Satu hal yang ku sukai ketika melayani pelanggan-pelangganku tercinta adalah ketika mereka sudah menyamankan diri mereka untuk bercerita semua hal, entah cerita itu adalah gosip murahan para publik figur atau masalah pribadi mereka sendiri. Dari situ aku bisa menganggap mereka menspesialkan diriku. Aku merasa bukan hanya seorang tukang nasi goreng biasa. Dari cerita mereka pula aku banyak mengambil pelajaran, ilmu, dan beberapa solusi dari beberapa masalah yang dibahas. Dan dari semua topik pembicaraan yang diceritakan para pelangganku, ada beberapa topik yang menginspirasiku, hingga aku masukkan kisah-kisah mereka dalam bab-bab yang tertuang di sini. Salah satu dari kisah yang ku sukai ada dalam cerita yang akan ku ketik ini.
Toma atau mas Tom, biasa aku serta orang-orang memanggilnya, adalah pelanggan yang telah menyamankan urusan pribadinya pada seorang tukang nasi goreng sepertiku. Awalnya aku tidak begitu menanggapi apa yang dia obrolkan, saat itu lebih asik menjadi seorang pendengar saja tanpa ikut campur urusan orang. Tapi karena setiap mas Tom datang, tak pernah ku lihat dia menutup mulut 'ember'nya. Ada saja yang dia bicarakan. Hingga ada satu topik yang membuatku tidak hanya menjadi pendengar tapi mulai naik level menjadi pemberi solusi. Saat itu ialah ketika pria berkepala plontos ini mulai jatuh cinta pada seseorang.
"Kenapa malu mas Tom? Kalau suka ya bilang saja. Gitu aja repot" kataku ketika dia bilang bahwa dia malu untuk menyatakan perasaannya
"Saya malu mas. Saya merasa umur saya sudah terlalu tua untuk menyatakan cinta. Umur kami terlampau jauh masalahnya. Saya takut dia menolak karena alasan itu" jelasnya.
"Umur jangan dijadikan alasan 'atuh' mas" kataku lagi.
Untuk ukuran mas Tom, sebenarnya dia tidak terlalu tua. Tapi mungkin karena orang yang disukai umurnya jauh di bawah dia, membuat pegawai bank swasta tersebut menyembunyikan perasaannya. Menurut cerita mas Tom sendiri, orang yang disukainya itu masih duduk di bangku sekolah, kelas 2 SMK. Bandingkan dengan umur mas Tom yang sudah menginjak kepala 3 akhir. Pastinya banyak yang harus difikirkan daripada sekedar mengucap kata cinta. Karena pastinya dua usia ini mempunyai niatan yang berbeda pada hubungan percintaan mereka. Biasanya manusia seumuran mas Tom pastinya membina hubungan dengan seseorang menuju jenjang pernikahan, tidak seperti anak ABG yang masih panjang perjalanan hidupnya.
"Bagaimana mas Andi? Tolong solusinya dong. Saya kepikiran dia terus tiap hari" rengek mas Tom, membuat adukanku di penggorengan berhenti sejenak.
"Ya sudah gini mas. Mas Tom tinggal bilang aja perasaan mas. Terus coba buat komitmen sama dia. Mas janji akan nikahi dia kalau sudah lulus. Begitu saja coba" usulku seadanya dan melanjutkan menumis nasi yang tertunda tadi.
"Tidak bisa sesederhana itu mas Andi. Dia pasti kaget bahkan lari kalau saya tiba-tiba bicara begitu" katanya lagi.
"Memang mas Tom bisa kenal sama dia itu bagaimana? Sudah berapa lama? Terus kenapa bisa jatuh cinta?" tanyaku sok ingin tahu.
Mulailah dia bercerita asal muasal mereka bertemu hingga sekarang dia jatuh cinta pada anak baru gede tersebut. Berikut adalah cerita versi saya, tidak kurang tapi ada sedikit modifikasi tanpa merubah arti.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama remaja itu Sulis. Pelajar SMK salah satu sekolah kejuruan di daerah Kalimalang. Awal mereka bertemu ketika Sulis dan teman-temannya melakukan praktek kerja lapangan atau biasa disebut PKL. PKL dilakukan sebagai syarat seorang pelajar untuk mengetahui dunia kerja dengan langsung bekerja pada suatu instasi atau perusahaan sesuai dengan jurusan yang diambil di sekolah. Karena Sulis adalah siswa jurusan Manajemen Akuntansi maka dia berkesempatan melakukan PKL di bank tempat mas Tom bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedai Nasgor Mas Andi
Short StoryBercerita tentang Mas Andi, seorang tukang nasi goreng yang tiap malam dagang di rumahnya yang selalu saja mengalami hal-hal yang unik dalam kesehariannya berwirausaha menjadi tukang nasgor. Yuk ah, penasarin cerita-ceritanya Mas Andi.