Viona, siswi kelas 2 SMU yang tukang belanja alias shopaholic.Tiada hari tanpa belanja baginya dan tiada hobi selain belanja untuknya.Bahkan, dia lebih memilih belanja daripada pergi ke salon.Di sekolah pun, pikirannya selalu melayang, memikirkan barang-barang bagus nan mahal yang harus dimilikinya saat itu juga.Saat bel pulang berbunyi, dia langsung berlari keluar, masuk ke mobil, lalu pergi ke mall terdekat.Terkadang dia pergi bersama teman, tapi dia lebih sering pergi sendiri.Banyak orang tidak menyukai sifat buruk Viona ini.Mereka yang tidak suka sudah sering mengomentari dan menasehati Viona.Tapi, Viona tidak mau dengar dan hanya bilang "Aku nggak selalu belanja kok, kadang-kadang cuma liat-liat doang!".Orangtua Viona juga sudah sangat sering menasehati Viona.Memang, sih.. Viona belanja dengan uangnya sendiri yang dia dapat karena dia seorang model majalah remaja yang cukup terkenal, tapi seharusnya semua uang itu dia tabung untuk masa depannya nanti.Sebenarnya, Viona baru menjadi shopaholic sejak dia menjadi model majalah remaja itu.Dia sudah terpengaruh dan tidak ada yang bisa merubah sifat buruknya itu, hingga di suatu pagi yang dingin di sekolah, Andi menghampiri Viona.Andi adalah orang yang menyukai Viona di kelas.Andi orang yang baik, cerdas, lucu, cukup populer, menyenangkan di kelas dan di sekolah Viona.Sayangnya, Viona terkadang tidak peduli pada Andi akhir-akhir ini, padahal dia juga menyukai Andi sejak dulu.Yep, karena belanja. "Vi.." kata Andi.
"Hmm?" Viona merespon.
"Lo mau ke Mall bareng Gue nggak?" kata Andi.
"Mau, mau!!" mata Viona berbinar-binar.
"Tapi ke 'toko buku' bukan 'toko baju'.." kata Andi.
"Kalo gitu Lo pergi aja sendiri.." kata Viona kecewa.
"Kan Lo sahabat Gue, Vi.. Makanya Gue ngajak Lo.." kata Andi.
"Ada apaan sih di Toko Buku??" kata Viona.
"Gue mau beli buku buat ujian kenaikan kelas nanti, kan kita mau naik ke kelas 3, jadi nilai harus kita maksimalin sebisa mungkin.." kata Andi.
"Alaaah, ujian doang.. Buat apa sih, Ndi?? Ini juga Gue nggak pake ujian juga bisa belanja, have fun, gak usah repot..!!" kata Viona.
"Viona! Sadar, Vi! Yang bikin lo jadi Miss Lollyteen di majalah itu tuh, nilai akademik lo di sekolah dulu, Vi! Nyadar Lo!" kata Andi mulai kesal.
"Oh ya? Emang siapa yang suka sama cewek pinter tapi nggak gaul kayak Gue dulu?? Siapa yang bakalan suka sama cewek yang tiap ke mall ke toko buku kayak Gue dulu?? Siapa yang suka sama cewek yang jarang belanja kayak Gue dulu?? Siapa??" kata Viona gusar.
"Gue!!" kata Andi keras, yang memicu kerumunan dari teman-teman sekelasnya.
"Gue suka sama Viona yang dulu! Gue suka sama Viona yang blom jadi tukang belanja! Gue suka sama Viona yang pinter dan sering ke toko buku kayak dulu!" lanjut Andi.
"Lo.. Lo suka sama Gue dulu? Jangan bercanda Lo! Gak lucu.." kata Viona.
"Nggak, Gue nggak bercanda.Gue emang suka sama Lo, sampe sekarang.Tapi, Lo banyak berubah sekarang.Lo udah bukan Viona yang Gue kenal.." kata Andi. "Jadi?" kata Viona menunggu apa yang akan dikatakan Andi.
"Jadi, Gue mau minta maaf karena Gue pernah suka sama Lo.Gue tau Gue salah.Dan, mulai detik ini, Gue nggak akan pernah suka sama Lo lagi.Kecuali, kalo emang itu harus dilakuin, mungkin Gue bakalan tunggu sampe Gue bisa ngembaliin perasaan Gue lagi ke Lo.." kata Andi lalu berjalan keluar kelas.
Viona terdiam.Dia tidak percaya apa yang baru saja dikatakan Andi tadi.Dia secara tidak sengaja, sudah menyakiti hatinya sendiri dan menyakiti hati Andi.Kerumunan teman-teman sekelas Viona dan Andi tadi mulai berbisik-bisik.Mereka mulai membenci Viona yang hatinya bagaikan logam itu.Viona diam sepanjang hari itu, tidak memikirkan tentang belanja.Di kelas, Andi tidak menengok ke arah Viona seperti biasa.Viona merasa bersalah sekaligus sedih.Tiba-tiba, dia tersenyum.Dalam pikirannya, dia berencana akan pergi ke Mall hari ini.Dia akan belanja untuk terakhir kalinya dan menutup rekening ATM-nya.Dia akan menabung uang gajinya di orangtuanya untuk masa depannya nanti.Mulai besok, dia tidak akan pernah belanja lagi dan hanya akan pergi ke Toko Buku jika pergi ke Mall.Yah, dia bertekad melakukannya..
KRINGG!!!
Bel pulang berbunyi, sudah pukul 15.20 sekarang.Viona pun buru-buru keluar kelas, menuju mobil, di tempat parkir.Saat Viona keluar, angin dingin menerpanya.Langit diluar berwarna kelabu seakan sudah penghujung hari.Udara masih terasa dingin seperti tadi pagi.Tiada hujan, tapi angin bertiup dengan kencang seolah-olah ada badai. Viona agak ketakutan, perasaannya mulai tidak enak.Rasanya, seperti ada sesuatu yang akan dia lepas nanti.Tapi.. apa?
"Ayo, non Viona.." kata pak Mudin, sopir Viona.
"Eh, iya.." lamunan Viona buyar.
Dia pun masuk ke dalam mobil dan segera pergi ke Mall.Tekad Viona sudah bulat.Dia akan berubah.Dia tidak akan mengecewakan orang-orang di sekelilingnya lagi..
Sesampainya di Mall, dia segera belanja barang-barang terakhir yang diinginkannya lalu dia pergi ke bank swasta tempat rekening ATM-nya akan ditutup.
"Yakin, Mbak?" kata pegawai bank yang melayani Viona.
"Yakin!" kata Viona tegas.
"Nggak akan mati tanpa kartu ATM, nih.. Mbak?" kata pegawai itu.
Wusss, entah dari mana, tiba-tiba ada angin menerpa Viona.Ah, mungkin AC-nya nyebar tuh anginnya, pikir Viona dalam hati walaupun dia jadi agak takut karena ucapan si pegawai bank.
"Mati? Jangan ngomong gitu dong, Mas.." kata Viona gemetar.
"Yaudah, terima kasih ya, Mbak.. Terima kasih sudah memakai jasa bank kami.. Datang lagi, ya!" kata pegawai itu menyerahkan sisa uang Viona di rekeningnya.
Viona lalu berjalan keluar.Di sebelah Bank, ada Toko Buku.Dia tertarik, lalu melihat-lihat buku yang ada di display depannya.Di salah satu display, ada majalah remaja yg memuat Viona di covernya.
"Ekhem.." kata seseorang di belakang Viona, Andi!
"Andi!!" Viona berteriak senang lalu memeluk Andi.
Andi bingung tapi Viona menceritakan semuanya lalu Andi tersenyum.
"Dasar.." Andi mengacak rambut Viona.
"Hmm.. Mau ke toko buku?" tanya Andi. "Mau! Tapi Gue mau masukkin 'belanjaan terakhir' ke mobil dulu, ya.." kata Viona.
"Hati-hati, ya.." kata Andi khawatir.
"Kenapa, Ndi?" tanya Viona pelan.
"Perasaan Gue dari tadi gak enak deh.." kata Andi.
"Eh, sama! Perasaan Gue juga nggak enak dari tadi.." kata Viona.
"Mau Gue aja yang bawain ke mobil?" kata Andi.
"Jangan! Gue aja, lo tunggu aja disini jangan kemana-mana.Ok?" kata Viona.
"Ok.." kata Andi.
Viona menuruni eskalator, di dekat eskalator, Andi menghadap ke arahnya dengan kuatir.
"Andi!" panggil Viona.
"Iya?" kata Andi.
"Makasih, ya!" katanya sambil melambaikan tangan.
Andi balas melambai.Tiba-tiba, tali dari kantong belanja Viona lepas satu lalu tersangkut dan mulai tertarik kedalam eskalator.Pergelangan tangan Viona yang terikat dengan ujung tali itu juga ikut tertarik ke dalam eskalator.Viona mulai panik.Tangannya masuk ke dalam sisi eskalator sampai ke lengannya.Sebentar lagi, eskalator akan mencapai anak tangga terakhir.Viona berteriak histeris di ujung eskalator.Andi terkejut dan menuruni eskalator yang panjang itu untuk menolong Viona.Namun terlambat, Viona sudah tergiling di eskalator paling bawah.Sisi eskalator yang tajam dan penuh listrik membuat tangan dan tubuh Viona mulai hancur.Darah terciprat kemana-mana.Suara teriakan Viona sudah tidak terdengar dan tergantikan dengan jeritan histeris pengunjung Mall di dekat situ serta suara tangis penyesalan Andi yang tidak sempat menolong Viona bersama belanjaan terakhirnya yang merupakan belanjaan mautnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfortunate
HorrorKeberuntungan. Semua orang punya itu saat mereka dilahirkan. Dan sampai mereka dikuburkan. Tapi tidak semua keberuntungan menghinggapi nasib orang-orang. Kadang, nasib seseorang bisa jadi sangat beruntung atau justru..... tidak. Unfortunately, kita...