🕊️[Bagian 22]🕊️

21 0 0
                                    

Athan terdiam cukup lama, hingga Lyza melepaskan pelukannya. "Eh, maaf kak. Terlalu seneng, hehe"

"Dih, pede bener ya Lo. Hahah" balas Athan yang tertawa.

"Harus dong, haha" balas Lyza ikutan tertawa.

"Sayangnya, tadi gue abis ketemuan sama cewek gue. Haha" lanjut Athan, seketika membuat tawa Lyza berhenti.

"Udah, sana tidur!" Perintah Athan mendorong dahi Lyza semakin menjauh.

Lyza sekali menguap, "ya udah kak, gua tidur duluan ya, bye." Pamit Lyza bangkit dari duduknya. Namun, satu tarikan membuatnya terduduk kembali.

"Mau kemana Lo?"

"Mau ke kamar lah,"

"Siapa yang nyuruh Lo pergi?" Lyza menyerngitkan dahinya heran dengan makhluk di depannya, bukannya dia yang menyuruhnya untuk tidur?

"Tadi Kak Athan nyuruh gue buat tidur, ya udah gue mau ke kamar lah" balas Lyza.

Athan bangkit dari sandarannya mensejajarkan diri di depan Lyza. "Lo tidur disini dan gue yang tidur di kamar" ujar Athan.  Lha yang punya rumah gue, kenapa dia yang berkuasa? Tamu laknat!~dumal Lyza.

"Husstzzz" Athan membekap mulut Lyza menggunakan telunjuknya saat Lyza akan menyuarakan protesnya.

"Tamu adalah raja" lanjut Athan tersenyum kemenangan, sedangkan Lyza? Hanya mengumpat dalam hatinya. Betapa kesal dirinya pada sikap seseorang di depannya ini. Sikap yang bertambah menjengkelkan.

Setelahnya Athan meninggalkan Lyza yang masih terdiam dalam rasa kesalnya. Dan ya, Athan tidak perduli.

Hampir tengah malam Lyza masih saja terjaga, matanya tidak dapat tertutup untuk menikmati alam mimpi. Bahkan, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

Beginilah Lyza, tidak dapat tidur jika tidak berada di kamar. Langkahnya ia tujukan menuju kamar Bik Asih, kenapa tidak di kamar orang tuanya? Gue makin tersiksa kalo disana, bukan cuman rasa takut yang gue rasain. Rasa sesak akan kenangan bakalan menghantui gue~ Lyza

Ketukan ke empat kalinya tak juga membuat pintu terbuka, pasrah dengan itu. Lyza berjalan menuju kamarnya. Jelas dengan perasaan bercampur aduk, ia akan terima apapun risiko yang akan Athan ucapkan. Lyza akan tetap meminta kebaikan Athan.

"Kak, Kak Athan" lirihnya mengetuk pintunya. Tidak ada sahutan, tangan Lyza beralih memutar knop pintu beruntunglah Athan tidak menguncinya.

Gelap, ya keadaan kamarnya gelap gulita.

CetlekSebuah saklar listrik berhasil menghidupkan lampu kamarnya. Dan menampilkan Athan yang begitu terlelap.

"Kak Athan" panggil Lyza teramat lirih, jujur Lyza tak tega membangunkannya. Tapi ia juga merasa mengantuk.

"Kak Athaaann" kini Lyza sedikit menggoyangkan bahu Athan membuatnya sedikit membuka mata.

"Hmm" dehamnya menyahuti.

"Kak gue nggak bisa tidur di luar,"

"Hmm"

"Kakak tidur di kamar sebelah aja ya," ujar Lyza tak dapat sahutan.

"Kak Athannn!" Rengek Lyza menyibakkan selimut, Lyza sudah sangat mengantuk. Bisakah Athan tak memperumit ya lagi?

"Kak Athan bangun, cepat keluar! Gue udah ngantuk banget kak," pinta lyza memelas sembari menarik tangan Athan  untuk segera pergi dari kasur kesayangannya.

"Bawel,"

SrekTarikan balas dari Athan berhasil membuat Lyza jatuh di samping Athan yang masih memejamkan matanya.

Fatkhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang