir keringat mulai membanjiri tubuh Vella beserta dengan napasnya yang sedikit memburu. Ia terus menggerakkan tubuhnya diatas matras sambil menghitung angka didalam hatinya.

Workout di pagi hari sudah menjadi kegiatan rutinnya setiap hari. Ia akan melakukannya setelah Josh berangkat bekerja dan anak kesayangannya kembali tidur setelah ia selesai memberi ASI.

Josh pernah berkata padanya jika ia tidak mempermasalahkan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Jika ia menjadi gemuk pun Josh akan tetap mencintainya. Namun Vella mempunyai pemikirannya sendiri. Baginya bentuk tubuh itu penting. Bukan karena semata-mata ingin memuaskan mata suaminya, tapi lebih pada kesehatannya sendiri. Apalagi jika mengingat aktivitas rutin mereka diranjang hampir setiap malam. Ia harus mengimbangi stamina Josh yang tak perlu diragukan itu.

Vella menyudahi workoutnya yang ia lakukan selama empat puluh menit, lalu mengambil handuk kecil dan menyeka peluhnya sambil melangkah menuju kamar anaknya yang terhubung dengan kamarnya. Melihat bayi sehatnya yang tengah terlelap di box bayi, membuat senyumnya merekah.

Meskipun lelah mengurusi bayi yang kadang mengganggu jam tidurnya, tak sedikit pun mengurangi cintanya pada sang buah hati. Bayinya yang sudah berusia tujuh bulan itu juga membuatnya harus ekstra mengasuh mengingat geraknya sudah lebih aktif. Belum lagi gigi seri bawahnya yang mulai tumbuh, membuatnya ingin menggigit apapun yang ada disekitarnya.

Tapi bersyukurnya, Josh selalu membantunya mengurus bayinya saat ia sedang berada dirumah. Belum lagi ibu mertuanya yang rutin datang menjenguk cucunya. Vella sudah cukup terbantu dengan orang-orang disekitarnya, walaupun ia tak menggunakan jasa babysitter.

Setelah memberi satu kecupan di pipi gembul sang anak ia memilih mandi secepat kilat sebelum anaknya bangun dari tidurnya.

Selesainya, ia kembali mengecek anaknya dan lega karena ia masih terlelap. Berniat kedapur mengambil cemilan, Vella beralih pada layar ponselnya yang menyala. Ia membaca pesan yang baru masuk itu dan menarik senyumnya dengan isi pesan tersebut. Josh memintanya datang ke kantor saat jam makan siang tentu membawa serta makanan untuk mereka nikmati. Dan Vella menyetujui itu.

***

"Guten tag, Frau Schmidt."

"Guten tag." balasnya ramah saat seorang security membukakan pintu untuknya.

Sambil menggendong bayinya, Vella meraih lunch bag dan meminta bantuan security tersebut membantunya membawa ke ruangan Josh.

Seperti biasanya, semua penghuni perusahaan bernama 'Otto Germany' itu akan menyapanya dengan ramah dan sopan setiap kali ia datang kesitu.

"Baby, Nick!" sorak senang seorang wanita muda berambut sepundak dengan wajah khas asianya. "Selamat siang, ibu Vella." lanjutnya menyapa dengan sopan.

"Selamat siang, Irene." balasnya menyapa dengan ramah. "Kamu tidak bekerja?"

"Tuan Schmidt menyuruh saya membantu ibu."

"Barang yang saya bawa tidak banyak kok. Lagipula sudah dibantu." Vella melirik sekilas kebelakang, diikuti oleh Irine dan mendapati seorang security sedang menjinjing dua buah lunch bag.

"Kalau begitu, saya boleh menggendong baby Nick?" ucapnya dengan raut memohon. Ia begitu gemas dengan anak bosnya itu, dan sudah sangat tidak sabar untuk memeluknya.

"Jangan membuatnya menangis lagi. Terakhir kali kamu membuatnya menangis karena menciumnya terlalu kencang. Jangan membuat suami saya kembali marah padamu. Kamu tahu kan dia seperti apa?"

Perfection of Madness (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang