🕊️[Bagian 23]🕊️

17 0 0
                                    

"Setan!" Umpat Athan saat mengetahui adanya Lyza di depan pintu toilet.

"Setannya cantik ya kak?" Balas Lyza terkekeh.

Athan tak menghiraukan seseorang yang tengah memenuhi pikirannya, memilih meninggalkan nya.

"Kak Athan tungguin, malah ditinggal sendirian" gerrutu Lyza.

"Kak nanti kita pulang bareng ya," pinta Lyza setelah berhasil mensejajarkan langkahnya.

"Kan motor kakak, masih di rumahku. Jadi, nggak ada alesan buat nolak dong." Ujar Lyza tersenyum semangat. Athan tak menanggapi, ia terus berjalan menganggap Lyza tidak ada.

"Nanti kita keliling komplek dulu kak,"

"Nanti gue tunjukin tempat paling indah deh kak, gue yakin kak Athan pasti sukak,"

"Terus nanti kita makan bareng, tidur bareng lagi juga gapapa"

"Bisa diem ga Lo!" Gertak Athan menghentikan langkahnya.

"Nggak bisa," balas Lyza menyengir.

"Tau nggak sih kak? Gue hari ini tuh seneng banget pake banget," ucap Lyza antusias.

"Tau kenapa? Karena kak Athan tadi malem tidur terus peluk gue,"

Tanpa di sadari,  sedari tadi seseorang tengah memvidio mereka berdua.

"Gue kira itu tuh mimpi, pas bangun masih nggak percaya aja. Sampek nih kak, liatin gue gigit tangan buat mastiin itu semua nggak mimpi" cerocos Lyza sembari memperlihatkan lengan atasnya yang memar bekas gigitannya.

"Diam atau gue sumpal mulut Lo!" Gertak Athan menahan amarahnya.

Lyza bergeleng, "kok marah? Kan kak Athan sendiri yang minta meluk. Bukan gue yang minta. Makanya gue seneng banget"

"Kak, Lo udah jatuh cinta ke gue kan?" senyum Lyza.

"Iya gue tau kok, bilang aja kalik kak. Jangan dipendem. Hehe"

"Dengan senang hati, gue terima kak"  Athan mengepalkan tangannya, jika saja yang berada di depannya ini adalah seorang pria. Sudah ia pastikan mulutnya tidak akan bisa berucap untuk sekedar menarik napas. Itu berlebihan:)

"Kalo sekarang, gue yang mau meluk Lo kak," ujar Lyza hendak memeluk Athan. Namun, dengan cepat Athan menepis bahkan mendorong Lyza hingga terduduk di lantai.

"Akh" rintih Lyza.

"JADI CEWEK ITU GAK USAH MURAHAN!" Bentak Athan yang tak dapat menahan emosinya lagi.

"Dasar bitch!" Umpatan Athan membuat sedikit hati Lyza merasa tertusuk, tapi dengan cepat Lyza mengenyahkan pikiran jahatnya. "Udah biasa digini in, jangan marah Za" batinnya menyemangati.

Lyza bangkit dan menatap Athan intens, dan tersenyum seakan Athan tidak mengucapkan apapun.

"Itu panggilan sayang buat gue ya kak? Uuuhh makasih. Makin sayang deh sama Kak Athan." Ucap Lyza berhambur memeluk Athan dengan erat.

"I love you kak," lanjutnya dalam pelukan Athan, Lyza meneteskan air mata. Dengan cepat ia mengusapnya sebelum Athan mendorongnya menjauh.

"Dasar cewek gila!" Umpatnya lagi dan meninggalkan Lyza begitu saja.

Lyza memandang punggung Athan yang kian menjauh, ingin ia mengejarnya. Namun, kakinya terasa kelu. Isakan sedikit keluar dari mulutnya, dengan cepat ia berlari memasuki toilet. Dia menangis.

***

"Kalian mau kemana lari-lari, kek di kejar anjing gitu," tanya Athan saat melihat kedua temannya berlari ke arahnya.

"Bukan dikejar. Tapi, mengejar babonnya anjing" balas Tama.

"Kuker amat hidup kalian," Ucap Athan.

"Kenapa? Lo mau ikutan?" Tanya Revan.

"Dih! Gue masih waras buat nyari kegiatan yang lebih bermutu,"

"Lo lupa Rev? Kan Babonnya itu si Athan. Masa dia mau ngejar dirinya sendiri? Haha," ejek Tama.

"Kok gue?" Heran Athan.

Ucapan mereka terhenti saat Risky berlari menyusul di barisan terakhir. "Hah hih huh heh hoh" ujar Risky menetralkan deru napasnya.

"Bengek Lo Ky?" Tanya Revan.

Risky menggeleng, "Gua netralin napas bego!"

"Eh bego! Nggak gitu juga kalik,"  ujar Tama dengan menonyor kepala Risky. Membuatnya mendelik tajam. "Biarin, paru-paru gua, mulut-mulut gua, napas-napas gua, hidup juga hidup-hidup gua. Masalah buat Lu? Lu bukan separuh napas apalagi separuh hidup gua, jadi kagak usah banyak komen."

"Sarap nih bocah,"

"Kagak usah baper, cowok baperan? Ganti kelamin sono!

"Gitu aja baper"

Risky menarik napas dalam, "Emang ya, setelah adanya kata 'Baperan'. Orang jadi lupa caranya minta maaf." Ucapnya.

Semua saling tatap, dan menatap Risky. Sedangkan yang ditatap balas menatap. "Apa? Ada yang salah? Kalo kagak ada, mending sekarang telaktirin gua makan. Gua laper anjir, dari tadi gua dikerjain. Nggak Kalian nggak Lyza sama aja!" Dumal Risky membuat Tama dan Revan seakan ingat dengan tujuannya mencari keberadaan Athan dan Lyza.

"Tai Lo Ky! Bilang aja Lo minta telaktiran." Umpat Tama.

"Kagak perlu puitis dulu, Lo minta Athan pasti langsung ngasih kok" lanjutnya melirik ke arah Athan yang kini memutar bola matanya jengah.  "Gue lagi yang kena," lirihnya.

"Ayok lah ke kantin, hari ini gue telaktirin kalian" balas Athan berjalan mendahului mereka.

"Wihhh tumben nih"

"Nah gitu kek dari tadi, jadi gua kagak repot-repot puitis kek gitu. Malu anjir!"

"Heleh, dah lah yok" ajak Tama mengapit kepala Risky. Dan berjalan kembali ke kantin.

Di kantin_-

"Lo ngapain sama Lyza di toilet?" Tanya Revan.

Athan tak menjawab, ia fokus memakan mie ayamnya.

"Jangan bilang kalian tadi mojok?"

"Gue kagak ngapa-ngapain."  Balas Athan tanpa menghentikan makannya.

"Gilaaaak!" Seruan Risky membuat mereka menatapnya.

"Gilak sih ini, liat deh" ujar Risky menyerahkan ponselnya yang menampilkan sebuah pemutar video.

Kini tatapan tertuju ke arah Athan, si tokoh utama dalam video tersebut.

"Than? Gue nggak nyangka," ucap Tama.

Athan menyerngitkan dahinya pertanda ia bingung. "Apa?" Tanya nya. Saat tatapan mereka mengintimidasinya. "Lu mojok kan tadi sama Lyza?!" Ucap Risky.

"Lyza dalam bahaya!" Ujar Tama menggebrak meja kantin beruntung lah kantin tengah sepi.

"Dan Lo biang nya!" Lanjutnya menunjuk Athan.
.
.
.
..
.
Video apa ya kira-kira? Kalian penasaran? Tunggu part selanjutnya 🥰

Salam anget❤️Cicimeng❤️

Kamu bukan separuh napas, apalagi separuh hidupku.

Fatkhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang