Heboh

27 1 0
                                    

Vera, Jihan, Alan, Putri, dan Gerald adalah orang-orang paling heboh di kelas 11-6. Bahkan ketika ada guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran, mereka sibuk mengobrol. Mereka sudah sering dihukum. Tapi mereka tidak dikeluarkan dari sekolah. Maklum, orangtua Vera itu pemilik yayasan sekolah mereka. Para guru dan teman-teman di kelas bahkan di seluruh sekolah merasa sebal dengan sikap mereka. Masalahnya mereka itu memiliki tata krama yang buruk. Buruk sekali. Mereka sering memperolok orang. Dan mereka merasa yang paling berkuasa di sekolah. Jika ada yang protes, langsung akan dibully. Hii..
"HAHAHAHAHA!! Gila ya, Ver. Gue tuh baru kenal dua jam sama tuh bule trus dia langsung nembak Gueeee.," kata Jihan, tertawa keras.
"SERIUS?! HAHAHA, lo kasih pelet apaan tuh bule kok mau aja sama Lo?!," kata Vera.
"Ke dukun mana Loooo?!," sahut Gerald.
"Alan mau dikemanain, Jihann?," kata Putri.
"Ke laut kali yeee.," kata Vera.
"Hahaha. Ya nggaklah.," kata Jihan.
"Senangnya dalam hati, bila berpacar duaa. Yang satu bule, yang satu burik. I say i love you. JAHAHAHA!!," kata Gerald, ngakak.
"Enak aja looo, gini-gini gue bule juga.," kata Alan.
"Bule gagal, Lan. WAKWAKWAK.," kata Vera.
"Kurang ajar lo semua!!," kata Alan nyengir, menjitak kepala teman-temannya.
Mereka pun tertawa keras dan bertingkah berlebihan seakan lima orang itu beranak pinak sampai seribu orang. Berisik sekaliiii. Bu Sri, yang merupakan guru biologi, dan sedang mengajar mereka, tertunduk lemas. Mau sampai kapan dia dan orang-orang diremehkan begini. Rasanya nyeri sekali..
Pulang sekolah, geng heboh berkumpul di cafetaria dekat rumah Jihan.
"Eh guys, kenapa sih orang-orang tuh pada nyebelin banget.," kata Putri tiba-tiba.
"Emang orang-orang pada nyebelin. Baru nyadar Lo?," kata Alan.
"Ya kalo ngeliatin kita tuh gimana gitu, kayaknya sebel banget sama kita.," kata Putri.
"Iri kali, Put.," kata Vera.
"Yoi, kita kan famous. JAJAJAJA.," kata Jihan.
"Apalagi kan Gue ganteng banget, jadi orang pada jealous gitu liatinnya. Yang cewek pada demen semua sama Guee.," kata Gerald.
"YHEUUUUUU. Pede banget Loooo!!.," yang lain menyoraki Gerald, keras.
"Gantengan juga Gueeee. JAHAHAHAH.," kata Alan.
"YHEUUUUU.," sorak geng heboh lagi.
"Permisi, mau pesan apa ade-ade sekalian?," kata seorang pelayan cafetaria.
Sontak, geng heboh langsung menatap tajam si pelayan cafe.
"WHATTT? 'Ade'?! Mata lo katarak ya. JAHAHAHAHAHA.," kata Gerald.
"Buta kali, Ge. HAHAHAHA!!," kata Jihan dan Vera.
"Matanya lagi hamil kali, guysss. HAHAHAHA!," timpal Putri.
Si pelayan tampak merasa sedih lalu berlalu masuk ke dapur cafe. Para pengunjung cafe itu menatap geng heboh tajam.
"Yang namanya 'ade' mah itu tuh!!," kata Alan menunjuk seorang pengunjung perempuan, yang merupakan adik kelas di sekolah mereka. Yang ditunjuk pun spontan menengok.
"De, De!!," panggil Alan.
Adik kelas itu menghampiri Alan dan geng heboh.
"I.. Iya, kak?," kata si adik kelas.
"Pesenin minuman kita dong!!," kata Alan.
"Ta.. Tapi aku lagi makan sama mama aku, kak?," kata adik kelas yang berambut sebahu itu.
"Mau Lo lagi makan sama ade Lo kek, sama pacar Lo kek, siapa kek, bodo amat pokoknya pesenin!!," gertak Gerald.
Vera, Jihan, dan Putri tertawa keras.
"Udah udah, pesenin ya dek. Pake duit Lo dulu, ntar digantiin.," kata Alan.
"Kok malah dibelain sih, Lan?!," kata Gerald dan geng heboh protes.
"Udah, udah.," namun ketika mereka melihat Alan mengedipkan mata, mereka berhenti protes.
"I.. Iya kak.," kata si adik kelas.
Geng heboh menyebutkan pesanan mereka yang sama hebohnya dengan mereka. Si adik kelas susah sekali menghafalnya, namun akhirnya ia pergi ke kasir dan menyebutkan pesanan mereka. Dia pun membayar semuanya dan kembali makan bersama mamanya.
"Lan, dia kan Dhena ya, yang suka sama Lo dari SMP?," kata Vera.
"Iya gue udah tau.," kata Alan.
"Trus kenapa kamu belain dia tadi, ishhh.," kata Jihan.
"Aku punya rencana sayangg.," kata Alan.
Mereka berbisik-bisik, lalu tertawa heboh. Heboh sekali....
Selesai makan, mereka memanggil si adik kelas, mamanya sedang ke toilet.
"Dhena, Dhena!! Sini deh.," kata Alan.
Muka si adik kelas alias Dhena bersemu merah.
"Ngg.. Kakak tau nama aku?," kata Dhena.
"Yaiyalah! Lo kan suka sama Gue dari SMP!!," kata Alan.
Dhena kaget.
"Tau, dasar perusak hubungan orang!!," kata Jihan.
Jihan menyiram jus ke kepala Dhena.
"Dasar ade kelas sok cantikk!!," kata Vera menyiram Dhena dengan ice cappucino nya.
"Tau kepedean banget sih Looo!!," kata Putri menuang saus tomat ke kepala Dhena.
Kejadian itu berlangsung sangat cepat, orang-orang terkejut namun sudah terlambat untuk menolong. Dhena mulai menangis.
"Emangnya Alan mau sama Loo!!," kata Gerald menuang froster yang super dingin ke kepala Dhena.
Alan menghampiri Dhena dengan muka iba. Dhena menatapnya, meminta perlindungan. Namun muka Alan berubah 180 derajat.
"N-A-J-I-S!!!," kata Alan menuang mayonaisse semangkuk penuh.
Mereka pun bersiap kabur setelah melakukan perbuatan keji itu.
"Kalian akan tau rasanya kehilangan kehebohan kalian, liat aja nanti!," teriak Dhena, menangis keras.
"Bodo!! HAHAHAHAH.," kata geng heboh.
Mereka pun berlalu meninggalkan cafe itu..
Malam harinya mereka saling mengobrol di sosmed.
"Guys, kita bikin berita bohong yukk.," kata Putri.
"Berita bohong gimana?," kata Vera.
"Jihan hamillll.," kata Gerald.
"Alan kerja jadi kuli!!," kata Jihan.
"Putri meninggal!," kata Alan.
"Eh bagus tuh!," kata Putri.
"Eh bercanda, Put-_-..," kata Alan.
"Eh ayo ah, pura-puranya Putri tabrakan," kata Vera.
"Ayo kita nulis status yukk.," kata Alan.
Mereka pun menyebar berita bohong tentang kematian Putri.
Warga sekolah pun turut berduka cita mendengar kabar itu.
"Hah serius? Rest in peace ya putriii.,".
"Turut berduka cita ya.,".
"Kita harus respect walaupun sikap mereka kadang kurang menyenangkan, rip Putri:'(".
"Serius ituu?,".
"Innalillahi.,".
Seluruh warga sekolah percaya akan kabar bohong geng heboh.
Keesokan harinya, warga sekolah sudah menyiapkan berbagai simpati karena kabar Putri meninggal. Tapi melihat Putri ternyata masuk sekolah dengan sehat walafiat, mereka kesal bukan main. Mereka semua marah dan menganggap geng heboh sudah keterlaluan. Seperti biasa, geng heboh tertawa keras.
"HAHAHA MEREKA KETIPU!!," kata Alan.
"EMANG BODOH YA KALIAN SEMUAA!!," kata Vera keras.
"HAHAHA. Puas bangetttt!!," kata Jihan.
"Eh si Putri mana kok ngilang dia?!," kata Gerald, menyadari ketidakberadaannya Putri.
"Itu Putri!," kata Vera, menunjuk sosok Putri di dekat tiang bendera.
"WOYY, PUTTT. Ngapain Lo disitu?," kata Jihan.
"Putri Ilanggg! Ngapain lo disitu, kirain Gue lo mati beneran, abisnya ngilangg! WAKAKAKAK.," kata Gerald.
"Menghormati jasa-jasa Gue, kan Gue udah mati! HAHAHAHAHAH!!," kata Putri, tertawa keras.
"HAHAHA. Turut berduka cita yaaahh. HAHAHAAHHA!!," kata Alan.
"Putri bangkit dari kuburrrr!! HAHAHAH!!," kata Vera.
Tiang bendera di sebelah Putri berderit perlahan. Tiang bendera itu tidak dipakai untuk upacara senin kemarin. Besinya berkarat karena terlalu sering kehujanan. Tiang itu mulai bergoyang tertiup angin. Geng heboh menyadari keanehan tiang bendera itu.
"Put, ati-ati itu tiang benderanya mau jatoh!," kata Vera dan Jihan.
"Emangnya kenapa?! Gatakut gueee!! HAHAHAH.," teriak Putri keras.
Tiang bendera mulai goyah, bergetar karena teriakan Putri yang begitu keras. Tiang pun mulai tumbang.
"PUTRI AWAS!!," kata geng heboh, berteriak heboh.
Putri cengengesan lalu berteriak kencang sekali, "AAAAHAHAHAH. Emang kenapa?! Gabakalan mati ini kan?!,".
PREK!! Tepat setelah Putri bialng begitu, besi penyangga tiang bendera patah. Mungkin tidak kuat menahan beban yang begitu berat. Ubun-ubun Putri tertimpa tiang itu seketika. Kepalanya hancur, darah bercipratan kemanamana. Tubuhnya terbenam ke dalam tanah lapangan upacara, layaknya paku yang sedang dipalu kedalam dinding. Warga sekolah melihat kejadian itu dengan ngeri bercampur heran. Putri termakan omongannya sendiri. Geng heboh berteriak heboh sekali. Mungkin itu teriakan paling heboh seumur hidup mereka, karena sejak kejadian itu mereka tidak pernah bertingkah heboh lagi dan menjadi orang-orang paling senyap di sekolah mereka...

UnfortunateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang