TakSama/16

237 56 3
                                    

Maaf jika banyak typo🍎




×××




"Kak Jungkook!" Panggil Lee Know.

"Kak Jungkook!" Panggilnya lagi, tetapi Jungkook tak menoleh.

Akhirnya Lee Know pun sedikit berlari dan berhasil menyusul langkah santai Jungkook.

"Kak Jungkook," Lee Know menepuk pundaknya.

Pemuda Jeon itu menghentikan langkahnya. Begitu pula dengan Lee Know yang ikut berhenti.

"Kakak nggak lupa kan, sama permintaan kak Jaehyun?" Lee Know tersenyum ringan.

Jungkook tampak berfikir sejenak. Tetapi kemudian ia menggeleng. "Aku nggak lupa itu Minho, tapi maaf" Jungkook menjeda kalimatnya.

"Kenapa?"

"Aku nggak bisa bantu kalian," pemuda Jeon itu meninggalkan Lee Know yang hanya diam.

Jungkook terus berjalan, hingga akhirnya ia sampai di rooftop. Ia merenungkan apa yang terjadi, dan bagaimana caranya ia bisa menghibur SinB.

Yah... pikiran Jungkook memang tak bisa jauh dari gadis Hwang itu. Apalagi, setelah tahu keadaannya.

Seseorang menepuk pundaknya. Membuat Jungkook menoleh dan mendapati Eunwoo yang sedang tersenyum padanya.

"Eunwoo," gumam Jungkook.

"Hai," sapa canggungnya. Pemuda itu duduk disamping Jungkook. Sementara Jungkook sudah siap menatap bibirnya agar bisa menangkap percakapan dengan baik.

"Kook, aku mau nawarin kamu buat ikut lomba olimpiade," ujarnya.

"Olimpiade?" Tanya Jungkook dan Eunwoo mengangguk.

"Iya Kook, lombanya masih satu bulan lahi sih. Kamu bisa kan?" Eunwoo menatap Jungkook dengan harap.

Jungkook tampak berfikir. Pikirannya saat ini sedang tidak tenang. Tetapi ikut olimpiade juga bukan berita buruk. Apalagi, ia pernah menjanjikan itu untuk orang tuanya. Iya, Jungkook harus bisa membuat kedua orang tuanya bangga.

Masih satu bulan lagi, mungkin Jungkook bisa mengikutinya. Ia pun mengangguk pada Eunwoo.



×××




Jungkook menatap rumah sunyi itu. Lagi-lagi ia menyentuh pintu gerbangnya. Sudah cukup lama ia berdiri disitu. Tetapi tak ada niat untuk masuk.

Hatinya terus khawatir, tetapi pikirannya terus membuatnya gelisah.

"Hwang Eunbi...." gumamnya sangat pelan.

Tetapi akhirnya Jungkook pun memberanikan diri untuk masuk. Pintu utama itu tidak dikunci. Entahlah, Jungkook tak terlalu memikirkannya. Yang terpenting ia bisa melihat keadaan SinB.

Sepasang matanya menelusuri sudut rumah ini. Tetapi sepi dan tak ada orang. Ia pun dengan berani menaiki tangga dan membuka kamar SinB.

Keadaan kamar itu masih sama. Tak ada perubahan, bahkan saat Jungkook menyalakan lampu, ia melihat SinB yang berada di pintu menuju balkon.

"SinB!" Pekiknya dan menghampiri gadis itu.

"Sin...." ujarnya tetapi SinB seolah tak mendengarkan dan terus berjalan hingga berhenti karena pembatas balkon itu.

"Sin, kamu ngapain?" Tanya Jungkook.

Gadis Hwang itu menangis. Membuat Jungkook semakin merasa berat di hatinya.

"SinB," Jungkook menyentuh pundak SinB dan tidak ada penolakan.

"Hancur! Hancur!" Teriak gadis Hwang itu.

Jungkook memang tak bisa mendengar apapun, tetapi dapat ia lihat SinB begitu berat menerimanya.

Dengan lembut, Jungkook menggenggam tangan kanan SinB. Mengusap punggung tangannya, dan membuat SinB menatap tangannya itu.

Jungkook tersenyum. Ia tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Tetapi kenapa ia berani menyentuh SinB tanpa ijin?

"Maaf," ujar Jungkook melepaskan tangannya.

SinB hanya diam.

"Aku tuh nggak bisa mendengar, dan kamu tahu itu." Ujar Jungkook.

"Tapi kamu juga harus tahu, kalau kekuranganku itu menjadi hal yang menguntungkan," Jungkook tersenyum. "Dengan aku nggak bisa denger, aku juga nggak bisa dengerin hinaan orang ke aku,"

Ucapan pemuda Jeon itu mampu membuat SinB menatapnya.

"Aku emang beda dari kamu Sin. Kamu bisa denger, dan bisa dengerin hinaan orang ke kamu. Tapi," Jungkook menatap SinB. "Itu bukan alasan buat kamu menyerah. Justru itu tantangan buat kamu untuk membantah,"

"Buktikan sama mereka, kamu bisa! Kamu bukan orang yang lemah! Dan tetap semangat!" Jungkook tersenyum meyakinkan.

Tiba-tiba SinB mengalihkan pandangannya. "Tapi semua udah hancur.... gimana aku bisa?... hiks,"

Jungkook dapat mencerna kalimat itu. Ia pun kembali meraih tangan SinB dan menggenggamnya.

"Kamu bisa! Kamu bisa denger kan, kamu bisa! Aku akan terus semangatin kamu!" Jungkook tersenyum.

"Kamu nggak perlu khawatir, aku sama Minghao siap buat dukung dan bantuin kamu!" Jungkook mencoba meyakinkan SinB.

SinB menatap pemuda Jeon itu. Tak ada keraguan dalam kalimatnya. Bahkan dari sorot matanya pun SinB tak menemukan keraguan itu.

Mungkinkah SinB bisa luluh dengan kata-kata Jungkook? Tapi bagaimana dengan keluarganya yang 'hancur' ini?

SinB hanya menghela nafas. Menarik tangannya dan kembali masuk ke kamarnya. Gadis itu berbaring di kasurnya, lalu memejamkan mata.

Jungkook hanya terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya melangkah pergi.









































ToBeContinue🍎....

TakSama/endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang