ℙ𝕒𝕣𝕥 𝟙

122 4 0
                                    

𝙃𝙖𝙞

𝙄 𝙝𝙤𝙥𝙚 𝙮𝙤𝙪 𝙡𝙞𝙠𝙚 𝙞𝙩 

𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 :)
.
.
.
.
.
Hari ini aku akan pergi ke rumah nenekku. Pagi tadi orang tuaku pergi keluar kota, pergi terburu-buru tanpa persiapan. Karena itu mereka menyuruh aku ke rumah nenek. Alasannya supaya ada yang menemani dan menjagaku. Mereka takut aku tidak akan baik-baik saja kalau aku sendirian di rumah.

Sekarang kereta yang aku naiki sudah mulai berjalan. Ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang, rumah nenekku jauh dari kota tempat tinggalku. Kereta ini lumayan sepi dari biasanya, mungkin karena hari biasa. Dari pada aku hanya diam saja lebih baik aku main game, lumanyan menghilangkan rasa bosan di perjalanan.

Akhirnya aku samapi juga di stasiun terdekat dari rumah nenekku dan ini baru setengah perjalanan. Rumah nenekku masih jauh dari stasiun ini, untuk sampai ke sanaaku harus naik angkutan umum kemudian jalan kaki sejauh 3 Km. Membanyangkannya saja aku sudah tahu itu akan sangat melelahkan. Ini pertamakalinya aku pergi ke rumah nenek sendirian.

Aku kira jalan menuju rumah nenek hanya jalan lurus dan melewati beberapa belokan. Tapi jalan ini mendaki sejauh 3 Km. Aku lupa kalau jalan ke rumah nenek mendaki, aku sudah lama tidak ke sana jadi aku kurang ingat. Nafas ku benar-benar sesak sekarang aku butuh air. Walaupun aku sempat menumpang dengan motor atau mobi bak yang lewat tapi tetap saja ini sangat melelahkan.

Sekarang aku sudah di teras depan rumah nenek aku benar-benar kelelahan, ini akibat aku jarang olahraga. "Assalammuallaikum... nenek!". Memanggil dengan tenaga yang tersisah. Menunggu beberapa saat tapi tidak ada tanda-tanda nenek.

"Assalammuallaikum... nek..nenek.. ini aku Shinta." Masih tidak ada jawaban dari dalam rumah. Bahkan tidak terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke pintu. Apa aku salah rumah ya, tapi ini benar rumah nenekku. Terakhir aku ke sini tidak ada perubah yang drastis dari rumah nenek, hanya warna catnya saja yang sudah memudar dan di kelilingi oleh pohon-pohon yang tinggi membuat kesan terhadap rumah ini semakin seram.

Aku merasa ada yang memerhatikanku dari arah pohon di kanan rumah, apa ini perasaanku saja. Tapi samar-samar aku mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahku. Perlahan aku menoleh ke pohon itu, namun belem sempat melihat. "Shinta, kamu udah sampai ya." Mendegar itu aku langsung membalikkan badan menghadap ke arah suara itu. Aku melihat nenek yang sedang berdiri beberapa langkah dariku.

"Astagfirullah, nenek lupa kalau kamu ke sini. Kamu udah lama nunggu ya, pasti capek habis jalan jauh. Maaf ya nenek lupa, ayo...ayo masuk." Nenek berjalan mendekat ke arahku. Sebelum nenek membuka pintu aku memberi salam pada nenek. Kemudian nenek membuka pintu dan menyuruhku masuk.

Pertama kali aku masuk ke rumah mataku langsung menelusuri isi rumah, tidak ada perubahan dari rumah ini, tetap sama saat terakhir kali aku ke sini. Rumah ini benar-benar sepi dan sunyi. Penuh dengan barang-barang antik zaman dulu, menambah kesan klasik rumah ini. "Shinta kenapa berdiri di situ, Kamu pasti capekkan ayo sini duduk dulu tasnya ditarok dulu itukan berat. Nenek buatin teh hangat dulu ya." Suara nenek membuatku tersadar dari lamunanku.

"Eh iya nek, ga usah buatin teh. Shinta mau langsung mandi aja. Kamarnya masih yang dulukan?" Saat ini aku tidak mau minum teh, yang aku butuhkan sekarang adalah mandi dan makan. Badanku sekarang sangat lengket dank arena keringat, aku benar-benar lapar sekarang.

"Ya udah kalau gitu, kamar kamu masih di sana. Sambil nunggu kamu mandi nenek siapin makanan dulu ya." Setelah nenek menunjukkan kamarku, nenek pergi ke dapur. Aku kemudian berjalan mendekati pintu kamarku. Sebelum membukan pintu aku melihat pintu di seberang kamarku. Kamar yang tidak pernahku masuki selama aku di sini. Nenek dan keluargaku selalu melarang siapa pun yang ada di rumah ini untuk tidak masuk ke kamar tersebut. Sebaiknya sekarang aku mandi dari pada memikirkan kamar itu. 
.
.
.
.
.
𝕋𝕠 𝕓𝕖 ℂ𝕠𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖𝕕

𝙈𝙖𝙖𝙛 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙮𝙥𝙤 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙚𝙗𝙖𝙧𝙖𝙣 

𝙏𝙝𝙖𝙣𝙠 𝙮𝙤𝙪 𝙛𝙤𝙧 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 :)

𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙆𝙤𝙢𝙚𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙇𝙞𝙠𝙚 ;)

Secret RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang