09

134 18 2
                                    

Harris dan Marisca duduk berdampingan di depan guru bk sekolah ini.Marisca cukup kaget saat guru bk sekarang,adalah teman lamanya.

"Gue gak nyangka lo jadi guru bk, La."

"Jangan pake lo-gue di depan anak kamu,Marisca." Jawabnya dengan datar.Sedangkan Marisca memutar bola matanya malas.

"Jadi,Harris.Kamu anak baru pindahan SMA sebelahkan? Kenapa langsung buat ulah? Beri alasan yang logis." Ucapnya dengan tegas.

Ola,guru bk sekolah saat ini.Teman lama Marisca saat Sekolah Dasar hingga SMA.Ia tak menyangka bertemu Marisca setelah sekian lama,ingin sekali memekik kegirangan karena bersua teman lama.Tapi ia harus menjaga image guru bk-nya yang datar dan tegas.

Harris tampak gugup ingin menjawab apa."Emn,itu dia-"

"Katanya,kamu pura-pura bisu ya?" Tanya Ola kembali memotong perkataan Harris.Ia hanya ingin lihat,bagaimana reaksi mereka berdua.

Ekspresi Marisca lebih terkejut dari Harris.Sedangkan Ola hanya menulis kelakuan Harris di buku spesial sekolah ini.Tau 'kan?

"Ar," Sahut Marisca membuat Harris dan Ola kompak melihat padanya.Marisca menghela nafas kasar dan langsung berjalan meninggalkan ruang bk.

Harris tampak memberi gestur pada Ola,apa yang harus ia lakukan.Ola hanya melirik pintu dan langsung diangguki Harris.Ia dengan cepat menyusul Mamanya dan ingin menjelaskan semuanya.

Harris berlari dan menarik pelan lengan Mamanya,dan beruntung tidak langsung dilepaskan. "Harris,ceritakan semuanya nanti dirumah," ujar Marisca dan kembali berjalan pelan mendahului Harris.

"Iya." Jawabnya pelan.

***

Marisca kini tengah duduk di pinggir kasur dengan mangkuk ditangannya.Ia tetap menunggu Harris yang kini tengah cemas di atas kasur miliknya.

"Jadi?" Sahut Marisca dikeheningan.

"Aku cuman pura-pura," ucap Harris sambil menundukkan kepalanya. "Supaya orang menjauh dari aku."

"Gunanya untuk apa Ari? Kamu itu udah gede,jangan bersikap kekanakan lagi.Coba terbuka sama orang-orang biar muka kamu itu gak keliatan kusam." Nasehatnya panjang lebar.

"Iya," jawab Harris dengan terbata-bata.Air matanya kini luruh seketika karna jika dinasehati dengan datar oleh Marisca,rasanya air matanya itu ingin keluar saja.

Marisca menaruh mangkuk berisikan sup diatas nakas lalu merentangkan tangannya.Harris langsung berhamburan kepelukan Mamanya dan menumpahkan semua air matanya ke bahu Marisca yang mengusap lembut kepalanya.

"Lain kali jangan kayak gitu lagi oke?" Tanya Marisca dan tak direspon sama sekali oleh Harris,dia masih tetap menangis.

Itu ga akan terjadi Ma,maaf.

Kemudian Marisca menangkup pipi Harris yang memerah karna menangis, "udah-udah jangan nangis dulu.Makan ya?" Ucap Marisca dan mengambil mangkuk tadi di nakas dan langsung menyuapkan sesendok kuah hangat sup.

Dengan pelan,Harris memajukan wajahnya dan menyeruputnya dengan pelan juga.Setelah habis,Ia langsung di suruh berbaring dan tidur dengan nyaman.Harris hanya mengangguk sebagai jawaban,dan menutup mata.

Marisca menutup pintu kamarnya pelan,ditangannya sudah ada nampan berisikan mangkuk kosong juga gelasnya.Marisca kembali menghela nafas saat meletakkan nampan di wastafel.Ia merogoh smartphone-nya disaku dan menelpon suami tercinta.

Panggilan awal tak diangkat,mungkin sibuk.Panggilan kedua,dia akhirnya mengangkat telpon dari Marisca.

"Mas,kamu sibuk? Kamu jadi beli hadiah Harris 'kan?"

***

Hanna masuk ke kelas Harris setelah kata "permisi" nya tak direspon sama sekali oleh murid yang sedang piket.Ia memasukkan kotak makan Harris terlebih dahulu dan membawanya.

Sebelumnya,Ia ditelfon Marisca dengan smartphone Harris yang masih di dirinya,Hanna lupa memberikan hp Harris pada pemiliknya.

Bibinya itu berpesan kalau tas Harris tertinggal,dan ia diminta untuk membawakannya pulang.Alasannya karna tadi ada suatu urusan dan terburu-buru.Permintaan Marisca langsung Hanna iyakan,Bibinya itu langsung berterima kasih banyak dan sebagai gantinya,Ia akan dijemput oleh taksi online.

Dan sekarang,Hanna tengah membuka pintu pagar setelah berterima kasih pada driver taksi onlinenya.Bibinya langsung menyambutnya hangat saat ia membuka sepatu.

"Makasih banget yah Hanna,Bibi tadi lupa ngambil tas Harris.Biasa,kelupaan." Ucap Marisca yang dilanjutkan dengan tertawa pelan.

Hanna dengan canggung masuk kembali ke kamar Harris.Ia disuruh mandi dan menukar baju terlebih dahulu lalu makan siang bersama Bibinya.Hanna menarik kursi lalu mendudukan diri senyaman mungkin.Suhu dingin sekarang,sangat cocok untuk memakan makanan hangat.

Ia disajikan sup oleh Bibinya.Ah,sudah lama sekali rasanya ia tak makan sup.

"Gimana sup-nya enak?" Tanya Marisca setelah Hanna menyendokkan sesendok kemulutnya.

"Iya,enak banget.Aku udah lama gak makan sup soalnya." Jawab Hanna.

"Wah bagus deh kalau enak,Bibi juga udah lama ga buat sup ini." Ucap Marisca lalu ia juga mulai menyeruput kuah sup itu.

"Oh iya Hanna,tentang yang tadi.Kamu tau lawannya Harris?" Tanya Marisca dengan penasaran,hanya sekedar penasaran.

"Tau," jawab Hanna.

"Emm,dia kelas dua belas atau?"

"Iya,kelas dua belas sama kayak aku," jawab Hanna.Setelahnya Marisca hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali memakan supnya.





-TBC-

I'm a pinkboy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang