BAGIAN 3

35 11 1
                                    

DON'T GO,

Hari ini aku mengemasi barang-barangku. Memasukkannya ke dalam koper. Aku berencana meninggalkan negri ini untuk memulai kehidupan baruku. Akhir-akhir ini banyak orang yang membicarakanku kembali. Entah karena apa, aku merasa cukup tidak nyaman dengan semua ini. Ku putuskan untuk memesan tiket sekali jalan tadi malam.

Setelah mengemasi pakaian beserta beberapa barang di dalam satu koper yang tidak kecil ini, aku beristirahat sebentar. Meminum secangkir kopi untuk memulihkan tenagaku kembali.

Hari sudah semakin gelap, saatnya aku pergi menuju bandara. Aku bersiap keluar lalu mengunci pintu. Aku membawa koper ini serta satu tas kecil yang aku kalungkan di bahuku. Aku memakai mantel berwarna cokelat muda dengan bahan yang tidak terlalu tebal kemudian kupadukan dengan celana jeans agak ketat berwarna hitam yang panjang. Tak lupa juga aku memakai topi beserta masker andalanku ketika keluar rumah.

Aku perlahan menuruni satu demi satu anak tangga dan mempercepat langkahku.

"Noona!" langkahku terhenti ketika seorang pria memanggilku.

"Kau benar Seoyeon noona kan?" sambungnya mendekatiku.

Benar. Seoyeon. Han Seoyeon adalah nama lengkapku.

Pria itu membalikkan tubuhku, ia agak membungkukkan badannya untuk dapat menatap kedua mataku, "Kau? Mau pergi kemana?" katanya setelah melihat koper ini.

Aku menatapnya perlahan. Ah, dia lah Kai. "Kau? Kenapa kau disini?" aku melihat matanya, tatapannya tidak seperti biasanya, seperti seseorang sedang panik ketika melihatku beserta dengan barang bawaanku.

"Tentu saja aku hendak mengunjungimu, kau tidak ada kabar setelah menelponku seminggu terakhir. Lihatlah, aku bahkan sampai melakukan penyamaran, ini sangat rumit." jawabnya dengan segera melepaskan kacamata hitam dan topinya, sedangkan masker yang menutupi mulutnya ia biarkan tetap pada posisinya.

Aku tertawa kecil, "Bahkan ketika kau menyamar seperti itu, aku pasti tahu itu kau."

Kai tampak membuang napasnya dengan perlahan, "Lalu dirimu? Kenapa membawa koper besar itu? Kau mau pergi kemana?"

Haruskah ku beri tahu dia atau tidak? "Hmm--"

Belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, dia sudah menggenggam pergelangan tanganku dengan erat membawaku, sedangkan tangan satunya yang mengangkat koper besarku dengan kaki yang berjalan cepat. Koper itu berat tapi dia mengangkatnya hanya dengan satu tangan, wow.

"Kita masuk ke dalam mobil, aku khawatir ada yang mengenali kita." katanya, sedangkan aku hanya mengangguk mengiyakan perkataannya.

Setibanya di tempat tujuan, hari sudah sangat gelap. Kai hanya duduk tepat di hadapanku, memandangku sambil meminum minuman soda kalengnya setelah memberikan satu kaleng minuman soda padaku juga.

 Kai hanya duduk tepat di hadapanku, memandangku sambil meminum minuman soda kalengnya setelah memberikan satu kaleng minuman soda padaku juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika suasana cukup hening, aku membuka pembicaraan dengan bertanya kenapa ia membawaku kemari. Kai yang sudah meneguk sodanya itu pun menjawab, "Semua tempat tidak akan aman dari para penguntit selain disini. Tidak ada yang bisa menemukan tempat ini."

FOR LIFE | Lay Zhang (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang