Death Inquisitor

Death Inquisitor Chapter 381-390

Death Inquisitor Chapter 381: new goalSettings

"Tidak, jangan datang!" Seorang gadis dengan kostum hitam melihat ke belakang dengan ngeri.

"Hei, gadis cantik, jangan berpura-pura menjadi begitu murni. Jam berapa sekarang? Ada yang ada hubungannya dengan sekretaris, tidak ada hubungannya dengan sekretaris. Kamu belum tahu? Karena kamu melamar menjadi sekretaris, kamu harus siap untuk itu. . "

Di kantor manajer umum sebuah pusat perbelanjaan, seorang lelaki setengah baya perak tersenyum, mendekati seorang gadis muda.

"Ayo, biarkan aku mencicipi tubuh dan wangi wangimu. Ini sangat indah! Jika kamu takut, hanya berteriak, isolasi suara di kantor ini baik!"

"Tidak, manajer umum, aku mohon, aku sudah punya pacar, lepaskan aku."

Seorang gadis dengan rambut acak-acakan di kostum hitam mundur tanpa daya ke sudut kantor.

Ad

Bunga pir dengan air mata di wajah Qingxiu penuh dengan permohonan.

Di depannya adalah seorang pria paruh baya yang tidak memiliki cara untuk melarikan diri.

Stoking di kaki patah lubang, tombol di dada juga jatuh, dan kulit putih menjulang.

Pria paruh baya itu menjilat bibirnya, tampak bersemangat dan bersemangat: "Tinggalkan kamu sendiri? Kenapa aku harus membiarkanmu pergi."

Terus mendekati.

Gadis itu panik, memegangi dadanya, menggelengkan kepalanya dengan putus asa: "Tidak ...".

Nasib sepertinya ditakdirkan.

Tapi saat itu, jendela kantor tiba-tiba pecah!

Suara ping pong terdengar.

Pria paruh baya itu berbalik tanpa sadar dan melihat.

Tetapi tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

Tampaknya itu hanya fragmentasi yang disebabkan oleh kualitas kaca.

Tetapi ketika dia berbalik lagi dan ingin terus menggoda sekretaris kecil yang malang itu, dia tiba-tiba mengencangkan pupilnya!

"Manusia! Sialan!"

Di sudut, sosok sekretaris wanita itu pergi.

Sebuah surat undangan hitam menggantikan sekretaris wanita yang seharusnya berada di sudut dan muncul di depan pria paruh baya itu.

Fon berdarah di atasnya membuatnya gemetar dan bergetar.

"Kematian ... Undangan Kematian ... Tidak ..."

Dia duduk lumpuh.

Kemudian dia memanjat dan mengambil surat undangan, gemetar dan bergetar.

Saya terus bermeditasi di hati saya: "Pasti palsu, pasti palsu!"

Tetapi ketika dia melihat tumpukan kejahatan yang dia lakukan, dia tampak pucat.

Rasa dingin naik dari tulang belakang ke bagian atas kepala!

"Sungguh, itu benar-benar undangan! Hahahaha ..." Tiba-tiba dia tertawa, lalu menangis dan tertawa: "Apa yang harus aku lakukan, aku akan mati, aku akan mati!"

Setelah menangis begitu lama, dia tiba-tiba berhenti.

"Tidak, aku tidak sabar menunggu mati seperti ini, aku masih memiliki banyak kehidupan tanpa menjadi pintar, aku ingin menyelamatkan diriku sendiri."

Dia bergegas keluar dari kantor.

Rekan-rekan di luar tampak aneh.

Tapi di mata ini, jijik adalah yang utama.