"penjelasan Mrs. Alphys terdengar seperti dongeng bagiku." [name] berjalan pelan dengan kedua mata terasa berat untuk melihat sekitar. Sementara Kris hanya meresponnya dengan anggukkan kecil.
Ya, mungkin bisa dibilang kalau [name] tidur di sepanjang pelajaran Mrs. Alphys dengan buku yang ia letakkan berdiri tegak untuk mengelabui Mrs. Alphys. Kris juga melakukan hal yang sama namun ia lebih menikmati melihat wajah [name] yang sedang tertidur di samping bangkunya. Susie dengan santainya tidur dengan terang terangan hingga Mrs. Alphys harus mengorbankan kapurnya lagi agar Susie tetap terjaga.
"ah, Kris. Aku dengar dari Catty kalau ada promo di cafe dia bekerja. Bagaimana jika kita mampir dan membeli coklat panas sebentar? Aku tak ingin kau menyeret tubuhku pulang ke rumah."
Kris mengangguk setuju berhubungan dia juga menyukai coklat jadi apa salahnya?
"bagus, lagipula kakiku- WOAAAH!!"
Wajah [name] mencium trotoar setelah seseorang mendorongnya dari belakang. Barney jadi jadian sekarang berdiri di samping Kris dengan sekotak kapur di tangannya.
"hei, apa aku mengganggu kencan kalian?"
"apa kau tak pernah diajarkan sopan santun di keluargamu? Setidaknya kau bisa menyapa daripada mendorong orang tak bersalah hingga mencium trotoar." ucap [name] dengan membersihkan bajunya yang kotor.
"ya, ya, terserah kau saja. Aku hanya ingin meminjam buku catatanmu."
"setiap hari aku meminjam buku catatanku. Kurasa satu pukulan panci penggorengan tak cukup untukmu, huh?"
"hanya untuk hari ini. Besok aku akan menunjukkan sesuatu yang hebat."
"haha, kau akan menunjukkan apa? Kau memakan crayon adikku lagi?"
"lebih dari itu. Pastikan kau dan Kris ada di sekolah besok. Jangan lupa untuk datang terlambat."
Dan akhirnya Susie berjalan pergi meninggalkan Kris dan [name] sendiri dengan [name] yang menunjukkan wajah bingungnya.
"sebaiknya kita cepat sebelun cafe penuh." Kris hanya berjalan di belakang [name] juga menundukkan kepalanya pelan dengan ingatan tentang kemarin, saat dia menyatakan perasaannya pada [name].
Flashback...
"aku mencintaimu..."
"hah? Apa maksudmu?"
". . ." rona merah tipis menghiasi wajah Kris. Seharusnya dia tak mengatakannya sekarang. Ini buka waktu yang tepat, [name] akan memikirkannya sepanjang hari ditambah rasa sedihnya tadi. Itu hanya akan memperburuk keadaan.
"K-Kris?"
"maksudku-"
"umm..."
"ah- maksudku kau sudah seperti saudaraku sendiri. Jadi-"
"ya, ya, aku mengerti. Ini sudah mulai sore. Apa kau tak akan pulang? Toriel akan mencarimu. Aku tak ingin terlibat masalah lagi."
"ya."
"ngomong ngomong- terima kasih. Aku sedikit merasa lega."
Ah, padahal dia memang ingin segera mengatakannya pada [name]. Ada rasa kecewa dan sakit di hatinya juga.
Flashback End...
"hei, Kris! Kau melamun?"
"hm?"
"kau melamun? Jalanmu lambat. Aku sampai kehilanganmu tadi."
"maaf."
"tak apa, bukan masalah besar. Tapi setidaknya bilang padaku jika kau ibgin berhenti atau semacamnya. Aku bisa bisa dianggap orang gila dengan berbicara sendiri." uluran tangan [name] membuat Kris menatap kearah [name] yang tersenyum tipis.
"aku tak ingin kehilanganmu lagi bodoh." Kris menerima uluran tangan [name] dan mereka berjalan kembali dengan bergandengan tangan.
"apa ada masalah?"
"tidak."
"kau bisa menceritakannya, Kris. Memegang tanganmu membuatku sedikit mengantuk sekarang."
"...??"
"lupakan. Ah! Kita sampai."
[name] menatap sejenak tangannya yang masih digandeng oleh Kris. Hmm... Tumben dia tak melepaskannya. Alhasil dia harud memakai tangannya yang lain untuk membuka pintu cafe.
Aroma coklat panas sudah bisa membuat mata [name] serasa ingin beristirahat dan bermimpi kembali.
"umm... Kris? Kau masih memiliki uang sisa?" Keduanya merogoh saku namun hanya ada beberapa koin dan selembar uang kertas.
"ini buruk..." Kris menatap kearah salah satu poster dimana terdapat bentuk hati di dalamnya. Promo khusus untuk pasangan cinta. Hmm...
"sepertinya aku akan membuatnya saja di rumah. Kita pulang se-" Kris menarik tangan [name] mendekat ke arah meja pesanan dimana kasir sekarang tersenyum kearah mereka.
"selamat datang di cafe kami- oh! Apa kalian sepasang kekasih? Kami menawarkan promo hari ini. Kue coklat dengan coklat panas gratis. Apa anda tertarik?"
"tunggu- kita-"
"ya."
"ahaha! Aku benar. Kami akan menyiapkan pesanan anda. Silahkan pilih kursi kosong yang nyaman."
Kris menarik pelan tangan [name] menjauh dari meja pesanan menuju kursi kosong dan duduk berhadapan disana.
"Kris, aku tahu kalau aku memang menginginkannya. Tapi bukan berarti-"
". . ."
"lupakan." [name] mengalihkan pandangannya ke jendela di samping cafe sementara Kris hanya memperhatikan wajah memerah [name] dengan bertopang dagu menikmati pemandangan di depannya. Mata [name] melirik ke arah Kris yang sedang menatapnya.
"kenapa kau menatapku terus menerus? Apa ada sesuatu di wajahku?"
"tidak."
Pesanan mereka akhirnya sampai dengan Catty yang membawakannya. Yaahh... Setidaknya mereka tidak datang tanpa alasan kemari, kan?
"selamat." ucap Catty singkat dan datar sebelum akhirnya pergi.
"sudah kukira ini akan membuat orang salah paham. Tapi karena aku lapar, aku memaafkanmu."
Satu garpu dengan kue coklat di atasnya terulur ke hadapan [name] yang pastinya membuatnya terkejut. Ditambah beberapa orang di dalam cafe sekarang menatap mereka.
"K-Kris!..." tapi mungkin ini agar tak terlihat mencurigakan oleh si pelayan tadi. Mau tidak mau [name] harus menerima suapan Kris.
Baru saja [name] akan melahapnya, garpu berpindah ke samping dan [name] mengikutinya. Namun bukan Kris kalau tak jahil. Garpunya ia gerakkan lagi ke arah lain agar tak dapat [name] terima dan anehnya [name] bukannya memakan kue miliknya, dia malah memilih kue di atas garpu Kris.
Pada akhirnya Kris menyerah dan membiarkan [name] menang.
Mungkin menjadi pasangan dalam beberapa menit tak ada salahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Battle [Deltarune!Kris x Reader]
Randomh0i! ini cerita pertama Author! Jangan lupa Vote dan Commentnya! Deltarune sepenuhnya milik Toby Fox Author hanya pinjam karakternya.